Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perjuangan Peternak Jelang Idul Adha di Tengah Wabah PMK, Jual Sapi Daring dengan Sistem PO

Kompas.com - 10/06/2022, 13:26 WIB
M Agus Fauzul Hakim,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

KEDIRI, KOMPAS.com- Penutupan pasar hewan ternak imbas Penyakit Kuku dan Mulut (PMK) saat jelang Idul Adha atau hari raya kurban adalah kondisi yang sulit bagi para peternak.

Sebab momentum hari raya kurban biasanya menjadi menjadi masa panen bagi peternak karena masyarakat biasanya membeli sapi untuk berkurban.

Baca juga: Cerita Atin, 3 Sapinya Mati Diduga karena PMK, Rugi Puluhan Juta Rupiah dan Berharap Ada Vaksin

Tidak sedikit peternak yang memutar otak agar ternaknya tetap sehat dan laku dijual sehingga bisa melayani masyarakat untuk berkurban.

Salah satunya adalah Joni Sriwasono (47), seorang peternak anggota kelompok ternak alumni Sekolah Peternak Rakyat (SPR) Ngudi Rejeki di Ngadiluwih, Kabupaten Kediri.

Penjualan daring

Joni dan rekan-rekannya sesama kelompok peternak, sejak 9 Juni 2022 atau H-30 hari raya kurban, meluncurkan sistem pembelian sapi dengan cara pre-order (PO) melalui kanal-kanal media sosial maupun loka pasar.

Sapi-sapi itu ditawarkan dengan harga sesuai bobot masing-masing. Kisaran harganya mulai dari Rp 17,5 juta sampai Rp 40 juta.

"Instagramnya ada di Saspri_ngudirejeki atau nama Facebook saya Joni Sriwasono," ujar Joni yang mengaku mempunyai 100 ekor sapi dalam kandang koloni ini, Jumat (10/6/2022).

Baca juga: 2 Sapi Suspek PMK, Pasar Dimoro Blitar Ditutup Sementara

Selanjutnya untuk menjamin kesehatan ternak tetap terjaga, sapi-sapi yang telah dibeli tersebut tetap akan berada di kandang hingga masa penyembelihannya.

Selama rentang waktu itu, pihaknya akan menanggung pakan, menjamin perawatan yang intensif, serta menggratiskan biaya ongkos kirim se wilayah Kediri raya.

Bahkan jika nantinya ada penambahan bobot sapi saat penimbangan sebelum penyembelihan, menurut Joni, itu adalah hak pembeli.

"Sampai hari raya penambahan daging adalah bonus bagi konsumen," ujar Joni.

Baca juga: DPRD Minta Pemkab Lumajang Lebih Serius Tangani PMK, Ini Kata Bupati Thoriqul Haq

 

Adapun kiat penguatan pada sisi teknis pemeliharaan ternak agar tetap bisa bertahan dalam masa PMK ini, pihaknya menjalankan protokol pemeliharaan yang ketat.

Misalnya dengan menjaga kecukupan nutrisi, kebersihan kandang, penyemprotan rutin, hingga penerapan bio sekuritas yang ketat.

Oleh sebab itu, menurut Joni, pada situasi saat ini yang perlu dilakukan masyarakat adalah dengan mencari referensi kelompok peternak yang kredibel apalagi di bawah naungan dinas agar tetap bisa mendapatkan hewan kurban yang baik.

Baca juga: UPDATE Covid-19 di Jatim, DIY, Bali, NTB, NTT, Kalbar, dan Kalsel 9 Juni 2022

Penutupan pasar hewan diperpanjang

Pemerintah Kabupaten Kediri, Jawa Timur, memperpanjang penutupan pasar hewan di wilayahnya sebagai upaya penanggulangan penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak.

Penutupan yang sudah berlangsung beberapa waktu lalu itu, sedianya akan berakhir pada 10 Juni 2022. Namun kini diperpanjang selama sembilan hari atau dijadwalkan berakhir pada 19 Juni.

"Nanti akan dievaluasi lagi melihat perkembangan kondisi," ujar Tutik Purwaningsih pada Kompas.com.

Baca juga: Cerita Suami Istri Lansia, Naik Vespa dari Kediri ke Bali untuk Hadiri Vespa World Day

Penutupan itu, kata Tutik, terpaksa dilakukan karena perkembangan PMK yang belum menunjukkan penurunan kasus.

