Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Angka Pernikahan Anak Tertinggi di Jatim, Trenggalek Canangkan Desa Nol Perkawinan Anak

Kompas.com - 08/08/2022, 19:52 WIB
Slamet Widodo,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

TRENGGALEK, KOMPAS.com – Desa nol perkawinan anak diluncurkan di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, Senin (8/8/2022).

Peluncuran dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Trenggalek menggandeng Dana Anak-anak Perserikatan Bangsa Bangsa atau United Nations Childrens's Fund (UNICEF).

Untuk diketahui, angka pernikahan anak di Trenggalek merupakan yang tertinggi di Jawa Timur.

Baca juga: Mobil Avanza Hangus Terbakar di Parkiran Rumah di Trenggalek, Bermula Pemilik Nyalakan Mesin

Pihak UNICEF mengapresiasi langkah Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin memerangi perkawinan anak.

“Pemkab Trenggalek telah mengambil langkah-langkah cepat untuk mencegah perkawinan anak,” terang Kepala Kantor Perwakilan UNICEF Jawa Timur, Arie Rukmana di Pendopo Manggala Praja Pemkab Trenggalek seusai kegiatan, Senin (8/8/2022).

Baca juga: Muncul Petisi Dukung Bupati Trenggalek Menolak Tambang Emas, Ini Kata Nur Arifin

Salah satu program mencegah perkawinan anak, ialah gerakan orangtua asuh yang digagas Pemkab Trenggalek pada 2021.

Gerakan tersebut ditujukan bagi anak-anak yang kehilangan orangtua akibat Covid-19.

Melalui program tersebut, Pemkab menjembatani bantuan dari para dermawan untuk anak yang kehilangan ayah atau ibu karena Covid-19.

Metode pemberian bantuan tersebut memanfaatkan teknologi digital yang difasilitasi oleh Pemkab Trenggalek, sehingga bantuan dari masyarakat bisa langsung masuk ke rekening penerima (anak) tanpa perantara.

Baca juga: Muncul Petisi Dukung Bupati Trenggalek Menolak Tambang Emas, Ini Kata Nur Arifin

Bantuan tersebut diharapkan mampu mencukupi kelanjutan pendidikan dan kesejahteraan anak-anak. Sehingga, pernikahan di usia anak bisa dihindari.

“Respons cepat ini penting untuk mencegah terjadinya perkawinan usia anak yang berisiko terjadi selama masa pandemi Covid-19," ujar Arie.

Baca juga: Struktur Purbakala Ditemukan di Trenggalek, Diduga Bangunan Candi Era Mataram Kuno

 

UNICEF juga mengapresiasi langkah Bupati Trenggalek,atas program yang baru saja diluncurkan yakni gerakan Desa Nol Perkawinan Anak.

Dalam rangkaian kegiatan yang sama diluncurkan pula program bertajuk Safe and Friendly Environment for Children.

Peluncuran ditujukan untuk membentuk layanan anak yang terintegrasi di tingkat desa, sehingga upaya pencegahan kekerasan dapat dilakukan dari unit yang paling kecil.

Yakni mulai dari desa/kelurahan, Puskesmas, Pusyangatra Kecamatan, Puspaga Kabupaten, Kantor Urusan Agama, Pengadilan Agama, hingga koordinator wilayah pendidikan.

“Pencegahan perkawinan anak melalui gerakan Desa Nol Perkawinan Anak dan Desa SAFE4C sejalan dengan pencapaian SDG tujuan ke-5 untuk penghapusan perkawinan anak dan tujuan ke-16 untuk perlindungan anak, serta memastikan semua anak terlindungi," terang Arie.

Baca juga: Cerita Warga Trenggalek Temukan Benda Mirip Mortir Ketika Gali Kubur

Pemerintah Kabupaten Trenggalek bersama UNICEF Jawa Timur, seusai meluncurkan program Desa Nol Perkawinan Anak, di Pendopo Manggala Praja Trenggalek Jawa Timur, Senin (08/08/2022).SLAMET WIDODO Pemerintah Kabupaten Trenggalek bersama UNICEF Jawa Timur, seusai meluncurkan program Desa Nol Perkawinan Anak, di Pendopo Manggala Praja Trenggalek Jawa Timur, Senin (08/08/2022).

Bupati Trenggalek Mochammad Nur Arifin menjelaskan, program tersebut merupakan salah satu komitmen Pemerintah Kabupaten Trenggalek, untuk menekan angka perkawinan anak.

Dia menjelaskan, wilayah tingkat desa menjadi salah satu sasaran guna menekan angka perkawinan anak.

Dia mengatakan, saat ini ada  sekitar 15 persen perkawinan anak, dan angka tersebut dinilai masih cukup tinggi.  

Baca juga: 30 Puluh Tahun Terpisah, Muhadi Akhirnya Bertemu Istri dan Keluarga di Trenggalek

Kemungkinan, aturan yang baru terkait usia perkawinan masih banyak belum dipahami oleh masyarakat.

Yang awalnya perempuan usia 16 tahun, kini menjadi 19 tahun baru diperbolehkan menikah.

“Ini juga perlu disosialisasikan dan tadi kader-kader dari forum anak ini bisa jadi teman sebaya. Makanya di-launching tadi ada juga lomba Tik Tok dan sebagainya. Harapannya promosi lewat Tik Tok dan medsos, sosialisasi tentang tidak ada perkawinan anak ini bisa lebih efektif di kalangan mereka sendiri,” terang Bupati Trenggalek, Mochammad Nur Arifin.

