BLITAR, KOMPAS.com - Pabrik gula PT Rejoso Manis Indo (RMI) di Kabupaten Blitar, Jawa Timur, menargetkan kenaikan pasokan tebu sebesar 30 persen selama musim giling tahun 2022.
Kenaikan target pasokan tebu yang cukup besar selama musim giling 2022 dicanangkan manajemen PT RMI menyusul ditemukannya skema sementara perbaikan jalan rusak yang menjadi akses bagi lalu lintas barang keluar dan masuk pabrik yang terletak di Desa Rejoso, Kecamatan Binangun itu.
Baca juga: Viral Tarif Parkir Mahal di Alun-alun Kota Blitar, Kadishub: Buktikan Jika Itu Benar
Manajer Perkebunan (Plantation Manajer) PT RMI yang bertanggung jawab pada pasokan tebu, Sahrul, mengatakan pihaknya menargetkan masuknya pasokan tebu sebanyak 1,1 juta ton selama musim giling tahun ini.
"Tahun lalu, pasokan tebu yang berhasil kami dapatkan sebanyak 829.598 ton. Tahun ini 1,1 juta ton target kami," ujar Sahrul kepada Kompas.com, Rabu (25/5/2022).
Pasokan tebu tahun 2021, kata Sahrul, lebih kecil dibandingkan pasokan tebu yang digiling di pabrik milik PT RMI selama musim giling 2020, yaitu sebesar 900.593 ton.
Baca juga: Viral, Unggahan Warga Keluhkan Mahalnya Tarif Parkir di Alun-alun Kota Blitar
Turunnya pasokan tebun pada musim giling tahun lalu, ujarnya, disebabkan oleh munculnya masalah sosial berupa protes warga atas terjadinya kerusakan jalan yang menjadi akses lalu lintas barang dari dan menuju pabrik.
Dari jalan nasional di Kecamatan Kesamben, terdapat ruas jalan golongan III sepanjang 7 kilometer menuju pabrik gula yang didirikan oleh perusahaan joint venture yang dikendalikan oleh investor Thailand.
Beberapa kali warga melakukan aksi protes atas kerusakan jalan dengan cara memblokade kendaraan barang yang hendak menuju pabrik gula yang disebut memiliki kapasitas produksi terbesar di Jawa Timur itu.
"Tahun lalu, truk besar tidak bisa masuk sehingga terjadi penurunan jumlah pasokan tebu," jelas Sahrul.
Baca juga: Pantai Tambakrejo di Blitar, Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute
Target pasokan 1,1 juta ton tebu, kata Sahrul, bukan tanpa dasar karena luasnya kemitraan yang telah dijalin PT RMI dengan ribuan petani di Kabupaten Blitar, Malang dan Kediri.
"Terdapat 24 zona pasokan tebu ke kami yang tersebar di tiga kabupaten. Paling banyak tentu pasokan dari wilayah Kabupaten Blitar," ujarnya.
Manajer Pabrik PT RMI Heri Widarmanto mengatakan dalam beberapa waktu terakhir telah didapatkan mekanisme penanganan kerusakan jalan.
Cepatnya penanganan perbaikan jalan, ujarnya, telah menurunkan kekecewaan warga pada kerusakan jalan.
Baca juga: Temuan Batu Relief dari Era Majapahit di Blitar Dipindahkan ke Museum Penataran
Diakui Heri, penanganan kerusakan jalan baru dalam bentuk penambalan pada bagian aspal jalan yang rusak, bukan perbaikan total atau pengaspalan ulang.
Menurut Heri, PT RMI telah menghabiskan dana ratusan juta rupiah untuk membiayai perbaikan jalan.
"Kami bekerja sama dengan Dinas Pekerjaan Umum dan juga koperasi petani tebu," ujarnya.
Selain memiliki kapasitas produksi yang sangat tinggi, 10.000 ton can day (TCD), pabrik PT RMI berhasil melakukan efisiensi produksi antara lain dalam bentuk peningkatan rendemen.
Heri mengatakan pada 2020 pemrosesan tebu menjadi gula pasir di pabrik PT RMI berlangsung dengan tingkat rendemen 7,6 persen.
Selama musim giling tahun 2021, ujarnya, rendemen meningkat signifikan menjadi 8,12 persen yang merupakan rendemen tertinggi di antara pabrik-pabrik gula yang ada di Pulau Jawa.
Di tingkat nasional, tambahnya, capaian rendemen itu merupakan yang tertinggi ketiga.
"Tahun ini, bukan hanya target produksi kita tingkatkan tapi juga target rendemen yaitu antara 8,14 persen hingga 8,2 persen," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.