BANYUWANGI, KOMPAS.com - Kasus kekerasan seksual yang menimpa anak di bawa umur marak terjadi di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, beberapa waktu terakhir.
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestaiandani Azwar Anas mengatakan, diperlukan kerja sama semua pihak untuk menekan angka kasus kekerasan seksual itu.
Baca juga: Oknum Guru SD di Banyuwangi Setubuhi Muridnya sejak 2020, Mengaku Pacaran dengan Korban
"Jadi perlu duduk bareng agar kejadian itu tidak terulang lagi," kata Bupati Ipuk saat merayakan Hari Anak Nasional di Yayasan Panti asuhan SLB YKPTI Banyuwangi, Jumat (22/7/2022).
Ipuk meminta masyarakat mendukung penerapan undang-undang dan aturan yang telah dibuat pemerintah. Hal itu penting untuk mewujudkan Banyuwangi sebagai kabupaten layak anak (KLA).
"Pemerintah sudah membuat regulasi. Mari masyarakat terlibat, minimal harus mengawasi anaknya terutama dari orang tua dan keluarga. Tokoh masyarakat, tokoh agama semuanya punya peran," ujar Ipuk.
Ipuk menyebutkan, orangtua berperan penting dalam proses tumbuh kembang anak. Termasuk, menjadi pendengar setia keluh kesah dan kegiatan sehari-hari sang anak.
"Orangtua, harus bener-bener membekali anaknya, pola asuh, kedekatan dengan anak, pendidikan keluarga, agar paham kondisi anaknya," ujarnya.
Baca juga: Perkara Kasus Pencabulan Pengasuh Ponpes di Banyuwangi Akan Dilimpahkan ke Kejaksaan
Sebab membiarkan anak bergaul tanpa pengawasan dari orang tua sangat berbahaya. Apalagi para pelaku kekerasan seksual di Banyuwangi justru mereka ada di sekitar sang anak.
"Di mana pelakunya adalah orang-orang berpendidikan. Sehingga ini menjadi perhatian kita," jelas Bupati Ipuk.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.