LAMONGAN, KOMPAS.com - Dua warung kopi (warkop) di Lamongan, Jawa Timur diduga menyediakan jasa prostitusi.
Satu warkop berada di Desa Deketagung, Kecamatan Sugio dan satu lainnya berada di Desa Balun, Kecamatan Turi.
Baca juga: Salip Truk dari Kiri, Pengendara Motor di Lamongan Tewas Tertabrak
Kasi Humas Polres Lamongan Ipda Anton Krisbiantoro mengatakan, kedua warkop tersebut didatangi pihak kepolisian dalam waktu yang berbeda.
Polisi mendapatkan informasi dari masyarakat bahwa kedua tempat tersebut tidak sekadar warkop biasa, namun juga menyediakan jasa prostitusi bagi para pengunjung.
"Kalau warkop yang di Desa Deketagung itu (digerebek) tanggal 25 Mei 2022, sedangkan yang ada di Desa Balun itu kemarin malam (30/5/2022)," ujar Anton, saat dikonfirmasi, Selasa (31/5/2022).
Baca juga: Kesaksian Rochim, Penghulu yang Selamat dalam Kecelakaan Beruntun di Lamongan: Saya Loncat ke Sungai
Pihak kepolisian yang mendatangi lokasi, menemukan sejumlah barang bukti yang mengarah pada adanya praktik prostitusi di dua warkop tersebut.
Termasuk, dua orang bukan pasangan suami istri yang kedapatan berada di ruangan salah satu warkop.
Baca juga: Truk Tabrak 2 Motor dan Warung PKL di Lamongan, 1 Orang Meninggal, 1 Luka Berat
Kedua pemilik warkop yang juga ditengarai sebagai muncikari, kemudian ditangkap oleh pihak kepolisian.
Yakni SM (42) warga Kecamatan Widang, Tuban, selaku pemilik warkop di Kecamatan Sugio dan KK (68) pemilik warung di Desa Balun, Kecamatan Turi.
"Mereka diamankan untuk diperiksa dan dimintai keterangan lebih lanjut mengenai hal itu (dugaan praktik prostitusi)," ucap Anton.
Baca juga: 18 Ekor Domba di Lamongan Terjangkit PMK, Pertama Kali Ditemukan di Desa Lopang
Besar kemungkinan, kedua pemilik warkop tersebut bakal ditetapkan sebagai tersangka dalam dugaan praktik prostitusi yang terjadi.
Terlebih polisi yang mendatangi lokasi juga sudah mendapati barang bukti berupa celana dalam, kasur, hingga uang tunai dari masing-masing lokasi.
Anton mengungkapkan, kedua pemilik warkop tersebut menerapkan modus yang tidak jauh berbeda dalam menjalankan bisnis esek-esek tersebut.
Yakni, dengan cara menyediakan maupun menyewakan bilik-bilik kamar (ruangan) sebagai tempat mesum, termasuk perempuan untuk melayani para lelaki hidung belang.
Baca juga: Tabrakan Mobil Vs Kereta Api di Lamongan, 3 Orang Terluka
Menurut informasi, pemilik warkop mendapat keuntungan Rp 25.000 hingga Rp 50.000 dari setiap transaksi prostitusi.
Para lelaki hidung dikenakan tarif antara Rp 70.000 hingga Rp 150.000 untuk sekali kencan. Biaya tersebut belum termasuk sewa bilik dan kasur.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.