SURABAYA, KOMPAS.com – Peternak di Bangkalan, Jawa Timur merasakan dampak wabah Penyakit Kuku dan Mulut (PMK), terutama menjelang hari raya Idul Adha.
Momentum hari raya kurban yang seharusnya menjadi hujan rezeki, kini berubah drastis.
Syahril Abdilah (32), peternak asal Kecamatan Blega, Bangkalan, menceritakan sulitnya menjual ternak miliknya.
Syahril juga takut membawa ternaknya ke pasar hewan karena khawatir tertular PMK.
Untuk mengirim hewan ternak ke luar daerah pun kini semakin sulit lantaran banyak syarat yang harus dilengkapi.
“Di pasar hewan Tanah Merah sekarang sepi sapi, karena para peternak yang akan menjualnya ke pasar takut tertular, jadi takut. Sekarang yang menjadi isu di masyarakat adalah takut mengonsumsi daging sapi. Dan ini menjadi isu liar juga, maka sangat jelas dampaknya terhadap permintaan hewan kurban,” ucap Syahril kepada Kompas.com, Senin (20/6/2022).
Baca juga: Marak PMK, Wali Kota Malang Imbau Masjid Tetap Sembelih Hewan Kurban
Kondisi saat ini sangat berpengaruh pada perputaran perekonomiannya.
Dia menjelaskan, di Bangkalan, banyak peternak yang mengalami kerugian hingga puluhan juta lantaran sapi mereka mati diserang PMK. Padahal tak sedikit yang menggantungkan hidup dari peternakan.
“Kalau peternak kecil seperti kami dan masyarakat pendesaan, hewan ternak menjadi langkah solusi yang tepat untuk memenuhi kebutuhan yang nominalnya besar. Seperti mau menikahkan anaknya maka yang akan dijual ya sapi,” papar dia.
Baca juga: Cegah PMK, Peternak di Gunungkidul Diimbau Transaksi Online
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.