Antisipasi Tawuran, 500 Personel Gabungan Disiagakan Saat Penutupan Porprov Jatim VII

LUMAJANG, KOMPAS.com - Pesta penutupan Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jatim VII yang akan digelar di Stadion Semeru Lumajang akan dijaga lebih ketat.

Penjagaan itu menyusul insiden tawuran antara pendukung tim sepak bola Jember dan Lumajang yang terjadi Sabtu (2/7/2022) malam.

Baca juga: Gerbang Stadion Semeru Lumajang Jebol, Laga Final Cabor Sepak bola Porprov Jatim VII Sempat Tertunda 40 Menit

Kapolres Lumajang AKBP Dewa Putu Eka Darmawan mengatakan, 500 personel gabungan diterjunkan mengamankan jalannya upacara penutupan pesta olahraga terbesar di Jawa Timur tersebut.

Personel itu merupakan gabungan dari anggota TNI, Polri, Satpol PP, dan Dishub. Mereka akan disebar ke beberapa titik rawan bentrokan.

"Kita antisipasi untuk konser nanti malam, setidaknya 500 personel gabungan kita siagakan," kata Dewa di Mapolres Lumajang, Minggu (3/7/2022).

Dewa menambahkan, tugas pengamanannya kali ini akan lebih sulit. Sebab, usai upacara penutupan akan ada konser yang dibuka untuk umum secara gratis.

Hal ini membuat aparat pengamanan akan kesulitan mendeteksi potensi-potensi kericuhan dan cara membubarkan masa dengan jumlah personel yang terbatas.

"Ini sudah terlanjur diviralkan bahwa konser penutupan akan digratiskan dan dihibur penampilan artis nasional, tentu akan menyulitkan, karena tidak barometer keamanannya, apalagi jumlah personel yang dibatasi oleh panitia," tambahnya.

Kini, polisi tengah melakukan serangkaian rapat koordinasi dengan panitia pelaksana untuk menghindari kemungkinan terjadinya bentrokan.

"Kita sedang koordinasi dengan panitia untuk mengamankan penutupan, kalau memang diperlukan, nanti juga akan kita minta bantuan personel ke kabupaten tetangga," pungkasnya.

Baca juga: Suporter Ricuh di Luar Stadion Usai Laga Final Sepak Bola Porprov Jatim, Ini Penjelasan Polisi

Untuk diketahui, penutupan Porprov akan dimeriahkan oleh artis Denny Caknan dan dibuka untuk umum secara gratis.

Potensi bentrok kembali pecah besar terjadi usai insiden bentrokan pendukung tim sepak bola Kabupaten Jember dan Kabupaten Lumajang.