PROBOLINGGO, KOMPAS.com - Empat pemancing dari Surabaya tidak akan pernah melupakan pengalaman tragis yang mereka lalui saat memancing di perairan Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur.
Perahu yang mereka naiki pecah dan karam usai dihantam ombak di lautan.
ES, salah seorang pemancing menceritakan kronologi peristiwa yang dialaminya.
Baca juga: 4 Pemancing Terombang-ambing di Perairan Probolinggo Usai Perahu Dihantam Ombak
Saat itu Sabtu (16/7/2022) pagi, dia bersama tiga rekannya berangkat dari Surabaya menuju spot pemberangkatan mancing di Desa Klaseman, Kecamatan Gending.
Ide memancing di sana atas saran temannya.
Mereka kemudian bertemu A, pemilik perahu dan sepakat untuk menyewa perahu tersebut dengan biaya Rp 500.000.
Pada siang hari, ES dan ketiga rekannya berangkat ke perairan Utara Kabupaten Probolinggo menyalurkan hobinya memancing, termasuk memancing di rumpon.
Baca juga: Seorang Kakek di Probolinggo Tewas Saat Rumahnya Terbakar
Setelah puas memancing, lanjut ES, dirinya kemudian hendak pulang dan kembali ke lokasi awal pemberangkatan di Klaseman.
"Ombaknya waktu itu sudah besar tapi masih dalam batas kewajaran," kata ES saat bercerita di kantor Satpolair Polres Probolinggo, Minggu (17/7/2022).
Namun saat berlayar untuk pulang, tiba-tiba datang ombak besar sebanyak tiga kali dan langsung menghantam perahu yang dinaiki. Perahu langsung pecah dan karam.
Dalam situasi itu, ES dan tiga rekannya mengenakan life jacket, sedangkan A si pemilik perahu memilih mengapung dengan jeriken solar untuk berenang ke tepian.
"Saya dan teman-teman akhirnya saling berpegangan tangan melingkar, mengapung, mencoba bertahan sambil menunggu datangnya pertolongan. A sudah kami ajak untuk bergabung tapi menolak. Saat itu daratan Klaseman sudah terlihat," kata ES.
Baca juga: Warga Probolinggo Masih Khawatir Konsumsi Daging Sapi, Omzet Pedagang Anjlok
Sekitar delapan jam terombang-ambing di lautan, pada Minggu (17/7/2022) dini hari, barulah mereka ditemukan oleh kapal nelayan. Sedangkan A sudah tidak diketahui keberadaannya.
ES dan ketiga rekannya kemudian dibawa nelayan ke Pulau Gili Ketapang. Mereka diberi makan, pakaian dan istirahat oleh pemilik kapal nelayan di Gili Ketapang.
Pada Minggu pagi, mereka kemudian diantar ke kantor satuan Polisi Perairan Polres Probolinggo oleh nelayan.
Setelah menceritakan kisahnya di kantor Polair, mereka kemudian pulang ke Surabaya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.