Baca juga: Polisi Ringkus Komplotan Spesialis Ganjal ATM di Trenggalek, Begini Modusnya

 

Kesiapan mental dari pasangan penting diperhatikan sebelum menikah.Freepik/master1305 Kesiapan mental dari pasangan penting diperhatikan sebelum menikah.
Dia menilai, pernikahan anak terjadi karena beberapa penyebab.

Ada yang masih menganggap anak sebagai beban orangtua sehingga pernikahannya dipaksakan.

Selain itu, kata Bupati, ada pula keyakinan di tengah masyarakat bahwa lebih baik menjadi janda muda dibandingkan menjadi perawan tua.

“Itu masih ada di sini (Trenggalek). Jadi itu yang perlu kita advokasi bersama,” ujar Mochammad Nur Arifin.

Baca juga: Saat Sandiaga Uno Jajal Mobil Listrik di Desa Wisata di Trenggalek...

Desa-desa yang berhasil menekan angka kasus pernikahan anak, akan mendapat hadiah.

Lomba tersebut berlaku bagi desa-desa yang warganya banyak menikah dini.

“Desa yang berhasil menekan kasus angka pernikahan anak di wilayahnya bakal mendapat hadiah,” ujar Nur Arifin.

Pemerintah di desa-desa sasaran diharapkan bersemangat mengedukasi warganya terkait bahaya pernikahan usia dini.

"Mengapa kami mencegah dari desa, karena salah satu syarat perkawinan anak ini, sebelum didaftarkan ke KUA, juga harus mendapatkan surat pengantar dari desa," terang Mochammad Nur Arifin.

Baca juga: UPDATE Covid-19 di Jatim, DIY, Bali, NTB, NTT, Kalbar, dan Kalsel 8 Agustus 2022

Dari data yang dirilis oleh Lembaga Perlindungan Anak (LPA) di tahun 2021, angka perkawinan usia anak di Kabupaten Trenggalek merupakan yang tertinggai se-Jawa Timur.

Tercatat, 956 anak melakukan perkawinan di usia dini.

Pernikahan anak terjadi di sejumlah kecamatan.

Yakni Kecamatan Dongko sebanyak 132 kasus, Kecamatan Panggul 121 kasus, dan Kecamatan Pule 119 kasus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Surabaya
Perselingkuhan Istri Kades dengan Sekdes di Tuban yang Berujung Maut

Perselingkuhan Istri Kades dengan Sekdes di Tuban yang Berujung Maut

Surabaya
Paskah, Gereja Katolik Katedral Surabaya Siapkan Kuota 5.000 Jemaat

Paskah, Gereja Katolik Katedral Surabaya Siapkan Kuota 5.000 Jemaat

Surabaya
Penyebab Sekjen PDI-P Hasto Dilaporkan ke Polresta Banyuwangi

Penyebab Sekjen PDI-P Hasto Dilaporkan ke Polresta Banyuwangi

Surabaya
Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Lamongan untuk Lebaran 2024

Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Lamongan untuk Lebaran 2024

Surabaya
Gunung Semeru Luncurkan Awan Panas, Warga Diminta Tak Beraktivitas di Besuk Kobokan

Gunung Semeru Luncurkan Awan Panas, Warga Diminta Tak Beraktivitas di Besuk Kobokan

Surabaya
Pakar Pendidikan Nilai Kampus Sebenarnya Bisa Antisipasi TPPO Modus 'Ferienjob'

Pakar Pendidikan Nilai Kampus Sebenarnya Bisa Antisipasi TPPO Modus "Ferienjob"

Surabaya
Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Mojokerto untuk Lebaran 2024

Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Mojokerto untuk Lebaran 2024

Surabaya
Kasus Pembunuhan Sekdes di Tuban, dalam Sidang, Istri Pelaku Akui Selingkuh dengan Korban

Kasus Pembunuhan Sekdes di Tuban, dalam Sidang, Istri Pelaku Akui Selingkuh dengan Korban

Surabaya
Harga Daging Sapi di Banyuwangi Stabil Jelang Lebaran 2024

Harga Daging Sapi di Banyuwangi Stabil Jelang Lebaran 2024

Surabaya
Polisi Trenggalek Sita Pikap Ronda Sahur dan Akan Kembalikan usai Lebaran

Polisi Trenggalek Sita Pikap Ronda Sahur dan Akan Kembalikan usai Lebaran

Surabaya
Stigma Ganda Ibu Tunggal di Balik Kisah Pemuda Autis Sendirian Temani Jasad Ibunda Berhari-hari

Stigma Ganda Ibu Tunggal di Balik Kisah Pemuda Autis Sendirian Temani Jasad Ibunda Berhari-hari

Surabaya
Ribuan Warga di Malang Antre Tukar Uang, Ada yang dari Pukul 4 Subuh

Ribuan Warga di Malang Antre Tukar Uang, Ada yang dari Pukul 4 Subuh

Surabaya
Produksi Beras di Madiun Meningkat, Triwulan Pertama Capai 41.815 Ton

Produksi Beras di Madiun Meningkat, Triwulan Pertama Capai 41.815 Ton

Surabaya
Titik Rawan Macet 38 Kabupaten Kota di Jatim 2024 Versi Polda

Titik Rawan Macet 38 Kabupaten Kota di Jatim 2024 Versi Polda

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com