Transaksi di pasar itu tidak menggunakan uang tunai. Setiap produk yang diinginkan pembeli, bisa ditukar dengan satu hingga beberapa keping bilah bambu.
Agar bisa membeli di pasar, setiap pengunjung harus menukarkan uang tunai dengan kepingan atau bilah bambu. Setiap keping bambu, bernilai Rp 2.000.
Adapun kepingan bambu yang bisa dijadikan alat tukar pembelian, disediakan pengelola pasar di pintu masuk pasar, serta bagian belakang pasar.
Baca juga: Cerita Riski, Diangkat Jadi Anggota Satpol PP Kediri Usai Berprestasi di Porpov Jatim
Amin menuturkan, pemanfaatan bilah bambu sebagai alat tukar, diharapkan bisa membawa angan pengunjung pada situasi jual beli di masa lalu.
Selain itu, peredaran kepingan bambu selama pasar dibuka, dimaksudkan untuk mendeteksi seberapa besar omzet Pasar Barongan setiap kali dibuka.
“Pakai bambu itu menjadi semacam ikon, seperti zaman dahulu. Hari ini kita sediakan 3.000 keping, tapi ternyata sudah habis, sampai kekurangan dan tadi kita suplai lagi,” kata Amin.
Dia menambahkan, Pasar Barongan Kali Gunting didesain sebagai pasar tradisional sekaligus destinasi wisata baru.
Sajian produk lokal dan makanan tradisional khas nusantara, diharapkan bisa menarik minat pengunjung.
Baca juga: Buntut Bayi Meninggal Saat Persalinan, RSUD Jombang Diminta Perbaiki Layanan
Amin mengungkapkan, gagasan membuka pasar di lingkungan kebun atau rumpun bambu di tepi Kali Gunting, tak terlepas dari peran Universitas Kristen Petra (UK Petra) Surabaya.
Sejak beberapa bulan lalu, UK Petra melalui lembaga Pusat Pengabdian pada Masyarakat (PPM) melakukan kajian dan pengabdian di Desa Mojotrisno.
Perpaduan ide antara masyarakat dengan pegiat lingkungan, serta mahasiswa dan dosen UK Petra melahirkan gagasan bersama membuka pasar yang kemudian diberi nama Pasar Barongan Kali Gunting.
Pasar Barongan dibuka setiap satu bulan sekali, mulai pukul 06.00 hingga pukul 10.00 WIB. Pada bulan-bulan berikutnya, Pasar Barongan buka pada hari Minggu di awal bulan.
Baca juga: Kasus Bayi Meninggal Saat Persalinan di RSUD Jombang, DPRD: Sudah Klir
Kepala Pusat Pengabdian pada Masyarakat (PPM) UK Petra, Lintu Tulistyantoro mengatakan, selain sebagai destinasi wisata, Pasar Barongan Kali Gunting didesain untuk memfasilitasi pengembangan produk lokal.
Pasar tersebut, ungkap dia, berhasil dibuka berkat kolaborasi antara masyarakat, pegiat lingkungan, pelaku usaha lokal, UK Petra, serta Pemerintah Desa Mojotrisno.
“Produk yang dihadirkan adalah produk utama Desa Mojotrisno, antara ada Cor Logam, batik warna alam, batik panji, Tenun, Ecoprint hingga kuliner lokal,” kata Lintu saat menghadiri pembukaan Pasar Barongan Kali Gunting, Sabtu.
Dia menjelaskan, jauh hari sebelum membuka pasar di lingkungan kebun bambu di tepi Kali Gunting, pihaknya telah berinteraksi dengan masyarakat, melakukan analisis lingkungan dan potensi yang dikembangkan.
Pasar Barongan Kali Gunting akhirnya berhasil dibuka setelah pihaknya menyelesaikan 4 program pendampingan, yakni Interior Design, Visual Communication Design, arsitektur, serta Creative Tourism.
“Proses yang cukup panjang kami siapkan hal ini. Kolaborasi terjadi dari berbagai program yang ada di UK Petra agar Desa Mojotrisno bisa menjadi destinasi wisata di Indonesia,” kata Lintu.
Dia menambahkan, keberadaan Pasar Barongan Kali Gunting yang buka setiap hari minggu di awal bulan, diharapkan bisa alternatif destinasi wisata masyarakat.
Selain itu, keberadaan dan eksistensinya diharapkan bisa menjadi sumber pendapatan baru bagi masyarakat Desa Mojotrisno.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.