Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sapi Seberat 1 Ton di Lumajang Mati Terjangkit PMK, Sempat Ditawar Rp 35 Juta

Kompas.com - 25/05/2022, 10:27 WIB
Miftahul Huda,
Priska Sari Pratiwi

Tim Redaksi


LUMAJANG, KOMPAS.com - Mulyadi, warga Desa Nguter, Kecamatan Pasirian, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur tidak bisa menyembunyikan kesedihannya.

Pasalnya, sapi yang telah dirawatnya puluhan tahun mati akibat penyakit mulut dan kuku (PMK) pada Senin (23/5/2022).

Sapi berjenis limosin dengan berat mencapai 1 ton itu mati setelah satu minggu sakit.

Terdapat luka pada kuku hingga membuat kaki sapi bengkak. Tidak hanya itu, mulut sapi terus menerus mengeluarkan lendir berbusa yang membuat sapi itu tidak mau makan.

Baca juga: PMK di Lumajang Terus Meningkat, Bupati: Dokter Hewan Kami Cukup...

"Kalau sakitnya sudah lama sekitar satu minggu, nggak mau makan mulutnya berbusa terus," kata Mulyadi saat ditemui, Rabu (25/5/2022).

Beratnya sapi milik Mulyadi membuat puluhan warga harus ikut mengangkatnya bersama-sama untuk dikubur.

Namun yang paling disayangkan oleh Mulyadi adalah kerugian yang dialami akibat sapi kesayangannya itu mati.

Mulyadi bercerita bahwa sebelum sakit, sapi miliknya sempat ditawar Rp 35 juta. Saat itu ia berpikir akan menjualnya saat hari raya kurban.

"Sempat ditawar Rp 35 juta, nggak saya kasih karena rencananya mau saya jual pas kurban," tambahnya.

Matinya sapi milik Mulyadi ini menambah panjang rentetan sapi mati akibat PMK di Lumajang.

Baca juga: Wabah PMK di Lumajang Meluas, Bupati Pertimbangkan Tutup Pasar Hewan

Dinas Pertanian Kabupaten Lumajang mencatat 997 ekor dinyatakan sakit PMK. 17 ekor di antaranya mati, 9 ekor sembuh, 8 ekor dijual, dan 6 ekor potong paksa.

Selain sapi, terdapat 15 ekor domba, 42 ekor kambing, dan 68 ekor kerbau juga sakit. Khusus tiga jenis hewan ini, tidak ada laporan kesembuhan hingga kematian yang dilaporkan.

Sementara, Pemkab Lumajang tengah berupaya sesegera mungkin mendatangkan obat yang dijanjikan Kementerian Pertanian untuk mengatasi penyakit ini.

Selain itu, wacana penutupan pasar hewan juga tengah dipertimbangkan untuk mencegah penularan semakin banyak. Sebab, kini ribuan ternak warga sedang berada dalam ancaman kematian akibat PMK.

"Ketersediaan obat sedang kita koordinasi, yang jelas bisa sembuh ini terus saya koordinasi dengan Pak Dirjen (Kementan) untuk secepatnya didatangkan," kata Bupati Lumajang Thoriqul Haq.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Arus Balik di Pelabuhan Jangkar Situbondo Didominasi Kalangan Santri

Arus Balik di Pelabuhan Jangkar Situbondo Didominasi Kalangan Santri

Surabaya
3 Bocah Terseret Ombak di Pantai Damas Trenggalek, 1 Tewas

3 Bocah Terseret Ombak di Pantai Damas Trenggalek, 1 Tewas

Surabaya
PKB dan Gerindra Jalin Koalisi Usung Sosok Kades pada Pilkada Jombang

PKB dan Gerindra Jalin Koalisi Usung Sosok Kades pada Pilkada Jombang

Surabaya
2 Bulan Belanja Masalah, AHY Mengaku Banyak Dapati Mafia Tanah

2 Bulan Belanja Masalah, AHY Mengaku Banyak Dapati Mafia Tanah

Surabaya
Korupsi Dana Desa Rp 360 Juta, Kades di Mojokerto Ditangkap Polisi

Korupsi Dana Desa Rp 360 Juta, Kades di Mojokerto Ditangkap Polisi

Surabaya
Pasutri di Lumajang Tewas Terseret Banjir Lahar Gunung Semeru

Pasutri di Lumajang Tewas Terseret Banjir Lahar Gunung Semeru

Surabaya
Polisi Tangkap 3 Pria Pembuat Sabu Skala Rumahan di Pasuruan

Polisi Tangkap 3 Pria Pembuat Sabu Skala Rumahan di Pasuruan

Surabaya
Libur Lebaran 2024, Kunjungan Wisata ke Gunung Bromo Naik 100 Persen

Libur Lebaran 2024, Kunjungan Wisata ke Gunung Bromo Naik 100 Persen

Surabaya
Jembatan yang Rusak akibat Banjir Lahar Semeru Jadi 10 Unit

Jembatan yang Rusak akibat Banjir Lahar Semeru Jadi 10 Unit

Surabaya
Gara-gara Dicerai Sepihak, TKW Asal Madiun Rusak Rumah Hasil Menabung Selama 9 Tahun

Gara-gara Dicerai Sepihak, TKW Asal Madiun Rusak Rumah Hasil Menabung Selama 9 Tahun

Surabaya
Ayah dan Anak Tenggelam di Sungai Sidoarjo-Gresik Belum Ditemukan, Proses Pencarian Diperluas

Ayah dan Anak Tenggelam di Sungai Sidoarjo-Gresik Belum Ditemukan, Proses Pencarian Diperluas

Surabaya
Pemkab Lumajang Tetapkan Status Tanggap Darurat Bencana Lahar Dingin Semeru

Pemkab Lumajang Tetapkan Status Tanggap Darurat Bencana Lahar Dingin Semeru

Surabaya
Paman di Pamekasan Tega Cabuli Keponakannya di Kantor Kelurahan

Paman di Pamekasan Tega Cabuli Keponakannya di Kantor Kelurahan

Surabaya
Alasan Sakit, Bupati Sidoarjo Mangkir Panggilan Pemeriksaan KPK

Alasan Sakit, Bupati Sidoarjo Mangkir Panggilan Pemeriksaan KPK

Surabaya
Polisi Periksa CCTV di Sekitar Lapangan Basket Alun Alun Magetan, Isa Bajaj Minta Pelaku Kekerasan terhadap Anaknya Bertanggung Jawab

Polisi Periksa CCTV di Sekitar Lapangan Basket Alun Alun Magetan, Isa Bajaj Minta Pelaku Kekerasan terhadap Anaknya Bertanggung Jawab

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com