Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Instruksi Penggunaan Anggaran BTT untuk Tangani PMK, Ini Kata Wali Kota Malang

Kompas.com - 31/05/2022, 23:34 WIB
Nugraha Perdana,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa telah menginstruksikan seluruh kepala daerah menyiapkan anggaran penanganan penyakit mulut dan kuku (PMK) terhadap hewan ternak. Kepala daerah bisa menggunakan anggaran belanja tidak terduga (BTT) di masing-masing daerah.

Menanggapi hal itu, Wali Kota Malang Sutiaji menjelaskan, pihaknya akan terlebih dahulu mempelajari penggunaan anggaran BTT untuk penanganan PMK.

Baca juga: Insiden Pelemparan Batu kepada Pengguna Jalan Tol Pandan-Malang Berakhir Damai

"Mekanismenya boleh enggak BTT langsung? Kita akan lihat dulu karena di klausul BTT digunakan itu ada persyaratan-persyaratan," kata Sutiaji di Jalan Letjen Sutoyo, Kota Malang, Jawa Timur, Selasa (31/5/2022).

Sutiaji berjanji segera menyiapkan anggaran khusus penanganan PMK melalu mekanisme Perubahan APBD 2022.

Saat ini, kata dia, penanganan PMK akan diprioritaskan menggunakan anggaran di Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Malang.

Ditanya soal berapa kebutuhan anggaran penanganan PMK, Sutiaji mengaku masih menghitung ketersediaan anggaran yang ada.

"Nanti mekanismenya tetap pakainya di APBD perubahan, tapi Insya Allah kita lakukan sesegera mungkin. Kalau yang sekarang kemungkinan melalui kegiatan pendanaan yang ada, tidak pakai BTT," katanya.

Soal instruksi pembuatan Surat Keputusan (SK) Satuan Gugus Tugas Penanganan Wabah PMK Pada Hewan Ternak oleh Gubernur Jawa Timur, Sutiaji akan membuatnya.

Pihaknya juga terus melakukan langkah mitigasi, terutama pengawasan dan perlindungan hewan ternak serta edukasi kepada para peternak terkait PMK.

"Segera, maka akan kami lakukan mitigasi, laporannya sudah mulai sebenarnya, tinggal bagaimana terkait pengawasan kita lakukan terus seperti halnya pandemi Covid-19 itu," katanya.

Terkait adanya keluhan dari peternak karena tukang jagal lebih mencari sapi yang terjangkit PMK, menurutnya hal itu tidak masalah. Namun, Sutiaji berharap para jagal bisa membeli hewan ternak yang sehat.

"Tapi kita minta juga ke para jagal melakukan yang baik, walaupun kaitannya boleh dikonsumsi, jangan sampai ini menjadi operandi, itu yang nggak boleh," kata Sutiaji saat ditemui di Universitas Islam Malang, Minggu (29/5/2022).

Terpisah Ketua DPRD Kota Malang I Made Riandiana Kartika mengatakan, sisa anggaran BTT sekitar Rp 40 miliar. Jika Pemkot Malang mengajukan anggaran untuk penanganan PMK melalui BTT, DPRD akan menyetujuinya.

"Masih sangat bisa kalau memang itu perintah provinsi, saya minta untuk Pemkot Malang untuk segera menganggarkan untuk itu, karena apa? Karena sebentar lagi sudah Idul Adha, kita ingin betul-betul steril," kata Made di Malang, Senin (30/5/2022).

Baca juga: Stabilkan Harga, Pemkab Malang Distribusikan 37 Ton Minyak Goreng Curah

Dia juga menyarankan adanya pengawasan lalu lintas hewan ternak oleh Dispangtan Kota Malang.

"Malah Pak Kapolres ada usulan menarik agar sapi-sapi yang masuk ke Kota Malang disterilkan terlebih dahulu atau dikarantina, disiapkan tempat dipinggiran atau di Kedung Kandang, siapa penanggungjawabnya ya RPH yang mengawasi," kata Made.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pelaku Pelecehan Payudara di Sidoarjo Tertangkap Korban dan Dihajar Massa

Pelaku Pelecehan Payudara di Sidoarjo Tertangkap Korban dan Dihajar Massa

Surabaya
Kandang Ayam di Banyuwangi Terbakar, 28.000 Ekor Mati Terpanggang

Kandang Ayam di Banyuwangi Terbakar, 28.000 Ekor Mati Terpanggang

Surabaya
Bandara Dhoho Kediri Layani 1.155 Penumpang hingga H+6 Lebaran

Bandara Dhoho Kediri Layani 1.155 Penumpang hingga H+6 Lebaran

Surabaya
Konser MAFEST Volume 3 Batal, Pembeli Tiket Minta Uang Kembali

Konser MAFEST Volume 3 Batal, Pembeli Tiket Minta Uang Kembali

Surabaya
Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Kamis 18 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Kamis 18 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Surabaya
Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Kamis 18 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Kamis 18 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Surabaya
Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Kamis 18 April 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Kamis 18 April 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Surabaya
Hutan Pinus Loji Blitar: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Hutan Pinus Loji Blitar: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Surabaya
Bocah di Lamongan Tewas Usai Terpeleset di Telaga

Bocah di Lamongan Tewas Usai Terpeleset di Telaga

Surabaya
Anggota Geng di Surabaya Bersujud dan Menangis di Hadapan Ibunya

Anggota Geng di Surabaya Bersujud dan Menangis di Hadapan Ibunya

Surabaya
Jelang Lebaran Ketupat, Polisi Trenggalek Amankan 135 Balon Udara Berbagai Ukuran

Jelang Lebaran Ketupat, Polisi Trenggalek Amankan 135 Balon Udara Berbagai Ukuran

Surabaya
Riyoyo Kupat, Tradisi Lebaran Ketupat di Lamongan dan Gresik

Riyoyo Kupat, Tradisi Lebaran Ketupat di Lamongan dan Gresik

Surabaya
Viral TKW asal Madura Bawa Emas 3 Kilo Diminta Bea Cukai Bayar Pajak Rp 360 Juta

Viral TKW asal Madura Bawa Emas 3 Kilo Diminta Bea Cukai Bayar Pajak Rp 360 Juta

Surabaya
Mengenal Sejarah Lebaran Ketupat di Kecamatan Durenan Trenggalek

Mengenal Sejarah Lebaran Ketupat di Kecamatan Durenan Trenggalek

Surabaya
Wisatawan Bandel Mandi di Pantai Paseban, Relawan Ingatkan Bahaya Pakai Kantong Jenazah

Wisatawan Bandel Mandi di Pantai Paseban, Relawan Ingatkan Bahaya Pakai Kantong Jenazah

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com