Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Puluhan Unggas di Kota Batu Mati Mendadak, Peternak Trauma

Kompas.com - 24/06/2022, 10:10 WIB
Nugraha Perdana,
Priska Sari Pratiwi

Tim Redaksi


MALANG, KOMPAS.com - Belum selesai persoalan penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak, puluhan unggas di Kota Batu, Jawa Timur, mati misterius dalam kurun waktu tiga bulan terakhir. 

Salah satu peternak, Rosik, yang memelihara 75 ekor ayam dan mentok harus kehilangan semua hewan ternak yang dipelihara tanpa tahu penyebab kematiannya.

"Dari sekitar Maret, kejadiannya cepat dan beruntun. Sehari ada saja yang mati, kadang satu atau dua, pernah sampai lima," kata Rosik saat ditemui di rumahnya, Rabu (22/6/2022).

Baca juga: 7 Ekor Sapi Perah Terkapar di Kawasan Pasar Hewan Boyolali, Dibeli dari Jatim dan Diduga PMK

Awalnya, Rosik menemukan seekor ayamnya yang terkulai lemas di pagi hari. Sore harinya ayam itu mati. 

Kejadian itu terulang kembali pada ayam-ayamnya yang lain hingga menjelang Hari Raya Idul Fitri. Semua ayamnya sudah habis tak bersisa.

"Jadi kalau pagi satu ekor lemas, terus sorenya sudah mati. Lainnya juga gitu, sore lemas, besok pagi sudah mati. Ya rata- rata sehari bisa sampai lima ekor ayam yang mati," katanya.

Rosik yang menjalani usahanya itu selama dua tahun merasa rugi dengan kejadian yang menimpanya. Apalagi saat mati, ternak ayamnya dalam kondisi gemuk.

Baca juga: Hewan Ternak Suspek PMK di DI Yogyakarta Capai 5.000 Ekor

 

Setiap ekor ayam yang mati diperkirakan memiliki harga sekitar Rp 500.000.

"Itu ayam jenis bangkok sama pelung, harganya sekitar Rp 500.000 setiap ekor," katanya.

Kini Rosik mengaku belum berani mengisi kandangnya dengan ternak ayam karena masih merasa trauma dengan peristiwa tersebut. 

Penjelasan Pemkot

Plt Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kota Batu, Sugeng Pramono mengatakan, pihaknya tidak menerima laporan dari peternak tersebut.

DPKP Kota Batu pun, kata dia, tidak bisa mencari tahu lebih lanjut penyebab kematian unggas-unggas tersebut.

"Peternak itu enggak lapor ke kita. Kalau ada laporan bisa kita ambil sampel untuk di uji lab," kata Sugeng saat dihubungi via telepon. 

Meski demikian, Sugeng telah meminta peternak itu datang ke Puskeswan agar kandang unggasnya disemprot disinfektan. 

"Peternaknya sudah diminta untuk ke Puskeswan, diberi disinfektan untuk kandang-kandangnya," ucapnya. 

Baca juga: Hanya Dapat 100 Dosis, Pemkot Semarang Belum Tentukan Sasaran Vaksinasi PMK

Untuk mengantisipasi hal tersebut, ia mengimbau peternak segera melapor jika menemukan unggas dalam kondisi tidak sehat.

Selain itu, kata Sugeng, sterilisasi atau pembersihan kandang juga perlu rutin dilakukan oleh para peternak.

"Bila terjadi sesuatu hal apa-apa diharapkan melaporkan ke dinas. Kemudian sterilisasi atau pembersihan kandang juga harus rutin dilakukan. Sebenarnya peternak itu sudah diberikan pembinaan sama dinas, mereka seharusnya sudah bisa menangani sendiri," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gibran dan Bobby Disebut Akan Terima Satyalencana dari Presiden Jokowi di Surabaya

Gibran dan Bobby Disebut Akan Terima Satyalencana dari Presiden Jokowi di Surabaya

Surabaya
Bendahara PNPM di Magetan Dijebloskan ke Sel

Bendahara PNPM di Magetan Dijebloskan ke Sel

Surabaya
Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Surabaya
Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Surabaya
Maafkan Pria yang Tabrak Anaknya, Isa Bajaj: Dia Tak Sengaja Menyakiti Putri Saya

Maafkan Pria yang Tabrak Anaknya, Isa Bajaj: Dia Tak Sengaja Menyakiti Putri Saya

Surabaya
Pengamat soal Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres: Saatnya Fase Rekonsiliasi

Pengamat soal Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres: Saatnya Fase Rekonsiliasi

Surabaya
5 Kearifan Lokal di Jawa Timur, Ada Upacara Kasada dan Toron

5 Kearifan Lokal di Jawa Timur, Ada Upacara Kasada dan Toron

Surabaya
Jasa Tur di Surabaya Dilaporkan karena Dugaan Penipuan, Total Kerugian Rp 166 Juta

Jasa Tur di Surabaya Dilaporkan karena Dugaan Penipuan, Total Kerugian Rp 166 Juta

Surabaya
RSUD dr. Iskak Tulungagung Tangani Bayi Kembar Siam Dempet Pantat

RSUD dr. Iskak Tulungagung Tangani Bayi Kembar Siam Dempet Pantat

Surabaya
Heboh Puluhan Sapi di Nganjuk Mati Mendadak, Diduga Keracunan

Heboh Puluhan Sapi di Nganjuk Mati Mendadak, Diduga Keracunan

Surabaya
Dilaporkan Kasus Penganiayaan, Anak DPRD Surabaya Penuhi Panggilan Polisi

Dilaporkan Kasus Penganiayaan, Anak DPRD Surabaya Penuhi Panggilan Polisi

Surabaya
Mobil Pikap Terbalik di Lamongan Usai Tabrak Median Jalan, Motor dan Warung

Mobil Pikap Terbalik di Lamongan Usai Tabrak Median Jalan, Motor dan Warung

Surabaya
Pilkada Banyuwangi, Partai Golkar Nyatakan Dukungan kepada Ipuk Fiestiandani Azwar Anas

Pilkada Banyuwangi, Partai Golkar Nyatakan Dukungan kepada Ipuk Fiestiandani Azwar Anas

Surabaya
Dapat Total Remisi 14 Bulan, Eks Bupati Malang Rendra Kresna Bebas Bersyarat

Dapat Total Remisi 14 Bulan, Eks Bupati Malang Rendra Kresna Bebas Bersyarat

Surabaya
Kantor Imigrasi Deportasi Perempuan Berkewarganegaraan Ganda setelah 10 Tahun Tinggal di Blitar

Kantor Imigrasi Deportasi Perempuan Berkewarganegaraan Ganda setelah 10 Tahun Tinggal di Blitar

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com