Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

15 Warga Papua Ikuti Pelatihan Pembuatan Perahu Fiber di ITS, Ini Harapan Mensos Risma

Kompas.com - 11/06/2022, 10:30 WIB
Ghinan Salman,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Sebanyak 15 keluarga penerima manfaat (KPM) asal Papua mengikuti program pelatihan kewirausahaan sosial pembuatan perahu fiber di Fakultas Teknik Perkapalan Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya.

Belasan PKM itu terdir dari lima warga Kabupaten Yapen, lima orang dari Kabupaten Jayapura, dan lima orang dari Kabupaten Asmat.

Mereka mengikuti program pelatihan selama 12 hari, mulai 1 Juni hingga 12 Juni 2022.

Menteri Sosial Tri Rismaharini mengatakan, pelatihan pembuatan perahu fiber yang diikuti 15 peserta asal Papua ini bertujuan melepaskan ketergantungan dari keterikatan bantuan sosial.

Harapannya, melalui program kewirausahaan sosial ini, para peserta bisa secara mandiri mengembangkan potensi usahanya nanti.

"Jadi, awalnya mereka minta kapal, terus saya sampaikan, oke. Tetapi mereka harus belajar buat sendiri supaya mereka mengerti atau bahkan bisa menjadikan tempat atau ruang untuk berusaha," kata Mensos Risma di Fakultas Teknik Perkapalan ITS Surabaya, Jumat (10/6/2022).

Risma menjelaskan, para peserta yang diajak untuk ikut pelatihan pembuatan kapal tersebut terkejut mendengar ajakannya.

Risma lalu meminta bantuan Rektor ITS untuk memberikan pelatihan dan praktik langsung pembuatan perahu fiber.

Baca juga: Temui Suku Laut di Kepri, Mensos Risma Serahkan Bantuan Rp 400 Juta

"Jadi, saya sampaikan itu (tentang pelatihan membuat kapal fiber), mereka agak kaget. Setelah itu, saya langsung ke ITS minta bantuan, saya jelaskan saat itu kepada Pak Rektor langsung," ucap Risma.

Risma menyebut, Program Kewirausahaan Sosial ini tak hanya menggandeng ITS. Pihaknya juga berkolaborasi dengan Universitas Cendrawasih, Papua, agar masyarakat Papua yang mengikuti pelatihan bisa mandiri.

"Saya hubungi Universitas Cendrawasih (Uncen), dan ternyata Uncen juga siap untuk bekerja sama dan sekarang ini terwujud," ucap Risma.

Pada perjalanannya, banyak daerah yang memang membutuhkan perahu fiber. Sehingga, 15 peserta asal Papua ini ditargetkan akan memproduksi sebanyak 51 perahu fiber.

"Ada permintaan dari beberapa daerah di Papua, di antaranya di Asmat 27 unit kapal, Yapen 12 unit, Sarmi 2 unit, fan Mambramo 10 unit," kata Risma.

Proses pembuatan perahu fiber yang dilakukan 15 warga Papua di Fakultas Teknik Perkapalan, Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya, Jumat (10/6/2022).KOMPAS.COM/GHINAN SALMAN Proses pembuatan perahu fiber yang dilakukan 15 warga Papua di Fakultas Teknik Perkapalan, Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya, Jumat (10/6/2022).
Risma menargetkan, pada 17 Agustus, pengerjaan 51 perahu fiber itu rampung. Sehingga, bisa didistribusikan ke empat daerah di Papua.

"Ini tadi saya minta 17 Agustus 2022 selesai. Semoga bisa cepat prosesnya," tutur Risma.

Selain pelatihan pembuatan perahu fiber, Risma juga memberikan sejumlah workshop kepada masyarakat Papua. Mulai dari pelatihan menjahit, bercocok tanam hingga pengolahan garam.

