Ketekunan Mbah Kerto dalam dunia pertanian dan perdagangan ternyata terinspirasi dari sang ayah. Namun, kesuksesannya sekarang tak datang secara instan.
Ia membangun usahanya dari nol. Ia pun selama tujuh tahun harus menjalani tirakat.
Kala itu, Mbah Kerto bersumpah kepada dirinya sendiri akan tidur di luar rumah sampai dia bisa menyamai harta ayah dan saudara-saudaranya. Padahal, suhu di Ranupane sangat dingin.
"Dua tahun saya tidur di luar karena saya sudah sumpah kepada diri saya sendiri akan tidur di luar sampai diberikan kesuksesan," ucapnya.
Niatnya itu menemui hasil. Sejak tahun 1983 kesuksesan mendatanginya.
Waktu itu, saat panen kentang pertamanya, hasil panen dibagikan kepada warga dalam bentuk uang koin sebanyak 70 kilogram.
Mbah Kerto menuturkan, dari bersedekah itu, kesuksesan demi kesuksesan mulai dicapainya.
Dari yang awalnya hanya memiliki ladang sempit, kini dia mempunyai ladang seluas puluhan hektar.
Walau telah menjadi miliarder, kebiasaan Mbah Kerto bersedekah tak dilupakan.
"Saya itu dari dulu suka bersedekah, kalau ada tamu itu wajib kasih makan, mau berapa ratus tamunya ya wajib beri makan," ungkapnya.
Baca juga: Menilik Aksi Tajir Melintir Crazy Rich, Gaya Hidup Semu atau Menabur Empati?
Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Lumajang, Miftahul Huda | Editor: Andi Hartik)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.