Sebelum wabah PMK merebak di Sumenep, Aminah bisa menjual 25-30 kilogram daging sapi sehari. Sejak PMK melanda, ia hanya mampu menjual 7-10 kilogram daging sapi sehari.
Meski daya beli menurun, harga daging sapi masih stabil di angka Rp 120.000 per kilogram.
Ia berharap kasus penyakit pada sapi bisa segera teratasi. Apalagi mendekati Hari Raya Idul Adha.
"Semoga pemerintah secepatnya mengatasi kasus penyakit yang menjangkiti sapi tersebut," harapnya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Sumenep, Arif Firmanto menjelaskan, sampel seekor sapi di Kecamatan Pasongsongan diperiksa di Pusat Veteriner Farma pada awal Juni 2022.
Baca juga: Beli Narkoba lewat Medsos, Pria di Sumenep Ditangkap Saat Terima Paket Berisi Sabu
Hasilnya, positif terjangkit PMK. Bahkan, berdasarkan hasil pemeriksaan hewan ternak yang dilakukan petugas di kecamatan, terdapat 28 ekor sapi bergejala PMK.
Sehingga, petugas mengambil langkah agar puluhan sapi itu bisa disembuhkan.
"Kami berusaha menekan penyebarannya dengan melakukan pengecekan dini terhadap sapi yang bergejala. Semoga kasus PMK ini segera tertangani," kata dia.
Kini, wabah PMK di Kabupaten Sumenep terus meluas. Berdasarkan data dari DKPP Sumenep, sebanyak sembilan kecamatan diketahui ditemukan PMK pada sapi. Kecamatan Lenteng menjadi wilayah terbanyak dengan 160 kasus.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.