Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tertipu Travel Haji, 7 Warga Sumenep Gagal Berangkat ke Tanah Suci, Uang Ratusan Juta Raib

Kompas.com - 07/07/2022, 16:40 WIB
Taufiqurrahman,
Priska Sari Pratiwi

Tim Redaksi

 

PAMEKASAN, KOMPAS.com - Sebanyak tujuh warga Desa Jati, Kecamatan Gili Genteng, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, gagal berangkat haji tahun ini.

Mereka menjadi korban dugaan penipuan travel haji PT Tirta Baroka Tour and Travel. Padahal mereka sudah telanjur membayar ongkos perjalanan haji hingga ratusan juta rupiah. 

Di antara ketujuh orang tersebut yakni Umar, Miswati, Adam, Tarman beserta istrinya sudah pulang ke kampung halamannya di Desa Jati, pulau Gili Genteng.

Baca juga: Kemenag Tidak Kantongi Data Apa Pun Terkait Praktik Travel Bodong yang Berangkatkan 46 Jemaah Haji

Berangkat ke Surabaya

Tasem, kerabat Adam menjelaskan, ketujuh korban tersebut berangkat dari kampung halamannya hendak menuju Surabaya sebelum bertolak ke Arab Saudi pada Kamis (23/6/2022).

Mereka diantar oleh sanak familinya masing-masing yang jumlahnya lebih dari 100 orang. 

"Hampir 200 orang yang mengantar para korban karena senangnya bisa haji dalam waktu singkat," terang Tasem saat dihubungi melalui telepon seluler, Kamis (7/7/2022). 

Ketujuh korban itu diantar sampai Pamekasan. Mereka kemudian dijemput pihak travel di sebuah masjid di Desa Tentenan Barat, Kecamatan Larangan, Kabupaten Pamekasan.

Sebelum dilepas menuju Surabaya, korban dan pengantar masih diajak doa bersama di masjid tersebut.

"Saat diberangkatkan menuju Surabaya, korban masih belum pegang paspor dan visa. Katanya mau diproses ketika tiba di Surabaya," kata Tasem.

Baca juga: Kisah Abah Damiri, Dulu Dapat Bantuan Satu Ekor Domba Kini Bakal Haji Sekeluarga

 

Tiba di Surabaya keesokan harinya, ketujuh korban ditempatkan di sebuah rumah kontrakan.

Sedangkan pihak travel beralasan masih akan memproses paspor, visa, dan tiket keberangkatan mereka menuju Arab Saudi. 

Namun setelah ditunggu beberapa hari, surat-surat kelengkapan haji itu tidak kunjung selesai.

Padahal, masing-masing calon jemaah sudah membayar uang Rp 250 juta. 

"Untuk menyelesaikan administrasi, oleh pihak travel para korban diminta tambahan biaya Rp 75 juta lagi. Mereka melunasi tambahan biaya tersebut," imbuh Tasem. 

Sulit dihubungi

Setelah membayar Rp 325 juta, tiba-tiba pihak travel sulit dihubungi. Bahkan alasannya berbelit-belit. 

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com