Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menjelang Idul Adha, Permintaan Sapi di Tuban Menurun Drastis akibat Wabah PMK

Kompas.com - 15/06/2022, 06:43 WIB

TUBAN, KOMPAS.com - Menjelang Hari Raya Idul Adha, permintaan hewan ternak di Kabupaten Tuban, Jawa Timur, menurun drastis. Hal ini disebabkan oleh merebaknya Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang menyerang hewan ternak, terutama sapi.

Kiswadi, salah seorang peternak sapi asal Kecamatan Widang, Kabupaten Tuban, mengatakan, biasanya menjelang Hari Raya Idul Adha, permintaan hewan sapi untuk keperluan kurban cukup banyak dan datang dari berbagai wilayah.

Namun, sejak adanya PMK yang menyerang hewan ternak terutama sapi, jumlah pembeli atau permintaan sapi mengalami penurunan drastis.

Baca juga: Kaki Jemaah Haji Asal Tuban Melepuh Usai Sandalnya Hilang di Masjid Nabawi

"Dulu, satu bulan menjelang Idul Adha, bisa ngirim ke Jakarta sampai puluhan sapi, sekarang sama sekali tidak ada permintaan," kata Kiswadi kepada Kompas.com, Selasa (14/6/2022).

Kiswadi mengaku kesulitan untuk menjual sapi yang diternaknya sejak hampir setahun lalu. Meskipun, kondisinya sehat dan tidak terpapar penyakit.

"Itu ada 28 ekor sapi, sehat semuanya mas, sebab saya jaga betul kesehatannya. Beli obat-obatan sendiri tidak ada bantuan pemerintah," ujarnya.

Baca juga: Operasi Patuh Semeru, Pelanggar Lalu Lintas di Tuban Siap-siap Kena Tilang Elektronik

Menurutnya, untuk menjual hewan ternak saat ini, para peternak harus memeriksakan hewan ternaknya terlebih dahulu ke petugas kesehatan hewan dan mengantongi surat keterangan hewan sehat dari instansi terkait.

"Prosesnya ribet, harus melalui pemeriksaan petugas kesehatan hewan dulu, harus ada surat keterangan sehat juga, dan itu semua harus bayar," ungkapnya.

Selain pembeli menurun, harga hewan ternak juga mengalami penururnan sejak adanya PMK yang menyebar luas di Kabupaten Tuban, dan beberapa kabupaten di Jawa Timur.

"Sebelum ada penyakit ini, harga satu ekor sapi paling murah bisa mencapai Rp 25 juta, sekarang harganya cuma sekitar Rp 15 juta," jelasnya.

Pada kondiai saat ini, para peternak berharap merebaknya PMK yang mengancam hewan ternak segera bisa teratasi agar kondisi pasar hewan juga bisa kembali.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Pelaku Perusakan Mobil Ambulans RSUD Sampang Minta Maaf

Pelaku Perusakan Mobil Ambulans RSUD Sampang Minta Maaf

Surabaya
Penangkapan Terduga Teroris di Tulungagung, Warga Kaget Sosok Ramah dan Cerdas Itu Diringkus Densus

Penangkapan Terduga Teroris di Tulungagung, Warga Kaget Sosok Ramah dan Cerdas Itu Diringkus Densus

Surabaya
320 Guru Honorer Lolos PPPK di Situbondo Tak Diangkat Jadi ASN, Ini Penjelasan Sekda

320 Guru Honorer Lolos PPPK di Situbondo Tak Diangkat Jadi ASN, Ini Penjelasan Sekda

Surabaya
Anggota Perguruan Silat di Banyuwangi Tewas Saat Latihan, Keluarga Lapor Polisi

Anggota Perguruan Silat di Banyuwangi Tewas Saat Latihan, Keluarga Lapor Polisi

Surabaya
2 Pembunuh Siswi SMP di Surabaya Divonis 9 dan 4 Tahun Penjara

2 Pembunuh Siswi SMP di Surabaya Divonis 9 dan 4 Tahun Penjara

Surabaya
Istri Mendiang Munir, Suciwati Sesalkan Mangkraknya Museum HAM di Kota Batu

Istri Mendiang Munir, Suciwati Sesalkan Mangkraknya Museum HAM di Kota Batu

Surabaya
2 Jemaah Haji Asal Lamongan Meninggal Dunia di Tanah Suci

2 Jemaah Haji Asal Lamongan Meninggal Dunia di Tanah Suci

Surabaya
Mayat Pria Bertato Bunga Mengapung di Sungai Surabaya, Polisi: Identitas Masih Misterius

Mayat Pria Bertato Bunga Mengapung di Sungai Surabaya, Polisi: Identitas Masih Misterius

Surabaya
Terserang Penyakit Langka Atresia Bilier, Balita Asal Madiun Meninggal Dunia

Terserang Penyakit Langka Atresia Bilier, Balita Asal Madiun Meninggal Dunia

Surabaya
Misteri Hilangnya 'Driver Online' Saat Antar Penumpang ke Pantai Balekambang

Misteri Hilangnya "Driver Online" Saat Antar Penumpang ke Pantai Balekambang

Surabaya
Duduk di Rel, Nenek di Madiun Tewas Tertabrak KA Bangunkarta

Duduk di Rel, Nenek di Madiun Tewas Tertabrak KA Bangunkarta

Surabaya
Perjuangan Cak Pir, Marbut Masjid di Jombang yang Akhirnya Bisa Naik Haji

Perjuangan Cak Pir, Marbut Masjid di Jombang yang Akhirnya Bisa Naik Haji

Surabaya
Diduga gara-gara Pakai Kaus Perguruan Lain, Tukang Las di Gresik Dikeroyok Pesilat

Diduga gara-gara Pakai Kaus Perguruan Lain, Tukang Las di Gresik Dikeroyok Pesilat

Surabaya
Polisi Sebut Ibu Balita yang Dibunuh Pengasuh di Sidoarjo Tak Lakukan Penelantaran

Polisi Sebut Ibu Balita yang Dibunuh Pengasuh di Sidoarjo Tak Lakukan Penelantaran

Surabaya
Kebakaran Hutan Arjuno-Welirang Diduga akibat Ulah Pemburu Liar, Pengelola Lapor Polisi

Kebakaran Hutan Arjuno-Welirang Diduga akibat Ulah Pemburu Liar, Pengelola Lapor Polisi

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com