MALANG, KOMPAS.com - Kegiatan pemotongan hewan kurban dalam momen Hari Raya Idul Adha terlihat di Rumah Potong Hewan (RPH), Kota Malang, Jawa Timur pada Minggu (10/7/2022).
Beberapa mahasiswi dari Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Brawijaya (UB) didampingi dosen drh Widi Nugroho PhD mengecek kondisi hewan kurban setelah disembelih atau post mortem.
Hasilnya ada 6 ekor sapi yang terinfeksi cacing hati dari 48 ekor sapi yang telah diperiksa sekitar pukul 13.00 WIB. Infeksi tersebut ditemukan setelah memeriksa bagian jeroan merah seperti jantung, limpah, lever, paru-paru dan ginjal.
Baca juga: Cerita Kurban Massal di Desa Bode Lor Cirebon, Sembelih Ratusan Ternak di Tengah PMK
Widi mengatakan permasalahan tersebut merupakan hal yang biasa terjadi setiap tahunnya. Namun kerap kali masih ada saja masyarakat yang tidak mengetahui bahwa infeksi cacing hati bisa menyerang sapi.
Pihaknya telah menyarankan kepada masyarakat bila ingin mengonsumsi dengan terpaksa harus ada beberapa hal yang dilakukan. Seperti merendam bagian daging atau jeroan untuk mengeluarkan cacing hati. Kemudian dilakukan perebusan dan lainnya.
Namun menurutnya terkadang cara tersebut tidak bisa berhasil secara menyeluruh untuk menghilangkan cacing hati dari bagian organ sapi.
"Karena terkadang ada cacing yang ketinggalan, tapi memang lebih baik dibuang saja (bagian yang terinfeksi), opsi-opsi tadi itu kita sarankan kepada masyarakat, jadi kita tidak bisa memaksa," kata Widi saat diwawancarai.
Infeksi cacing hati kerap kali ditemukan di bagian lever dengan berbentuk pipih yang agak sulit dibedakan dengan jaringan lever.
Namun saat ini permasalahan infeksi cacing sapi sudah banyak diketahui oleh pemotong daging sapi sehingga hal-hal yang tidak diinginkan bisa diminimalisasi.
"Kalau tukang jagal biasanya lebih mengetahui daripada kami-kami ini karena mereka yang sudah terbiasa. Cacing hati bentuknya sebesar telunjuk atau kelingking jadi tidak mungkin dikonsumsi oleh masyarakat," katanya.
Selain itu, pihaknya telah melakukan pemeriksaan ke sapi-sapi tersebut sebelum disembelih atau ante mortem. Hasilnya tidak ditemukan adanya sapi yang terjangkit penyakit mulut dan kuku (PMK).
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.