Dirinya menerangkan, pedagang sayur itu ketakutan dan langsung berlari masuk ke dalam gang.
"Pedagang sayur itu minta tolong ke kami, karena dipukuli mereka. Padahal, pedagang sayur itu sudah bilang minta ampun ke mereka," pungkasnya.
Setelah video kerusuhan tersebut viral di media sosial, muncul video imbauan dari salah satu pengurus PSHT cabang Malang Kota.
Hendro Haryoko mengimbau kepada warga PSHT untuk tidak melakukan konvoi di setiap kegiatan peringatan satu abad PSHT dan pengesahan warga baru PSHT Tahun 2022.
"Atas nama segenap pengurus cabang PSHT Malang Kota, mengimbau kepada adik-adik semua untuk tidak melakukan konvoi di setiap kegiatan peringatan satu abad PSHT dan pengesahan warga baru PSHT Tahun 2022," ujarnya seperti dikutip dari Surya Malang.
"Marilah kita menaaati dan mengikuti imbauan Ketua Umum PSHT Pusat Madiun, Kangmas R. Moerdjoko HW agar turut menjaga keamanan, ketertiban dan kondusifitas di daerah masing-masing."
Dalam video itu, ia juga meminta agar imbauan yang disampaikannya itu dapat dilaksanakan.
"Demikian imbauan ini kami sampaikan, atas perhatian dan harap dilaksanakan sebaik-baiknya," tandasnya.
Terkait bentrokan tersebut, Kepolisian Resor Kota (Polresta) Malang Kota telah memeriksa enam saksi. Hal tersebut diungkapkan Kapolresta Malang Kota Kombes Pol Budi Hermanto.
Dia mengungkapkan, insiden itu berawal dari melintasnya konvoi rombongan kelompok PSHT di Kota Malang setelah berkegiatan di Sumberpucung, Kabupaten Malang.
Namun diduga saat melintas di Jalan Sudanco Supriadi terjadi keributan dengan warga sekitar dan menimbulkan insiden pertikaian.
"Kami akan cari pelakunya dan akan kami proses. Kami juga masih mendalami dan melakukan penyelidikan untuk mencari tahu apa duduk perkaranya dan siapa yang terlebih dahulu memicu pertikaian tersebut," kata Budi saat dihubungi, Minggu.
Sementara itu, perwakilan kelompok PSHT, Hendro Suprapto mengatakan, insiden tersebut di luar dugaan pihaknya.
Dia menyampaikan, tidak ada niatan untuk membuat keributan dengan warga.
"Namanya saja Persaudaraan Setia Hati Terate dalam arti guyub rukun," katanya.
Pihaknya juga berkomitmen ke depan akan terus menjaga kondusivitas, ketertiban, dan keamanan di Malang Raya.
"Harapan saya tetap satu komando, jangan terprovokasi terutama di medsos (media sosial) dengan adanya informasi miring yang belum tentu kebenarannya," katanya.
SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Nugraha Perdana | Editor : Priska Sari Pratiwi, Teuku Muhammad Valdy Arief), Tribunnews.com
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.