Fuji menambahkan, tanggal 7 Juli 2022 pagi, dirinya masih sempat komunikasi dengan sang adik.
Namun malam harinya, Sandi sudah tidak bisa dihubungi lagi.
Tanggal 8 hingga 10 Juli 2022, pesan yang dikirim Fuji ke WhatsApp adiknya terkirim, namun tidak mendapatkan balasan.
"Baru tanggal 11 ada komunikasi, tapi pakai nomor seniornya," ungkap Fuji.
Baca juga: Cerai dengan Istri, Pria di Pamekasan Robohkan Rumah Senilai Rp 500 Juta
Menurut Fuji, ada yang aneh saat itu. Bahasa yang digunakan adiknya di telepon biasanya adalah bahasa Madura.
Namun ketika itu, suara di seberang telepon berbahasa Indonesia. Bahkan suara adiknya tidak seperti biasanya hingga Fuji tidak mengenalinya.
"Suaranya dalam sekali. Saya sampai tidak kenal. Di balik telepon, ada suara orang lain agar adik tidak pakai bahasa Madura dan HP nya dibilang rusak. Kami curiga adik saya sudah sakit, tapi ditutupi," tandasnya.
Baca juga: Warga Kecewa, Air PDAM di Pamekasan Keruh dan Bercampur Lumpur
Atas kejadian ini, pihak keluarga menuntut keadilan. Termasuk tuduhan bahwa adiknya mencuri kartu ATM milik anggota lainnya, harus dibuktikan.
Fuji curiga ada motif lain di balik kematian adiknya.
"Kami pasrahkan kepada pihak Pomal Lantamal untuk menyelesaikan kasus ini karena 7 pelaku penyiksaan sudah diamankan," pungkas Fuji.
Baca juga: Gagal Temui Ketua DPRD Kota Sorong, Demonstran Tolak DOB dan Otsus Pilih Bakar Pisang