LUMAJANG, KOMPAS.com - Mulyadi, warga Desa Nguter, Kecamatan Pasirian, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur tidak bisa menyembunyikan kesedihannya.
Pasalnya, sapi yang telah dirawatnya puluhan tahun mati akibat penyakit mulut dan kuku (PMK) pada Senin (23/5/2022).
Sapi berjenis limosin dengan berat mencapai 1 ton itu mati setelah satu minggu sakit.
Terdapat luka pada kuku hingga membuat kaki sapi bengkak. Tidak hanya itu, mulut sapi terus menerus mengeluarkan lendir berbusa yang membuat sapi itu tidak mau makan.
Baca juga: PMK di Lumajang Terus Meningkat, Bupati: Dokter Hewan Kami Cukup...
"Kalau sakitnya sudah lama sekitar satu minggu, nggak mau makan mulutnya berbusa terus," kata Mulyadi saat ditemui, Rabu (25/5/2022).
Beratnya sapi milik Mulyadi membuat puluhan warga harus ikut mengangkatnya bersama-sama untuk dikubur.
Namun yang paling disayangkan oleh Mulyadi adalah kerugian yang dialami akibat sapi kesayangannya itu mati.
Mulyadi bercerita bahwa sebelum sakit, sapi miliknya sempat ditawar Rp 35 juta. Saat itu ia berpikir akan menjualnya saat hari raya kurban.
"Sempat ditawar Rp 35 juta, nggak saya kasih karena rencananya mau saya jual pas kurban," tambahnya.
Matinya sapi milik Mulyadi ini menambah panjang rentetan sapi mati akibat PMK di Lumajang.
Baca juga: Wabah PMK di Lumajang Meluas, Bupati Pertimbangkan Tutup Pasar Hewan
Dinas Pertanian Kabupaten Lumajang mencatat 997 ekor dinyatakan sakit PMK. 17 ekor di antaranya mati, 9 ekor sembuh, 8 ekor dijual, dan 6 ekor potong paksa.
Selain sapi, terdapat 15 ekor domba, 42 ekor kambing, dan 68 ekor kerbau juga sakit. Khusus tiga jenis hewan ini, tidak ada laporan kesembuhan hingga kematian yang dilaporkan.
Sementara, Pemkab Lumajang tengah berupaya sesegera mungkin mendatangkan obat yang dijanjikan Kementerian Pertanian untuk mengatasi penyakit ini.
Selain itu, wacana penutupan pasar hewan juga tengah dipertimbangkan untuk mencegah penularan semakin banyak. Sebab, kini ribuan ternak warga sedang berada dalam ancaman kematian akibat PMK.
"Ketersediaan obat sedang kita koordinasi, yang jelas bisa sembuh ini terus saya koordinasi dengan Pak Dirjen (Kementan) untuk secepatnya didatangkan," kata Bupati Lumajang Thoriqul Haq.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.