Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024

15 Orang Diterjunkan untuk Bedah Bangkai Paus Sperma yang Terdampar di Banyuwangi

Kompas.com - 03/08/2022, 17:01 WIB

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Sebanyak 15 orang anggota tim reaksi cepat diterjunkan melakukan nekropsi terhadap bangkai paus yang terdampar di Banyuwangi, Jawa Timur.

Tim tersebut berasal dari Sekolah Ilmu Kesehatan dan Ilmu Alam (SIKIA) Universitas Airlangga (Unair) Banyuwangi.

Belasan orang tersebut yakni enam dokter hewan dari Unair, dibantu sembilan orang asisten dosen untuk proses nekropsi.

Nekropsi merupakan tindakan bedah bangkai hewan, sebagai bagian dari investigasi medis.

Tindakan ini dilakukan untuk mengetahui adanya gangguan atau kelainan pada anatomi tubuh hewan secara keseluruhan.

Dalam hal ini, tindakan tersebut dilakukan secara runut dan sistematis baik dari anatomi luar maupun dalam tubuh paus sperma yang mati terdampar di Banyuwangi.

"Ini merupakan permintaan dari BPSPL Denpasar Wilker Banyuwangi dan BKSDA Jatim," kata salah satu dokter hewan Unair Banyuwangi, Aditya Yudhana, Rabu (3/8/2022). 

Aditya mengatakan, paus sperma tersebut sudah mati pada Senin (1/8/2022) sekitar pukul 18.00 WIB.

Namun, proses respirasi dari tubuh paus itu tidak ada. Sehingga mamalia laut raksasa tersebut dinyatakan mati. 

"Sejak Selasa siang kita lihat pembusukan sudah berjalan. Tapi masih masuk kode dua atau baru mati. Nanti perlahan akan masuk ke kode tiga, mulai proses penimbunan gas, biasanya terlihat setelah kulit mengelupas," ucapnya.

Baca juga: Paus Sperma yang Terdampar di Pesisir Banyuwangi Berakhir Mati

Diambil Sampel

Aditya mengatakan, pengambilan sampel bangkai paus tidak dilakukan secara menyeluruh, sebab kematian paus itu lebih dari 24 jam.

Dijelaskan, pembusukan pada organ dalam telah terjadi pada 24 jam masa kematian paus. Sehingga hanya diambil jaringan kulit bagian luar, sampai bagian daging.

"Kita sepakati, kita ambil sampel yang memungkinkan untuk diperiksa. Jika organ dalam itu sudah busuk sehingga jika kita paksakan hasilnya juga tidak maksimal. Diambil dulu, masih kita awetkan dulu di lab," terang Aditya.

Selanjutnya, jaringan kulit dan daging itu bakal diuji DNA dan uji akumulasi serta polutan organik.

Namun, butuh proses lama untuk mendapatkan hasil pengujian tersebut. Minimal selama tiga bulan.

"Hasil uji lab sedikit banyak akan bisa mengungkap penyebab kematian. Kita analogikan kayak puzzle. Memang tidak utuh, tapi sudah muncul gambaran yang lebih utuh. Pencemaran organik di laut yang sekiranya membahayakan itu bisa terakumulasi di jaringan yang kita ambil itu," tegasnya. 

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Mojokerto Hari Ini, Jumat 31 Maret 2023

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Mojokerto Hari Ini, Jumat 31 Maret 2023

Surabaya
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Jombang Hari Ini, Jumat 31 Maret 2023

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Jombang Hari Ini, Jumat 31 Maret 2023

Surabaya
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Kota Malang Hari Ini, 31 Maret 2023

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Kota Malang Hari Ini, 31 Maret 2023

Surabaya
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Tulungagung Hari Ini, 31 Maret 2023

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Tulungagung Hari Ini, 31 Maret 2023

Surabaya
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Sidoarjo Hari Ini, 31 Maret 2023

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Sidoarjo Hari Ini, 31 Maret 2023

Surabaya
Jamin Seleksi PPPK Transparan, Gubernur Jatim: Jangan Tertipu Orang Tidak Bertanggung Jawab

Jamin Seleksi PPPK Transparan, Gubernur Jatim: Jangan Tertipu Orang Tidak Bertanggung Jawab

Surabaya
Bupati Malang: Belum Ada Kejelasan Jadi Atau Tidaknya Stadion Kanjuruhan Direnovasi

Bupati Malang: Belum Ada Kejelasan Jadi Atau Tidaknya Stadion Kanjuruhan Direnovasi

Surabaya
Telusuri Aset Tersangka Kasus Robot Trading ATG, Polisi Dalami Keterangan Istri Wahyu Kenzo

Telusuri Aset Tersangka Kasus Robot Trading ATG, Polisi Dalami Keterangan Istri Wahyu Kenzo

Surabaya
Bazar Takjil Ramadhan di Sumenep Ramai Pembeli, Pedagang: Omzet Rp 500.000 per Hari

Bazar Takjil Ramadhan di Sumenep Ramai Pembeli, Pedagang: Omzet Rp 500.000 per Hari

Surabaya
2 Pencuri Motor Asal Lumajang Ditangkap di Banyuwangi, 2 Pelaku Lainnya Kabur

2 Pencuri Motor Asal Lumajang Ditangkap di Banyuwangi, 2 Pelaku Lainnya Kabur

Surabaya
Polisi Dalami Aliran Uang Penjualan Aset Mewah Tersangka Robot Trading ATG

Polisi Dalami Aliran Uang Penjualan Aset Mewah Tersangka Robot Trading ATG

Surabaya
Pemkab Sumenep Buka Layanan Mudik Gratis dari Jakarta dan Surabaya, Tersedia Mulai H-10 Lebaran

Pemkab Sumenep Buka Layanan Mudik Gratis dari Jakarta dan Surabaya, Tersedia Mulai H-10 Lebaran

Surabaya
Mayat Pria Tanpa Identitas Ditemukan di Pantai Candrian Banyuwangi

Mayat Pria Tanpa Identitas Ditemukan di Pantai Candrian Banyuwangi

Surabaya
Detik-detik Mobil yang Dikendarai Komisioner KPU Sumenep Alami Kecelakaan hingga Ringsek

Detik-detik Mobil yang Dikendarai Komisioner KPU Sumenep Alami Kecelakaan hingga Ringsek

Surabaya
Kasus Penyelewengan Dana PKH di Malang Naik ke Tahap Penyidikan, 40 Saksi Telah Diperiksa

Kasus Penyelewengan Dana PKH di Malang Naik ke Tahap Penyidikan, 40 Saksi Telah Diperiksa

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke