Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Probolinggo Masih Khawatir Konsumsi Daging Sapi, Omzet Pedagang Anjlok

Kompas.com - 04/07/2022, 15:16 WIB
Ahmad Faisol,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

PROBOLINGGO, KOMPAS.com - Sejumlah warga di Kabupaten Probolinggo menghindari daging sapi dikonsumsi imbas wabah PMK. Mereka lebih memilih daging kambing atau ayam.

Warga Kecamatan Kraksaan, Alwati mengatakan, banyak warga yang menggunakan daging kambing atau ayam saat acara tasyakuran atau pengajian.

Baca juga: Motor Mogok di Atas Rel, PNS Probolinggo Tewas Tersambar Kereta

"Karena banyak warga yang takut untuk mengonsumsi daging sapi gara-gara wabah PMK ini. Padahal pemerintah sudah menyampaikan bahwa daging sapi itu aman dikonsumsi asalkan dimasak dengan benar," ujar Alwati kepada Kompas.com, Senin (4/7/2022).

Alwati yang menggelar syukuran khitan putranya beberapa waktu lalu tak mengolah daging sapi sebagai masakan yang diberikan kepada undangan. Alasannya, para tetangga khawatir mengonsumsi daging sapi.

"Akhirnya kita daging ayam ataupun daging kambing," ujar Alwati.

Warga Kelurahan Semampir, Kecamatan Kraksaan, Sodiq juga mengaku menghindari daging sapi.

Sodiq yang baru saja menggelar resepsi pernikahan putrinya hanya menyediakan masakan dengan olahan ayam dan kambing.

"Ya mau bagaimana lagi warga khawatir untuk mengonsumsi daging sapi," kata Sodiq.

Sementara itu, Kepala Pasar Besuk Hanan, membenarkan penjualan daging sapi merosot tajam imbas wabah PMK.

"Berbeda jauh sebelum wabah PMK. Penjual daging sapi hanya mampu menjual 2,5 kilogram daging sapi per hari. Sekarang penjual daging sapi dan jagal sudah tidak ada yang menjual daging sapi, sudah tutup," ujar Hanan.

Tak hanya penjual daging, pedagang ternak di Pasar Besuk juga sepi pembeli. Para pedagang juga enggan membuka lapak mereka.

Salah seorang pedagang daging di Pasar Dringu, Ernawati (47), mengatakan, omzet penjualannya  turun hingga 70 persen.

Sebelum PMK melanda, Ernawati bisa menjual habis daging satu ekor sapi yang disembelih. Setelah ada PMK, butuh dua hingga tiga hari untuk menghabiskan daging dengan jumlah serupa.

"Biasanya dari pagi jualan sampai jam 9-10 pagi sudah habis. Sekarang nunggu dua sampai tiga hari baru habis. Omzet penjualan dari yang dulunya 100 persen, sekarang hanya 30 persen," kata Ernawati.

Menurutnya, rumah makan yang menjadi langganan membeli daging sapi setiap hari, kini hanya membeli seminggu sekali.

"Beberapa warung makan yang biasanya beli daging untuk membuat rawon jadi jarang membeli sekarang. Hanya beberapa pedagang kecil seperti penjual pentol yang membeli daging secara rutin," jelas Ernawati.

Pemkab Probolinggo sebenarnya sudah menyosialisasikan terkait keamanan mengonsumsi daging sapi.

Baca juga: Ular Kobra 3,5 Meter Teror Warga Perumahan di Probolinggo, 5 Petugas Damkar Turun Tangan

Di lampu lalu lintas Kecamatan Kraksaan, rekaman suara Plt Bupati Probolinggo Timbul Prihanjoko tentang sosialisasi keamanan mengonsumsi daging sapi diputar setiap hari lewat pengeras suara.

Pada pengumuman itu, Timbul juga menyebutkan cara pengolahan daging sapi agar aman dikonsumsi, seperti direbus 30 menit dan sisa wadah dan jeroan dicuci dengan deterjen. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

3 Bocah Terseret Ombak di Pantai Damas Trenggalek, 1 Tewas

3 Bocah Terseret Ombak di Pantai Damas Trenggalek, 1 Tewas

Surabaya
PKB dan Gerindra Jalin Koalisi Usung Sosok Kades pada Pilkada Jombang

PKB dan Gerindra Jalin Koalisi Usung Sosok Kades pada Pilkada Jombang

Surabaya
2 Bulan Belanja Masalah, AHY Mengaku Banyak Dapati Mafia Tanah

2 Bulan Belanja Masalah, AHY Mengaku Banyak Dapati Mafia Tanah

Surabaya
Korupsi Dana Desa Rp 360 Juta, Kades di Mojokerto Ditangkap Polisi

Korupsi Dana Desa Rp 360 Juta, Kades di Mojokerto Ditangkap Polisi

Surabaya
Pasutri di Lumajang Tewas Terseret Banjir Lahar Gunung Semeru

Pasutri di Lumajang Tewas Terseret Banjir Lahar Gunung Semeru

Surabaya
Polisi Tangkap 3 Pria Pembuat Sabu Skala Rumahan di Pasuruan

Polisi Tangkap 3 Pria Pembuat Sabu Skala Rumahan di Pasuruan

Surabaya
Libur Lebaran 2024, Kunjungan Wisata ke Gunung Bromo Naik 100 Persen

Libur Lebaran 2024, Kunjungan Wisata ke Gunung Bromo Naik 100 Persen

Surabaya
Jembatan yang Rusak akibat Banjir Lahar Semeru Jadi 10 Unit

Jembatan yang Rusak akibat Banjir Lahar Semeru Jadi 10 Unit

Surabaya
Gara-gara Dicerai Sepihak, TKW Asal Madiun Rusak Rumah Hasil Menabung Selama 9 Tahun

Gara-gara Dicerai Sepihak, TKW Asal Madiun Rusak Rumah Hasil Menabung Selama 9 Tahun

Surabaya
Ayah dan Anak Tenggelam di Sungai Sidoarjo-Gresik Belum Ditemukan, Proses Pencarian Diperluas

Ayah dan Anak Tenggelam di Sungai Sidoarjo-Gresik Belum Ditemukan, Proses Pencarian Diperluas

Surabaya
Pemkab Lumajang Tetapkan Status Tanggap Darurat Bencana Lahar Dingin Semeru

Pemkab Lumajang Tetapkan Status Tanggap Darurat Bencana Lahar Dingin Semeru

Surabaya
Paman di Pamekasan Tega Cabuli Keponakannya di Kantor Kelurahan

Paman di Pamekasan Tega Cabuli Keponakannya di Kantor Kelurahan

Surabaya
Alasan Sakit, Bupati Sidoarjo Mangkir Panggilan Pemeriksaan KPK

Alasan Sakit, Bupati Sidoarjo Mangkir Panggilan Pemeriksaan KPK

Surabaya
Polisi Periksa CCTV di Sekitar Lapangan Basket Alun Alun Magetan, Isa Bajaj Minta Pelaku Kekerasan terhadap Anaknya Bertanggung Jawab

Polisi Periksa CCTV di Sekitar Lapangan Basket Alun Alun Magetan, Isa Bajaj Minta Pelaku Kekerasan terhadap Anaknya Bertanggung Jawab

Surabaya
Sengketa Pilpres 2024, Khofifah Yakin MK Menangkan Prabowo-Gibran

Sengketa Pilpres 2024, Khofifah Yakin MK Menangkan Prabowo-Gibran

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com