LUMAJANG, KOMPAS.com - Kenaikan harga telur ayam di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, seminggu terakhir rupanya tidak berdampak signifikan terhadap kesejahteraan peternak ayam petelur.
Pasalnya, meski harga telur ayam di Pasar Baru Lumajang sudah tembus Rp 31.000 per kilogram, harga pakan ayam masih tinggi.
Suparman, salah satu peternak ayam petelur di Desa Karangsari, Kecamatan Lumajang, Kabupaten Lumajang, mengaku belum bisa meraup untung meski harga telur sudah naik.
Apalagi, bisnis Suparman baru bangkit setelah dua tahun terakhir dihantam pandemi Covid-19. Sebagian ayamnya habis terjual untuk bertahan hidup selama pandemi.
"Dulu ada 1.500 ekor, sekarang tinggal 700 ekor, banyak yang dijual karena Covid-19 kemarin kan sepi," kata Suparman di rumahnya, Selasa (23/8/2022).
Baca juga: Motor Dirampas Orang Tak Dikenal, Seorang Ibu di Lumajang Terseret di Aspal hingga 20 Meter
Suparman menceritakan, dengan harga Rp 31.000 di pasaran, pedagang membeli telurnya dengan harga Rp 27.000.
Biasanya saat harga normal, telur milik Suparman hanya dihargai Rp 19.000 per kilo.
Meski harga telur sudah naik, pakan ternak juga ikut naik. Setiap karung pakan ternak harus dibeli Suparman dengan harga Rp 476.000.
Suparman menjelaskan, satu karung pakan hanya cukup untuk memberi makan ayamnya selama dua hari.
Peternak ayam petelur itu juga masih harus mencampur konsentrat dengan bahan lain seperti kulit padi dan jagung untuk mengirit pakan ayam.
"Saya campur sendiri supaya lebih hemat pakan, kalau gak gitu ya gak bisa untung," tambahnya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.