LUMAJANG, KOMPAS.com - Seekor sapi berusia remaja ditemukan warga mengambang di aliran Sungai Bondoyudo, Desa Sukosari, Kecamatan Jatiroto, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.
Sapi berjenis kelamin jantan itu diduga sengaja dibuang pemiliknya karena mati akibat terpapar penyakit mulut dan kuku (PMK).
Baca juga: Tak Ada Anggaran, Puslatkab Atlet Lumajang untuk Porprov 2023 Terancam Ditiadakan
Sapi itu pertama kali ditemukan warga dalam kondisi tersangkut di bangunan sipon sungai. Bau busuk yang menyengat membuat warga penasaran dan mencari sumber bau tersebut.
Tidak disangka, bau busuk itu berasal dari bangkai sapi yang sudah bercampur dengan sampah di Sungai Bondoyudo.
Penemuan bangkai sapi di Lumajang tidak sekali ini terjadi. Sebelumnya, dua bangkai sapi juga ditemukan mengambang di sungai Gedang Mas, Desa Gedang Mas, Kecamatan Randuagung, Kabupaten Lumajang.
Petugas UPT Pengelolaan Sumberdaya Air (PSDA) Alin mengatakan, bangkai sapi yang dibuang ke sungai bisa merusak ekosistem. Apalagi, di Kabupaten Lumajang sedang marak-maraknya wabah PMK.
Meski PMK tergolong penyakit berkarakteristik zoonosis atau tidak menular kepada manusia, tetapi penyebarannya begitu cepat. Sehingga, khawatir bisa menular ke organisme sungai yang lain.
"Di sungai ini baru kali ini ada bangkai sapi, enggak tahu apa kena PMK atau tidak, tapi kalau hanyut di sini enggak akan bisa diambil kalau enggak banyak temannya," kata Alin di Sungai Bondoyudo Lumajang, Jumat (22/7/2022).
Sementara, Bupati Lumajang Thoriqul Haq mengimbau warganya tidak panik menghadapi virus PMK.
Sebab, tindakan warga membuang bangkai sapi ke sungai bisa semakin mempercepat penyebaran PMK.
Kini, pihaknya tengah mempercepat proses vaksinasi terhadap hewan ternak agar penularan PMK bisa segera diputus.
Thoriq meminta warganya kooperatif terhadap petugas kesehatan hewan yang datang untuk memberikan vaksin.
Baca juga: Capaian Vaksinasi PMK di Lumajang Rendah, Kadis PKP: Kami Kesulitan Temukan Sapi yang Sehat
"Yang belum kami vaksinasi masih banyak diwilayah walaupun yang sembuh juga banyak, kami akan terus kejar vaksinasi ditahap dua ini," kata Thoriq.
Untuk diketahui, jumlah hewan ternak terpapar PMK di Lumajang telah mencapai 8.730 kasus. Sebanyak 8.131 di antaranya menjangkit sapi. Dari jumlah itu, sebanyak 123 ekor sapi mati akibat PMK.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.