Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat Lebih Dekat Desa Balun di Lamongan yang Berjuluk 'Desa Pancasila'

Kompas.com - 29/06/2022, 06:11 WIB
Hamzah Arfah,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

 

Tadi lantas mencontohkan dirinya. Meski dirinya merupakan pemuka agama Hindu di desa setempat, namun kakak pertamanya yang berjenis kelamin perempuan memeluk agama Kristen.

Sementara kakak kedua Tadi yang berjenis kelamin laki-laki, memilih untuk menganut agama Islam.

Namun karena mereka masing-masing telah berkeluarga, sehingga tinggal di rumah yang berbeda.

Kendati demikian, antara rumah Tadi dengan kakak-kakaknya yang berbeda agama tersebut saling berdampingan.

Terlebih Tadi mengaku, dirinya dengan Sutrisno (pemuka Kristen) maupun dengan Titis Sutarno selaku ketua takmir Masjid Miftahul Huda saat ini, juga masih memiliki hubungan kekeluargaan.

"Terus bagaimana kalau sampai ada konflik? sebab satu keluarga bisa berbeda agama. Pak Titis itu masih kerabat dengan saya, kemudian Pak Sutrisno itu masih kerabat dengan istri saya," tutur Tadi.

Baca juga: Puluhan Ekor Burung Tempat Wisata di Lamongan Hilang Dicuri, Ternyata Ulah Pegawai Sendiri

Atas dasar-dasar tersebut, baik Tadi maupun Sutrisno mengaku, selama dirinya lahir hingga saat ini belum pernah menjumpai adanya gesekan antar umat beragama di Desa Balun.

Sebab masyarakat Desa Balun sudah menyadari, prinsip toleransi kehidupan beragama yang harus mereka junjung dalam kehidupan sehari-hari.

"Kalau hubungan sosial bersama-sama, tapi kalau soal agama atau keyakinan baru urusan masing-masing," ucap Tadi.

Menurut pengetahuan Tadi selama ini, tidak jarang pula warga yang ada di Desa Balun berpindah agama.

Salah satu faktornya karena menjalani pernikahan. Meski demikian, warga dan pihak keluarga tetap menghormati atas keyakinan yang dipilih.

"Kebanyakan yang pindah agama itu karena perkawinan, tidak ada karena sebab yang lain dan itu sudah biasa di sini. Kalau sudah seperti itu, ya dipasrahkan kepada yang menjalani," kata Tadi.

Tadi juga membenarkan cerita Sutrisno, agama Hindu di Desa Balun mulai eksis usai peristiwa G30S/PKI, dengan dirinya memeluk agama Hindu mengikuti orangtua. Adapun pemeluk agama Hindu di Desa Balun saat ini, dikatakan sudah sekitar 60-an keluarga, sebanyak 266 orang.

Baca juga: Kelelahan akibat Bongkar Muat, Sopir Truk di Lamongan Ditemukan Tewas di Dalam Kabin

Jaga kerukunan

Kendati warga di Desa Balun sudah terbiasa dengan toleransi antar umat beragama yang berlangsung, namun para pemuka masing-masing agama di Desa Balun juga mewanti-wanti kepada generasi mudanya supaya tetap menghormati perbedaan yang ada.

"Seperti kemarin ada dialog pemuda yang digelar di desa tentang kebinekaan, ya kami arahkan mereka (pemuda Hindu) untuk ikut, untuk membuka wawasan mereka," kata Tadi.

Sementara Sutrisno menambahkan, praktik toleransi beragama di Desa Balun dapat disaksikan begitu terasa ketika ada perayaan hari besar agama.

Di mana pemeluk agama lain, turut membantu dalam pelaksanaan kegiatan agama yang sedang memperingati.

"Seperti saat shalat Idul Fitri dan Idul Adha juga pas tarawih, yang jaga sepeda di parkiran itu warga Kristen dan Hindu. Sementara saat Natal, yang dari Islam dan Hindu itu kami undang. Saat umat Hindu yang ada acara keagamaan, kami dan yang dari Islam turut membantu. Begitu pula saat ada warga yang meninggal dunia, kami semua ikut membantu," ujar Sutrisno.

Baca juga: Kesulitan Ungkap Kasus Pembuangan Bayi di Lamongan, Polisi: Pembuang Bukan Warga Setempat

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Surabaya
Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Surabaya
Ledakan Petasan di Bangkalan Terdengar hingga Radius 2 Kilometer

Ledakan Petasan di Bangkalan Terdengar hingga Radius 2 Kilometer

Surabaya
Rumah Ambruk di Bangkalan Akibat Petasan Meledak, 1 Orang Meninggal dan 2 Kritis

Rumah Ambruk di Bangkalan Akibat Petasan Meledak, 1 Orang Meninggal dan 2 Kritis

Surabaya
Arus Balik di Pelabuhan Jangkar Situbondo Didominasi Kalangan Santri

Arus Balik di Pelabuhan Jangkar Situbondo Didominasi Kalangan Santri

Surabaya
3 Bocah Terseret Ombak di Pantai Damas Trenggalek, 1 Tewas

3 Bocah Terseret Ombak di Pantai Damas Trenggalek, 1 Tewas

Surabaya
PKB dan Gerindra Jalin Koalisi Usung Sosok Kades pada Pilkada Jombang

PKB dan Gerindra Jalin Koalisi Usung Sosok Kades pada Pilkada Jombang

Surabaya
2 Bulan Belanja Masalah, AHY Mengaku Banyak Dapati Mafia Tanah

2 Bulan Belanja Masalah, AHY Mengaku Banyak Dapati Mafia Tanah

Surabaya
Korupsi Dana Desa Rp 360 Juta, Kades di Mojokerto Ditangkap Polisi

Korupsi Dana Desa Rp 360 Juta, Kades di Mojokerto Ditangkap Polisi

Surabaya
Pasutri di Lumajang Tewas Terseret Banjir Lahar Gunung Semeru

Pasutri di Lumajang Tewas Terseret Banjir Lahar Gunung Semeru

Surabaya
Polisi Tangkap 3 Pria Pembuat Sabu Skala Rumahan di Pasuruan

Polisi Tangkap 3 Pria Pembuat Sabu Skala Rumahan di Pasuruan

Surabaya
Libur Lebaran 2024, Kunjungan Wisata ke Gunung Bromo Naik 100 Persen

Libur Lebaran 2024, Kunjungan Wisata ke Gunung Bromo Naik 100 Persen

Surabaya
Jembatan yang Rusak akibat Banjir Lahar Semeru Jadi 10 Unit

Jembatan yang Rusak akibat Banjir Lahar Semeru Jadi 10 Unit

Surabaya
Gara-gara Dicerai Sepihak, TKW Asal Madiun Rusak Rumah Hasil Menabung Selama 9 Tahun

Gara-gara Dicerai Sepihak, TKW Asal Madiun Rusak Rumah Hasil Menabung Selama 9 Tahun

Surabaya
Ayah dan Anak Tenggelam di Sungai Sidoarjo-Gresik Belum Ditemukan, Proses Pencarian Diperluas

Ayah dan Anak Tenggelam di Sungai Sidoarjo-Gresik Belum Ditemukan, Proses Pencarian Diperluas

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com