Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5.500 Sapi di Ponorogo Positif PMK, Petugas Kesehatan Hewan Kewalahan

Kompas.com - 20/06/2022, 19:41 WIB
Muhlis Al Alawi,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

PONOROGO, KOMPAS.com - Petugas kesehatan hewan (keswan) Kabupaten Ponorogo kewalahan melakukan pengobatan sapi yang terinfeksi penyakit mulut dan kuku (PMK) di Bumi Reog.

Kondisi itu terjadi karena lonjakan kasus PMK yang tak terkendali hingga mengakibatkan 5.500 ekor sapi terinfeksi dan 132 ekor sapi mati.

Baca juga: Tertabrak Mobil, Pengendara Motor di Ponorogo Tewas

“Penularan PMK di Ponorogo belum terkendali. Kami masih kewalahan di tenaga medik. Tenaga medik kami jumlahnya terbatas,” kata Kepala Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Ponorogo, Masun yang dihubungi Kompas.com melalui sambungan telepon, Senin (20/6/2022).

Masun mengatakan, hanya terdapat sembilan tenaga kesehatan hewan yang praktik di Kabupaten Ponorogo. Sementara, wilayah yang harus dilayani tersebar di 21 kecamatan di Kabupaten Ponorogo.

Padahal, untuk pelayanan maksimal, sebuah kecamatan minimal memiliki satu dokter hewan dan dua tenaga paramedik.

Untuk mengobati hewan ternak yang terinfeksi PMK, ujar Masun, tenaga kesehatan hewan harus berjibaku dan pontang-panting karena kasus makin meningkat.

Sekitar dua minggu sebelumnya, jumlah hewan ternak yang terinfeksi PMK di Ponorogo mencapai ratusan ekor dan belum ada kasus kematian.

Namun, kini terdapat 5.500 ekor sapi yang terinfeksi PMK. Sebanyak 132 di antaranya mati.

Untuk mencegah meluasnya PMK di Ponorogo, Distan Ponorogo hanya mengandalkan pengobatan sejak ditemukan kasus pertama pada 26 Mei 2022. Namun petugas harus kelabakan melakukan pengobatan lantaran jumlahnya yang terbatas.

“Tetapi ya itu tadi , kami harus berjibaku untuk meng-cover kasus itu,” tutur Masun.

Masun menuturkan belum ada bantuan tambahan tenaga medis hewan dari Pemprov Jatim atau pemerintah pusat. Hanya saja, bantuan diberikan dalam bentuk obat-obatan.

“Sejauh ini belum ada. Kalau obat-obatan ada,” jelas Masun.

Tak hanya itu, vaksin PMK pun belum tiba di Ponorogo. Masun berharap Pemprov Jatim dan Kementerian Pertanian memberikan bantuan tenaga kesehatan hewan untuk pengobatan hewan ternak di Ponorogo yang terinfeksi PMK.

Pasalnya populasi sapi di Bumi Reog mencapai 80.000-an ekor.

Lockdown Tingkat Desa

Kepada peternak sapi dan kambing, Masun meminta peternak menerapkan protokol kesehatan ketat jika ada ternak yang terpapar PMK. Ternak sapi harus diisolasi.

“Bila perlu dilakukan lockdown di tingkat desa. Tidak apa-apa agar tidak menyebar ke desa lainnya,” jelas Masun.

Baca juga: Iseng Jalani Hubungan Sejenis, Pria Beristri di Ponorogo Diperas Rp 13 Juta, 3 Oknum Wartawan Ditangkap

Bagi Masun, lockdown tingkat desa menjadi penting untuk memastikan hewan ternak yang keluar masuk dalam kondisi bebas PMK.

“Sudah ada (lockdown tingkat desa) untuk memastikan agar tidak ada hewan ternak dari luar yang masuk ke desa tersebut,” jelas Masun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bupati Sidoarjo Tak Hadiri Halal Bihalal Kepala Daerah di Surabaya

Bupati Sidoarjo Tak Hadiri Halal Bihalal Kepala Daerah di Surabaya

Surabaya
Polisi Temui Kendala Buru Perampok yang Sempat Sekap Korban di Gresik

Polisi Temui Kendala Buru Perampok yang Sempat Sekap Korban di Gresik

Surabaya
Bos di Surabaya Jadi Korban Penipuan, Rugi Rp 1,5 Miliar, Pelaku Mengaku Tinggal di Amerika

Bos di Surabaya Jadi Korban Penipuan, Rugi Rp 1,5 Miliar, Pelaku Mengaku Tinggal di Amerika

Surabaya
Kadinkes Kabupaten Malang Dicopot karena Pembengkakan Anggaran PBIP

Kadinkes Kabupaten Malang Dicopot karena Pembengkakan Anggaran PBIP

Surabaya
Eks Dirut Perusahaan Jadi Buronan Polda Jatim dalam Kasus Penggelapan dan TPPU Rp 9,2 M

Eks Dirut Perusahaan Jadi Buronan Polda Jatim dalam Kasus Penggelapan dan TPPU Rp 9,2 M

Surabaya
Kronologi Bus Pahala Kencana Terbakar di Tol Jombang-Mojokerto, Sempat Pecah Ban, Semua Penumpang Selamat

Kronologi Bus Pahala Kencana Terbakar di Tol Jombang-Mojokerto, Sempat Pecah Ban, Semua Penumpang Selamat

Surabaya
Terungkap, Santri di Blitar Dikeroyok di Mushala oleh 17 Santri Lain sampai Koma dan Meninggal

Terungkap, Santri di Blitar Dikeroyok di Mushala oleh 17 Santri Lain sampai Koma dan Meninggal

Surabaya
Polisi Sebut Terduga Penyiksa Anjing Maltese sampai Mati adalah Anak di Bawah Umur dan Belum Diperiksa

Polisi Sebut Terduga Penyiksa Anjing Maltese sampai Mati adalah Anak di Bawah Umur dan Belum Diperiksa

Surabaya
Pelaku Pelecehan Payudara di Sidoarjo Tertangkap Korban dan Dihajar Massa

Pelaku Pelecehan Payudara di Sidoarjo Tertangkap Korban dan Dihajar Massa

Surabaya
Kandang Ayam di Banyuwangi Terbakar, 28.000 Ekor Mati Terpanggang

Kandang Ayam di Banyuwangi Terbakar, 28.000 Ekor Mati Terpanggang

Surabaya
Bandara Dhoho Kediri Layani 1.155 Penumpang hingga H+6 Lebaran

Bandara Dhoho Kediri Layani 1.155 Penumpang hingga H+6 Lebaran

Surabaya
Konser MAFEST Volume 3 Batal, Pembeli Tiket Minta Uang Kembali

Konser MAFEST Volume 3 Batal, Pembeli Tiket Minta Uang Kembali

Surabaya
Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Kamis 18 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Kamis 18 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Surabaya
Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Kamis 18 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Kamis 18 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Surabaya
Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Kamis 18 April 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Kamis 18 April 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com