Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buntut Pernyataan Ketum PPP Suharso soal 'Amplop' Kiai, Forum Warga NU Jombang Tuntut Permintaan Maaf

Kompas.com - 18/08/2022, 19:41 WIB
Moh. SyafiĆ­,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

Didesak minta maaf dan mundur

Terkait pidatonya, Ketum PPP itu diminta menyampaikan permintaan maaf secara terbuka, baik kepada kiai, pengasuh pesantren, serta keluarga besar Nahdlatul Ulama.

"Tuntutan warga NU Jombang, Suharso harus meminta maaf kepada pengasuh-pengasuh pondok pesantren seluruh Indonesia," kata Subandi, menyampaikan pernyataan sikap dan tuntutan Forum Warga NU Jombang, Kamis (18/8/2022).

Baca juga: Gugatan Praperadilan Nizar Dahlan Lawan KPK Terkait Laporan Dugaan Gratifikasi Suharso Monoarfa Diputus Hari Ini

Subandi menambahkan, selain meminta maaf, Suharso juga diminta mundur dari jabatannya sebagai Ketua Umum PPP maupun dari jabatan lainnya yang kini disandangnya.

Di antara dalam Forum Warga NU Jombang, antara Pagar Nusa, Lakpesdam NU Jombang, serta beberapa kiai muda dan aktivis NU.

Akan bawa ke ranah hukum

Sementara itu, salah satu pengasuh Pesantren Darul Ulum Mojosongo, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, M. Idris Arwani mengungkapkan, pernyataan Suharso saat berpidato di depan pengurus PPP menyakiti para kiai dan masyarakat pesantren.

Dia meminta Suharso meminta maaf kepada kiai dan kalangan pesantren agar polemik terkait pidatonya bisa segera tuntas.

"Beliau harus meminta maaf ke kiai-kiai dan pesantren-pesantren secara langsung, bukan diwakili," kata Idris Arwani.

Baca juga: Anggota DPRD Jombang Adukan Aktivis LSM ke Polisi gara-gara Unggahan di Facebook

Idris menyatakan, permintaan maaf oleh Suharso harus dilakukan sebelum pihaknya bersama Forum Warga NU Jombang melaporkan persoalan tersebut ke polisi.

"Kalau beliau tidak bersedia untuk melakukan itu (meminta maaf), kami atas nama Forum Warga NU Jombang akan melakukan laporan atau pengaduan ke polisi," ujar Idris Arwani.

Baca juga: PPP Tak Menutup Kerja Sama dengan PDI-P meski Sudah di KIB

PPP minta maaf

Sementara itu, Wakil Ketua Umum PPP Arsul Sani menyampaikan permohonan maaf DPP PPP terkait pernyataan Ketua Umum DPP PPP Suharso Monoarfa yang dinilai merendahkan martabat atau menghina para kiai di pesantren. 

"Kami memohon maaf yang setulus-tulusnya kepada para Kiai dan berjanji bahwa jajaran PPP lebih berhati-hati atau ikhtiyat dalam berucap dan bertindak ke depan agar tidak terulang lagi," kata Arsul kepada wartawan di Jakarta, Kamis (18/8/2022), seperti dikutip dari pemberitaan Kompas.com, Kamis (18/8/2022).

Arsul Sani menjelaskan pidato Suharso dalam acara pendidikan politik cerdas bebas korupsi di KPK, tidak bermaksud untuk merendahkan atau menghina kiai.

Namun apa yang disampaikan oleh Suharso tentang hadiah atau pemberian kepada kiai itu membuka ruang untuk ditafsirkan sebagai merendahkan para kiai.

"Ini menjadi pembelajaran bagi kami semuanya untuk lebih berhati-hati dalam berkomunikasi di ruang publik. Tidak boleh lagi 'terpeleset' atau 'slip of tounge' menyampaikan sesuatu yang berpotensi menimbulkan kontroversi, resistensi, atau kesalahpahaman di ruang publik," ucap Arsul.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Dinkes Kota Batu Temukan 2 Jajanan Takjil Diduga Mengandung Boraks

Dinkes Kota Batu Temukan 2 Jajanan Takjil Diduga Mengandung Boraks

Surabaya
Truk Molen Oleng Tabrak Tiang dan 3 Motor di Kota Malang

Truk Molen Oleng Tabrak Tiang dan 3 Motor di Kota Malang

Surabaya
Warga Jember Tewas Tertabrak Kereta di Pelintasan Tanpa Palang Pintu

Warga Jember Tewas Tertabrak Kereta di Pelintasan Tanpa Palang Pintu

Surabaya
978 Pekerja Jasa Transportasi di Kota Batu Terima Insentif Ramadhan Rp 600.000

978 Pekerja Jasa Transportasi di Kota Batu Terima Insentif Ramadhan Rp 600.000

Surabaya
Kasus DBD di Kabupaten Malang Meningkat Capai 905 Orang, 10 di Antaranya Meninggal

Kasus DBD di Kabupaten Malang Meningkat Capai 905 Orang, 10 di Antaranya Meninggal

Surabaya
Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Surabaya
Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Sedang

Surabaya
Bertengkar dengan Istri, Ayah di Situbondo Aniaya Balitanya

Bertengkar dengan Istri, Ayah di Situbondo Aniaya Balitanya

Surabaya
Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Surabaya
Perselingkuhan Istri Kades dengan Sekdes di Tuban yang Berujung Maut

Perselingkuhan Istri Kades dengan Sekdes di Tuban yang Berujung Maut

Surabaya
Paskah, Gereja Katolik Katedral Surabaya Siapkan Kuota 5.000 Jemaat

Paskah, Gereja Katolik Katedral Surabaya Siapkan Kuota 5.000 Jemaat

Surabaya
Penyebab Sekjen PDI-P Hasto Dilaporkan ke Polresta Banyuwangi

Penyebab Sekjen PDI-P Hasto Dilaporkan ke Polresta Banyuwangi

Surabaya
Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Lamongan untuk Lebaran 2024

Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Lamongan untuk Lebaran 2024

Surabaya
Gunung Semeru Luncurkan Awan Panas, Warga Diminta Tak Beraktivitas di Besuk Kobokan

Gunung Semeru Luncurkan Awan Panas, Warga Diminta Tak Beraktivitas di Besuk Kobokan

Surabaya
Pakar Pendidikan Nilai Kampus Sebenarnya Bisa Antisipasi TPPO Modus 'Ferienjob'

Pakar Pendidikan Nilai Kampus Sebenarnya Bisa Antisipasi TPPO Modus "Ferienjob"

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com