"Anak saya punya usaha ayam petelur, 1.000 ekor, setiap hari kan kandangnya harus dibersihkan, itu setiap hari ambil air di rumahnya yang lain pakai mobil, sekitar jarak 1 kilometer sekitar 25 liter setara 17 jeriken," katanya.
Dia hanya berharap PDAM atau Perumda Tugu Tirta dapat membenahi kerusakan pipa yang jebol dengan segera, supaya aktivitas warga kembali normal.
Sedangkan warga lainnya yang terlihat di Kali Sari, Rudi terlihat sedang sibuk mengambil air di kali tersebut untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya.
Dia tidak memiliki pilihan lagi karena akses air terdekat dari rumahnya hanya di kali itu.
"Sudah empat hari ini ambil air di kali, ya kotor tapi mau gimana lagi, enggak ada lagi, ya untuk cuci-cuci aja," katanya.
Baca juga: Lumba-lumba Muncul di Pantai Tiga Warna Malang, Dianggap Kejadian Langka
Direktur Utama Perumda Air Minum Tugu Tirta Kota Malang, M Nor Muhlas mengatakan pihaknya sudah melakukan pembenahan jaringan air yang tersambung dari pipa di daerah Pulungdowo, Kabupaten Malang ke rumah-rumah warga.
Solusi yang dilakukan dengan melakukan pengeboran sumur di wilayah Sawojajar, Kota Malang sebagai subtitusi air untuk mengantisipasi bila terjadi kerusakan pipa kembali.
Namun, kelancaran aliran air memerlukan waktu bertahap.
"Sudah selesai, jam 9 pagi tadi, air itu ngisi ke tandon, nanti kalau sudah terisi, biasanya akan mengalir ke pelanggan. Tapi perlu dipahami, ketika pelanggan membuka kran semua, jadi suplai airnya mengalir bertahap. Ini kan tak seperti listrik, yang langsung bisa nyala semua," kata Muhlas saat dihubungi awak media pada Kamis (11/8/2022).
Baca juga: Vaksinasi Covid-19 Booster Kedua untuk Nakes di Kabupaten Malang Capai 17,90 Persen
Dia menjelaskan, kondisi pipa di daerah Pulungdowo sudah tidak layak digunakan dan tidak mampu menahan aliran air.
Pihaknya juga tidak bisa melakukan penggantian pipa dikarenakan merupakan aset dari pemerintah pusat.
Perumda Tugu Tirta juga telah mengajukan penggantian pipa di Pulungdowo ke Pemprov Jatim. Namun, hingga saat ini belum ada tindak lanjut.
"Dari pemprov sudah ada yang datang beberapa waktu yang lalu, tapi ya gitu tindak lanjutnya belum tahu. Makanya kami mengebor sumur (sebagai solusi)," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.