Keluarga juga menerima pesan mengenai kronologi kematian Sandi. Dalam pesan tersebut tertulis lengkap rangkaian peristiwanya, mulai dari awal pengeroyokan sampai sakit, dirawat di barak hingga masuk rumah sakit dan akhirnya meninggal.
"Kami tak menyangka kalau Sandi meninggal begitu cepat. Tiga hari sebelumnya masih komunikasi menggunakan telepon salah satu seniornya," ungkap Agus.
Mendengar kematian Sandi, ayahnya Mukit langsung syok. Bahkan saat saat jenazah Sandi tiba di rumahnya pada Minggu (17/7/2022), Mukit mengamuk hingga tak sadarkan diri.
"Maklum kalau bapak mengamuk karena syok melihat adik yang sebelumnya sehat tiba-tiba datang mayatnya," ucap kakak kandung almarhum, Linda Fuji Lestari.
Baca juga: UPDATE Covid-19 di Jatim, DIY, Bali, NTB, NTT, Kalbar, dan Kalsel 18 Juli 2022
Jenazah Sandi diantar oleh perwakilan dari TNI AL ke rumahnya di Desa Montok, Kecamatan Larangan, Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur.
Pihak TNI AL meminta kepada keluarga agar menahan diri untuk tindak melakukan tindakan apapun karena kasusnya saat ini sudah ditangani oleh Polisi Militer Angkatan Laut (Pomal) Pangkalan Utama Angkatan Laut (Lantamal) XIV.
Jenazah Sandi kemudian dikubur di pemakaman umum desa setempat. Pihak keluarga membuka peti mayat karena mengikuti aturan Islam.
Bahkan kain kafan Sandi juga sempat dibuka. Pihak keluarga sudah tidak begitu mengenal wajah Sandi karena kondisinya sudah bengkak.
"Kami diminta bersabar dan menunggu hasil otopsi almarhum. Informasi yang kami dapatkan, pelaku sudah disidik oleh Pomal," ungkap Linda.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.