Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

590 Petani Diperiksa Maraton Terkait Kasus Korupsi Pupuk Bersubsidi di Madiun

Kompas.com - 19/08/2022, 08:44 WIB
Muhlis Al Alawi,
Priska Sari Pratiwi

Tim Redaksi


MADIUN, KOMPAS.com, - Penyidik Kejaksaan Negeri Kabupaten Madiun mulai memeriksa secara maraton 590 petani terkait kasus dugaan korupsi distribusi pupuk bersubsidi tahun 2019.

Ratusan petani diperiksa untuk dimintai keterangannya terkait jumlah pupuk bersubsidi yang diterima dari pemerintah.

Kepala Seksi Pidana Khusus Kejari Kabupaten Madiun Purning Dahono Putro yang dikonfirmasi Kompas.com, menyatakan, pemeriksaan petani sudah dilakukan sejak pekan lalu yang jumlahnya mencapai ratusan orang.

Baca juga: Batal Diproses Hukum, Dugaan Pelecehan Istri Kasat Lantas Madiun Dianggap Selesai Setelah Mediasi

“Hari ini kami memeriksa 30 petani di wilayah Kecamatan Sawahan. Tetapi total petani yang kami periksa sebanyak 590 orang di seluruh Kabupaten Madiun. Pemeriksaan ratusan petani ini untuk perhitungan kerugian negara yang terjadi dalam kasus ini,” kata Purning, Kamis (18/8/2022).

Dari ratusan petani yang sudah diperiksa, kata Purning, jaksa menemukan tiga fakta.

Salah satunya, penyidik menemukan ada petani yang menerima penuh jatah pupuk bersubsidi, menerima setengah, hingga sama sekali tidak menerima jatah pupuk bersubsidi yang dialokasikan pemerintah pusat.

“Bahkan ada petani yang sama sekali tidak menerima jatah pupuk. Padahal namanya tertulis sebagai penerima pupuk bersubsidi tahun 2019,” tutur Purning.

Terkait peran PPL merekayasa distribusi pupuk bersubsidi lantaran tidak verifikasi lapangan, Purning enggan menjelaskan lebih jauh.

Peran PPL, kata dia, akan disampaikan setelah penyidik menyampaikan siapa saja tersangka dalam kasus ini.

Baca juga: Diduga Tersesat Usai Cari Istri di Sawah, Kakek Boiman Hilang di Hutan Mruwak Madiun

Tak pernah diverifikasi

Muryani, seorang petani asal Desa Cabean, Kecamatan Sawahan usai diperiksa menyatakan, untuk mendapatkan jatah pupuk bersubsidi dirinya hanya menyetor fotokopi KTP dan kartu keluarga kepada pengusaha tebu.

“Dulu hanya disuruh setor KTP dan KK oleh Suwandi (almarhum). Kemudian saya mendapatkan jatah pupuk bersubsidi. Pupuk itu lalu ambil di Pak Suwandi,” kata Muryani.

Muryani tidak mengetahui jumlah pasti pupuk subsidi yang diterimanya. Hanya saja saat itu, total pupuk subsidi yang diterima sebanyak tujuh kuintal.

Baca juga: Saat Bupati Madiun Keliling ke Pasar Bagikan 10.000 Bendera Merah Putih

Menyoal petugas PPL turun memverifikasi ke lahannya, Muryani menyatakan PPL tidak pernah melakukan verifikasi lapangan terkait penerimaan pupuk bersubsidi.

Saat itu dirinya langsung berhubungan dengan Suwandi selaku pengusaha tebu yang mengurus pupuk tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

6 Pria Perampok Rumah Pegawai Koperasi di Malang Jadi Tersangka, 4 Ditangkap dan 2 Buron

6 Pria Perampok Rumah Pegawai Koperasi di Malang Jadi Tersangka, 4 Ditangkap dan 2 Buron

Surabaya
Dalam Sehari, Dua Rumah dan Satu Indekos di Kota Malang Kemasukan Ular

Dalam Sehari, Dua Rumah dan Satu Indekos di Kota Malang Kemasukan Ular

Surabaya
Ditanya soal Status Bupati Sidoarjo, Mendagri: Semua yang Tersangka Akan Dinonaktifkan

Ditanya soal Status Bupati Sidoarjo, Mendagri: Semua yang Tersangka Akan Dinonaktifkan

Surabaya
Mantan Wabup Bondowoso Ikut Penjaringan Calon Bupati Blitar melalui PDI-P

Mantan Wabup Bondowoso Ikut Penjaringan Calon Bupati Blitar melalui PDI-P

Surabaya
Mendagri: Mas Gibran Tak Dapat Satyalancana, tapi Penghargaan Lain

Mendagri: Mas Gibran Tak Dapat Satyalancana, tapi Penghargaan Lain

Surabaya
Banjir Lahar Semeru Kembali Menerjang, 11 Rumah Terdampak

Banjir Lahar Semeru Kembali Menerjang, 11 Rumah Terdampak

Surabaya
Usai Cekik Istrinya, Suami di Tuban Datangi Kantor Polisi dan Minta Izin Menginap

Usai Cekik Istrinya, Suami di Tuban Datangi Kantor Polisi dan Minta Izin Menginap

Surabaya
Gibran Tak Hadiri Penyematan Penghargaan Satyalancana di Surabaya

Gibran Tak Hadiri Penyematan Penghargaan Satyalancana di Surabaya

Surabaya
Soal Adik Via Vallen Diduga Terlibat Penggelapan Motor, Keluarga: Kami Enggak Tahu Keberadaannya

Soal Adik Via Vallen Diduga Terlibat Penggelapan Motor, Keluarga: Kami Enggak Tahu Keberadaannya

Surabaya
Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Surabaya
Mobil Pribadi Masuk dan Terjebak di Sabana Bromo, TNBTS: Sudah Dapat Teguran Keras

Mobil Pribadi Masuk dan Terjebak di Sabana Bromo, TNBTS: Sudah Dapat Teguran Keras

Surabaya
Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Surabaya
Surabaya Dijaga Ketat karena Dikunjungi oleh Sejumlah Kepala Daerah di Indonesia Hari Ini

Surabaya Dijaga Ketat karena Dikunjungi oleh Sejumlah Kepala Daerah di Indonesia Hari Ini

Surabaya
Remaja di Banyuwangi Hanyut ke Sungai Usai Jatuh Saat Naik Motor

Remaja di Banyuwangi Hanyut ke Sungai Usai Jatuh Saat Naik Motor

Surabaya
Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com