Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mobil Oknum Dosen Tabrak Karangan Bunga yang Dipasang Mahasiswa Unisla Saat Unjuk Rasa, Disebut Halangi Jalan

Kompas.com - 15/07/2022, 16:47 WIB

LAMONGAN, KOMPAS.com - Mobil oknum dosen menabrak karangan bunga yang dipasang oleh para mahasiswa saat menggelar aksi unjuk rasa di Universitas Islam Lamongan (Unisla), Lamongan, Jawa Timur, Jumat (15/7/2022).

Karangan bunga tersebut bertuliskan 'Innalillahi Wa Innailaihi Rojiun. Turut berdukacita atas matinya mimbar akademi di Unisla'.

Baca juga: Rumah Rusak Parah akibat Longsor, 3 Warga Desa Jegreg Lamongan Terima Bantuan

Dianggap menghalangi

 

Oknum dosen berinisial H menabrak karangan bunga itu karena mengganggap benda tersebut menghalangi jalannya.

"Menghalangi saya mau lewat," ucap oknum dosen berinisial H sembari berkelakar.

 

H menambahkan bahwa tuntutan para mahasiswa sudah dipenuhi oleh pihak kampus.

Menurut H, pihak kampus sudah terbuka, termasuk memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk mempertahankan sikap idealis.

"Pihak rektorat juga sudah berpesan, agar mereka menyelesaikan tahapan pendidikan, termasuk menyelesaikan skripsinya," tutur H.

Baca juga: 12 Bangunan Liar di Pinggir Jalur Pantura Lamongan Dibongkar Paksa

Tuntutan mahasiswa

Dalam aksi yang dilaksanakan di halaman kampus tersebut, belasan mahasiswa menuntut Surat Keputusan (SK) pembekuan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dicabut.

Korlap aksi Febri Hermansyah mengatakan, selain menuntut pihak rektorat mencabut SK pembekuan BEM, mereka juga menginginkan supaya civitas akademika mendapat kebebasan dalam menuntut ilmu, mengembangkan dan melakukan penelitian hingga pengabdian pada masyarakat sesuai norma dan kelaziman akademik.

Baca juga: Polisi Tangkap Pencuri Kambing di Lamongan, Bermula dari Unggahan Korban di Medsos

 

"Kami mengecam tindakan kesewenang-wenangan yang dilakukan oleh birokrasi kampus, dengan pembekuan kepengurusan organisasi kemahasiswaan 2021/2022. Kami juga mengecam, tindakan intimidasi, intervensi dan kriminalisasi kampus terhadap mahasiswa," ujar Febri, kepada awak media, Jumat.

Febri menjelaskan, pembekuan BEM yang dilakukan oleh birokrasi kampus lantaran pihaknya mengeluarkan kajian ilmiah yang menyoroti aspek akademis, kemahasiswaan, keuangan, serta sarana dan prasarana.

Sehingga pembekuan BEM dinilai telah mencederai hak mahasiswa terkait kebebasan berekspresi.

"Kami akan terus bergerak, jika tuntutan pencabutan SK pembekuan BEM Unisla tidak dikabulkan," kata Febri.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Mengapa Gresik Dijuluki Kota Pudak?

Mengapa Gresik Dijuluki Kota Pudak?

Surabaya
Perempuan yang Bawa Kabur Mobil Teman Kencan Ajukan Gugatan Praperadilan

Perempuan yang Bawa Kabur Mobil Teman Kencan Ajukan Gugatan Praperadilan

Surabaya
Kebakaran Hutan Gunung Arjuno Diduga karena Ulah Pemburu Liar

Kebakaran Hutan Gunung Arjuno Diduga karena Ulah Pemburu Liar

Surabaya
Ibu, Anak, dan Pacar Putrinya Bersekongkol Lakukan Penipuan Tiket Coldplay, Korban 19 Orang

Ibu, Anak, dan Pacar Putrinya Bersekongkol Lakukan Penipuan Tiket Coldplay, Korban 19 Orang

Surabaya
Prakiraan Cuaca di Malang Hari Ini, 30 Mei 2023: Pagi Cerah dan Sore Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca di Malang Hari Ini, 30 Mei 2023: Pagi Cerah dan Sore Hujan Ringan

Surabaya
13 Korban Truk Terguling di Probolinggo Masih Dirawat, 6 di Antaranya Harus Dioperasi

13 Korban Truk Terguling di Probolinggo Masih Dirawat, 6 di Antaranya Harus Dioperasi

Surabaya
Kapolres Lumajang: Kalau Tak Ditangkap, Kades Mojosari Bisa Terima Uang hingga Rp 634,1 Juta

Kapolres Lumajang: Kalau Tak Ditangkap, Kades Mojosari Bisa Terima Uang hingga Rp 634,1 Juta

Surabaya
Kades Sering Diperas LSM dan Oknum Wartawan, Dandim Gresik 'Turun Gunung'

Kades Sering Diperas LSM dan Oknum Wartawan, Dandim Gresik "Turun Gunung"

Surabaya
Upaya Bunuh Diri di Malang Meningkat, Polisi Kaji Jembatan dan Beri 'Trauma Healing'

Upaya Bunuh Diri di Malang Meningkat, Polisi Kaji Jembatan dan Beri "Trauma Healing"

Surabaya
BPN Lumajang Sebut Pungli Oknum Kades Mojosari Tak Terkait PTSL

BPN Lumajang Sebut Pungli Oknum Kades Mojosari Tak Terkait PTSL

Surabaya
Bayi Laki-laki Ditemukan di Selokan di Malang, Polisi Selidiki Pembuang

Bayi Laki-laki Ditemukan di Selokan di Malang, Polisi Selidiki Pembuang

Surabaya
Polisi di Malang Ringkus 3 Terduga Penipu Penjualan Tiket Coldplay

Polisi di Malang Ringkus 3 Terduga Penipu Penjualan Tiket Coldplay

Surabaya
Kades di Lumajang Diduga Pungut Biaya Pengurusan Akta Tanah hingga Rp 11 Juta

Kades di Lumajang Diduga Pungut Biaya Pengurusan Akta Tanah hingga Rp 11 Juta

Surabaya
Atap Gedung TK di Ponorogo Roboh, Siswa Menumpang di Mushala SD

Atap Gedung TK di Ponorogo Roboh, Siswa Menumpang di Mushala SD

Surabaya
Kebakaran Hutan Padam, Pendakian Gunung Arjuno Kembali Dibuka

Kebakaran Hutan Padam, Pendakian Gunung Arjuno Kembali Dibuka

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com