Ketua takmir masjid Miftahul Huda Titis Sutarno mengatakan, kendati pemeluk agama islam menjadi mayoritas penghuni Desa Balun saat ini, namun toleransi dan saling menghargai perbedaan agama tetap mereka pegang dengan teguh.
Sehingga dengan begitu, kerukunan antar umat beragama yang sudah berjalan dengan baik selama ini dapat tetap terjaga.
"Saat umat Kristen Natal dan ada acara di gereja, juga saat umat Hindu ada acara keagamaan di pura, kami biasanya nggak pakai membunyikan qiroah dan pengeras suara, langsung mengumandangkan azan saja," ujar Titis, selaku pemuka agama umat Islam di Desa Balun.
Dari jumlah total penduduk Desa Balun, sebanyak 3.498 jiwa merupakan pemeluk agama Islam. Meski menjadi mayoritas, namun umat Islam yang ada di desa setempat sangat menghormati dan menghargai perbedaan.
Baca juga: Finis di Posisi Ke-10, Ananda Rigi, Pebalap Asal Lamongan, Penuhi Target di MXGP Samota
Sama seperti Tadi dan Sutrisno, Titis juga mengakui, bahwa semua warga Desa Balun menyadari walaupun berbeda agama mereka masih merasa satu keluarga, satu garis keturunan.
Sehingga warga menghargai perbedaan akan keyakinan tersebut dan tidak pernah terjadi gesekan hingga saat ini.
Sekretaris Desa Balun Hafidh (30) mengatakan, sekitar 60 persen dari total penduduk Desa Balun saat ini berprofesi sebagai petani tambak.
Di mana lahan tambak yang dimiliki, biasanya dalam setahun digunakan dua kali untuk panen ikan dan sekali panen padi.
Kendati seiring kemajuan zaman, banyak pemuda memilih untuk mengadu nasib di luar desa sebagai pekerja ketimbang melanjutkan profesi sebagai petani.
"Kalau seusia saya, sekarang banyak yang kerja selain petani, tapi yang tua masih banyak yang tani. Untuk yang masih tani, mungkin sekitar 60 persen," tutur Hafidh.
Hafidh mengaku, selama ini warga Desa Balun hidup rukun dengan menghargai perbedaan yang ada, termasuk generasi muda. Para generasi muda di desa setempat, tetap mewarisi nilai-nilai peninggalan orangtua dan sesepuh kampung dalam menjaga kerukunan.
"Sudah biasa. Di balai desa sendiri itu ada sepuluh perangkat, termasuk saya. Dari sepuluh perangkat, dua di antaranya beragama kristen, sementara lainnya islam," ucap Hafidh.
Hafidh menjelaskan, Desa Balun terbagi atas dua dusun yakni, Dusun Balun dan Ngangrik yang berjarak sekitar 2 kilometer.
Namun tidak seperti di Balun, pada Dusun Ngangrik semua warga memeluk agama Islam. Sementara di Dusun Balun sendiri, terdapat sepuluh Rukun Tetangga (RT) dengan warga yang berbeda agama tetap hidup rukun dalam kehidupan sehari-hari.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.