Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/06/2022, 18:43 WIB
Imron Hakiki,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Motif di balik aksi penyekapan terhadap perempuan muda berinisial IRN (18), yang dilakukan pelaku berinisial YD (49), di Kabupaten Malang terungkap.

Penyekapan terhadap warga Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang, Jawa Timur, itu terbongkar pada Kamis (9/6/2022).

Baca juga: Motif Pria di Malang Sekap Perempuan di Lemari, Dendam kepada Orangtua Korban

Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Kepolisian Resor Malang AKP Donny K Bara'langi mengatakan, pelaku berinisial YD sebelumnya mengajak korban mengurus ijazah yang tertahan di sekolah.

Namun, pelaku malah berniat mencabuli korban di rumah kontrakannya di Dusun Untung Suropati, Desa Sambigede, Kecamatan Sumberpucung, Malang.

"Korban diajak ke rumahnya. Lalu pelaku berupaya untuk mencabuli korban. Karena korban melawan, akhirnya tangannya diikat," ungkap Donny saat ditemui di Malang, Kamis (16/6/2022).

Setelah itu, pelaku berusaha membuka pakaian korban. Pelaku urung mencabuli korban karena sedang menstruasi.

"Akibat kesal karena tidak bisa mencabuli, pelaku akhirnya menyekap korban di dalam lemari," ujarnya.

Klarifikasi identitas pelaku

Donny juga mengklarifikasi identitas pelaku yang sebelumnya disebut berinisial AW. Ternyata, pelaku berinisial YD (49), warga Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.

"Berdasarkan fotokopi kartu keluarga yang kami sita dari pemilik kontrakan yang didapat dari pelaku, bernama Agus Wicaksono. Tapi saat kami interogasi ia mengakui bernama Yonathan Deny," jelasnya.

Pelaku mengaku menyukai korban

Donny menjelaskan, pelaku beralasan menyukai korban. Pelaku dan orangtua korban berteman.

Pelaku pun pernah bertamu ke rumah korban. Saat itu, orangtua korban mengeluhkan ijazah anaknya yang tertahan karena faktor ekonomi.

Baca juga: Gadis di Malang Diduga Disekap di Rumah Kontarakan, Kabur dengan Tangan Terikat, Pelaku Mengaku Aparat

"Saat berkunjung ke rumah korban itu, ayah dan korban mengeluh karena ijazah korban tertahan akibat faktor ekonomi. Akhirnya, keluhan itu dimanfaatkan oleh pelaku untuk melancarkan niatnya," bebernya.

"Keesokan harinya, pelaku menjemput korban ke rumahnya untuk melancarkan niatnya itu. Saat itu kebetulan ayah korban tidak ada di rumahnya," imbuh Donny.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Kesaksian Hanafi, Pemain Futsal Blitar yang Ditendang saat Selebrasi Sujud Syukur

Kesaksian Hanafi, Pemain Futsal Blitar yang Ditendang saat Selebrasi Sujud Syukur

Surabaya
Bapanas Bagikan 86 Ton Beras kepada 8.609 Keluarga Miskin Kota Blitar

Bapanas Bagikan 86 Ton Beras kepada 8.609 Keluarga Miskin Kota Blitar

Surabaya
Jabatan sebagai Bupati Jombang Berakhir, Mundjidah Nyatakan Siap Maju Pilkada 2024

Jabatan sebagai Bupati Jombang Berakhir, Mundjidah Nyatakan Siap Maju Pilkada 2024

Surabaya
Pemkab Tanggung Pengobatan Balita Tercebur Panci Isi Kuah Panas di Ponorogo

Pemkab Tanggung Pengobatan Balita Tercebur Panci Isi Kuah Panas di Ponorogo

Surabaya
Warga Swadaya Miliaran Rupiah Bangun Ulang Jembatan Lembah Dieng Malang

Warga Swadaya Miliaran Rupiah Bangun Ulang Jembatan Lembah Dieng Malang

Surabaya
Ibu dan Anak di Kediri Ditemukan Meninggal di Dalam Rumah

Ibu dan Anak di Kediri Ditemukan Meninggal di Dalam Rumah

Surabaya
Terlindas Truk, Pesepeda di Banyuwangi Tewas

Terlindas Truk, Pesepeda di Banyuwangi Tewas

Surabaya
Pemilik Motor Misterius di Surabaya Ditemukan Mengambang di Sungai

Pemilik Motor Misterius di Surabaya Ditemukan Mengambang di Sungai

Surabaya
Penjelasan Dokter soal Hasil Pemeriksaan Mata Siswi SD yang Diduga Dicolok Pakai Tusuk Bakso

Penjelasan Dokter soal Hasil Pemeriksaan Mata Siswi SD yang Diduga Dicolok Pakai Tusuk Bakso

Surabaya
Orangutan Kalimantan yang Diselundupkan ke Surabaya Dikembalikan ke Daerah Asal

Orangutan Kalimantan yang Diselundupkan ke Surabaya Dikembalikan ke Daerah Asal

Surabaya
Ibu-ibu Geruduk Mapolres Situbondo gara-gara Kasus Arisan Bodong Tak Kunjung Ditangani

Ibu-ibu Geruduk Mapolres Situbondo gara-gara Kasus Arisan Bodong Tak Kunjung Ditangani

Surabaya
Sepeda Motor Misterius Terparkir di Samping Sungai Surabaya, Pemilik Belum Ditemukan

Sepeda Motor Misterius Terparkir di Samping Sungai Surabaya, Pemilik Belum Ditemukan

Surabaya
Saat Pemain Futsal Porprov Jatim Tendang Lawan yang Sedang Selebrasi Sujud Syukur...

Saat Pemain Futsal Porprov Jatim Tendang Lawan yang Sedang Selebrasi Sujud Syukur...

Surabaya
SMK 1 Kalianget Sumenep Disegel Imbas Sengketa Lahan, Siswa Belajar Daring

SMK 1 Kalianget Sumenep Disegel Imbas Sengketa Lahan, Siswa Belajar Daring

Surabaya
Cerita Mbah So, Penjaga Tari Topeng Kaliwungu Lumajang yang Kini Jadi Pengayuh Becak

Cerita Mbah So, Penjaga Tari Topeng Kaliwungu Lumajang yang Kini Jadi Pengayuh Becak

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com