Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dinkes Sampang Pantau Kesehatan Balita Kecanduan Aroma Pertalite, Ingatkan Peran Orangtua

Kompas.com - 17/06/2022, 19:30 WIB
Taufiqurrahman,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

SAMPANG, KOMPAS.com - Dinas Kesehatan Kabupaten Sampang, Jawa Timur, memantau perkembangan kesehatan balita berusia 4 tahun asal Kecamatan Camplong yang mengalami kecanduan bau bahan bakar minyak jenis Pertalite.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sampang Abdullah Najich mengatakan, sejak mengetahui informasi tersebut, petugas kesehatan dari Puskesmas Tanjung rutin mendatangi rumah orangtua anak tersebut.

Baca juga: Cerita Bocah 4 Tahun Kecanduan Aroma Pertalite, Menangis jika Dilarang, ke Mana-mana Bawa Jeriken

Para petugas memberikan pendampingan kepada orangtua karena kebiasaan anak tersebut bisa merusak organ tubuh bagian dalam.

"Orangtuanya yang harus didampingi, diberi wawasan agar kecanduan anaknya bisa disembuhkan. Sebab, sehari-hari yang mengasuh orangtuanya sendiri," kata Abdullah Najich saat dihubungi, Jumat (17/6/2022).

Menurut Najich, belum dibutuhkan bantuan dari ahli psikologi untuk menyembuhkan kecanduan anak itu.

Balita tersebut hanya membutuhkan terapi kebiasaan. Namun, terapi itu membutuhkan peran besar orangtua.

Sementara petugas, kata dia, hanya bisa datang ke rumah melakukan pemantauan.

"Terapi penyembuhan anak tersebut bisa kami bantu. Yang besar perannya, kedua orang tuanya," kata Najich.

Ibu balita yang kecanduan mencium aroma Pertalite, Sahiyatul Jannah mengaku telah mengikuti saran Dinkes Sampang.

Namun, Sahiyatul masih kesulitan karena anaknya masih sering menanyakan botol atau wadah bekas Pertalite.

"Masih sering ditanya jeriken Pertalite di mana. Tapi saya coba alihkan ke perhatian yang lain meskipun menangis," terang Sahiyatul.

Baca juga: Balita Kecanduan Aroma Pertalite di Sampang, Terancam Alami Kerusakan Jantung dan Paru-paru

Sahiyatul mulai menaruh perhatian serius akan masa depan kesehatan anaknya setelah mendapatkan penjelasan dari Dinkes Sampang.

"Takut juga kalau efeknya nanti bisa gangguan jantung dan paru-paru. Tapi semoga Allah menjaganya," ungkapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com