Menurut Ipuk, pelibatan puluhan penjahit kampung untuk ikut memproduksi bendera Merah Putih itu sebagai bagian dari pemberdayaan.
“Jadi peringatan kemerdekaan bukan hanya seremonial, tapi salah satunya kita konkretkan dengan memberdayakan ekonomi para penjahit di kampung-kampung,” ujar Ipuk.
Selain mendapatkan honor dari jasa produksi bendera, para penjahit juga mendapatkan uang sewa dari mesin jahitnya yang dibawa ke tempat produksi bendera secara massal.
“Kita sengaja tidak pesan bendera ke pabrikan konveksi besar, tapi ke penjahit di kampung-kampung agar ekonomi arus bawah terus bergerak. Ini adalah salah satu bentuk pemberdayaan UMKM, untuk pemulihan ekonomi,” imbuh Bupati Ipuk.
Baca juga: Polisi Banyuwangi Jaga Jalur Perbatasan Jember di Gumitir, Ini Penyebabnya
Tak hanya memberdayakan penjahit kampung, Ipuk bersama Forkopimda Banyuwangi juga memborong bendera yang dijual oleh sejumlah PKL di pinggir jalan.
“Bendera-bendera itu nanti dibagikan secara gratis. Ada yang dibagikan ke nelayan, karena sebagian kemarin saya lihat bendera di perahunya sudah agak kusam. Juga dibagikan ke petani, warga di desa-desa, dan sebagainya,” ungkap Ipuk.
Program pemberdayaan penjahit kampung dari Bupati Ipuk itu disambut antusias para penjahit.
Baca juga: Euforia HUT RI, Bendera Merah Putih Berbaris di Jembatan Bambu yang Menghubungkan Kulon Progo–Bantul
Supriyanto, penjahit asal Kampung Bakungan, Kecamatan Glagah, tersebut merasa terhormat dapat dilibatkan menjahit bendera Merah Putih.
"Semoga nanti bendera yang saya buat bermanfaat dan membanggakan bagi yang memakainya nanti," katanya.