Pihaknya mencatat, hingga 10 Juni 2022, sudah ada 1.056 hewan ternak di wilayahnya yang terpapar PMK. Bertambah dari hari sebelumnya sebanyak 981 ekor.

Dari jumlah itu, masih kata dia, penyebarannya terjadi merata di semua wilayah kecamatan yang ada karena dipengaruhi sifat virus itu sendiri yang mudah menyebar.

Penutupan pasar itu menurutnya adalah salah satu upaya memutus mata rantai penyebaran virus apalagi vaksinnya belum ada.

Baca juga: Cerita Atin, 3 Sapinya Mati Diduga karena PMK, Rugi Puluhan Juta Rupiah dan Berharap Ada Vaksin

Selain itu pihaknya juga membuat standar operasional prosedur lalu lintas tata niaga ternak yang memberlakukan Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH).

"Jadi ternak-ternak yang mau dijual itu agar mempunyai surat keterangan kesehatan hewan (SKKH) untuk mengetahui kondisi status kesehatan. Petugas yang ngecek," ungkapnya.

Baca juga: Bagaimana Cara Kerja Tilang Elektronik Mobil INCAR di Kediri?

Tutik menambahkan, SKKH itu juga bertujuan untuk mengatur mobilitas ternak menjelang hari raya kurban.

Kepada para pengepul hewan kurban, dia berharap agar mereka melapor ke petugas Satgas Desa agar dilakukan pemeriksaan kesehatan terhadap hewannya.

Selain itu, pihaknya juga mendorong para peternak untuk meningkatkan sanitasi kandang dan tidak mendatangkan sapi luar wilayah yang belum diketahui sejarah kesehatannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

978 Pekerja Jasa Transportasi di Kota Batu Terima Insentif Ramadhan Rp 600.000

978 Pekerja Jasa Transportasi di Kota Batu Terima Insentif Ramadhan Rp 600.000

Surabaya
Kasus DBD di Kabupaten Malang Meningkat Capai 905 Orang, 10 di Antaranya Meninggal

Kasus DBD di Kabupaten Malang Meningkat Capai 905 Orang, 10 di Antaranya Meninggal

Surabaya
Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Surabaya
Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Sedang

Surabaya
Bertengkar dengan Istri, Ayah di Situbondo Aniaya Balitanya

Bertengkar dengan Istri, Ayah di Situbondo Aniaya Balitanya

Surabaya
Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Surabaya
Perselingkuhan Istri Kades dengan Sekdes di Tuban yang Berujung Maut

Perselingkuhan Istri Kades dengan Sekdes di Tuban yang Berujung Maut

Surabaya
Paskah, Gereja Katolik Katedral Surabaya Siapkan Kuota 5.000 Jemaat

Paskah, Gereja Katolik Katedral Surabaya Siapkan Kuota 5.000 Jemaat

Surabaya
Penyebab Sekjen PDI-P Hasto Dilaporkan ke Polresta Banyuwangi

Penyebab Sekjen PDI-P Hasto Dilaporkan ke Polresta Banyuwangi

Surabaya
Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Lamongan untuk Lebaran 2024

Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Lamongan untuk Lebaran 2024

Surabaya
Gunung Semeru Luncurkan Awan Panas, Warga Diminta Tak Beraktivitas di Besuk Kobokan

Gunung Semeru Luncurkan Awan Panas, Warga Diminta Tak Beraktivitas di Besuk Kobokan

Surabaya
Pakar Pendidikan Nilai Kampus Sebenarnya Bisa Antisipasi TPPO Modus 'Ferienjob'

Pakar Pendidikan Nilai Kampus Sebenarnya Bisa Antisipasi TPPO Modus "Ferienjob"

Surabaya
Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Mojokerto untuk Lebaran 2024

Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Mojokerto untuk Lebaran 2024

Surabaya
Kasus Pembunuhan Sekdes di Tuban, dalam Sidang, Istri Pelaku Akui Selingkuh dengan Korban

Kasus Pembunuhan Sekdes di Tuban, dalam Sidang, Istri Pelaku Akui Selingkuh dengan Korban

Surabaya
Harga Daging Sapi di Banyuwangi Stabil Jelang Lebaran 2024

Harga Daging Sapi di Banyuwangi Stabil Jelang Lebaran 2024

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com