"Kami juga memberi pelatihan lain. Jadi, kami akan ambil mama-mama dari atas gunung dan juga di pantai kami training untuk menjahit. Ke depan kami juga ajari mereka membuat bahan kainnya. Kami juga pikirkan untuk buat sutra di sana, kemudian ditenun. Sehingga mereka nanti bisa mandiri," kata Risma.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

3 Bocah Terseret Ombak di Pantai Damas Trenggalek, 1 Tewas

3 Bocah Terseret Ombak di Pantai Damas Trenggalek, 1 Tewas

Surabaya
PKB dan Gerindra Jalin Koalisi Usung Sosok Kades pada Pilkada Jombang

PKB dan Gerindra Jalin Koalisi Usung Sosok Kades pada Pilkada Jombang

Surabaya
2 Bulan Belanja Masalah, AHY Mengaku Banyak Dapati Mafia Tanah

2 Bulan Belanja Masalah, AHY Mengaku Banyak Dapati Mafia Tanah

Surabaya
Korupsi Dana Desa Rp 360 Juta, Kades di Mojokerto Ditangkap Polisi

Korupsi Dana Desa Rp 360 Juta, Kades di Mojokerto Ditangkap Polisi

Surabaya
Pasutri di Lumajang Tewas Terseret Banjir Lahar Gunung Semeru

Pasutri di Lumajang Tewas Terseret Banjir Lahar Gunung Semeru

Surabaya
Polisi Tangkap 3 Pria Pembuat Sabu Skala Rumahan di Pasuruan

Polisi Tangkap 3 Pria Pembuat Sabu Skala Rumahan di Pasuruan

Surabaya
Libur Lebaran 2024, Kunjungan Wisata ke Gunung Bromo Naik 100 Persen

Libur Lebaran 2024, Kunjungan Wisata ke Gunung Bromo Naik 100 Persen

Surabaya
Jembatan yang Rusak akibat Banjir Lahar Semeru Jadi 10 Unit

Jembatan yang Rusak akibat Banjir Lahar Semeru Jadi 10 Unit

Surabaya
Gara-gara Dicerai Sepihak, TKW Asal Madiun Rusak Rumah Hasil Menabung Selama 9 Tahun

Gara-gara Dicerai Sepihak, TKW Asal Madiun Rusak Rumah Hasil Menabung Selama 9 Tahun

Surabaya
Ayah dan Anak Tenggelam di Sungai Sidoarjo-Gresik Belum Ditemukan, Proses Pencarian Diperluas

Ayah dan Anak Tenggelam di Sungai Sidoarjo-Gresik Belum Ditemukan, Proses Pencarian Diperluas

Surabaya
Pemkab Lumajang Tetapkan Status Tanggap Darurat Bencana Lahar Dingin Semeru

Pemkab Lumajang Tetapkan Status Tanggap Darurat Bencana Lahar Dingin Semeru

Surabaya
Paman di Pamekasan Tega Cabuli Keponakannya di Kantor Kelurahan

Paman di Pamekasan Tega Cabuli Keponakannya di Kantor Kelurahan

Surabaya
Alasan Sakit, Bupati Sidoarjo Mangkir Panggilan Pemeriksaan KPK

Alasan Sakit, Bupati Sidoarjo Mangkir Panggilan Pemeriksaan KPK

Surabaya
Polisi Periksa CCTV di Sekitar Lapangan Basket Alun Alun Magetan, Isa Bajaj Minta Pelaku Kekerasan terhadap Anaknya Bertanggung Jawab

Polisi Periksa CCTV di Sekitar Lapangan Basket Alun Alun Magetan, Isa Bajaj Minta Pelaku Kekerasan terhadap Anaknya Bertanggung Jawab

Surabaya
Sengketa Pilpres 2024, Khofifah Yakin MK Menangkan Prabowo-Gibran

Sengketa Pilpres 2024, Khofifah Yakin MK Menangkan Prabowo-Gibran

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com