Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PMK Merebak di Lamongan, Bupati: Saya Baru Saja Makan Soto Kikil, Tak Perlu Khawatir

Kompas.com - 22/05/2022, 16:01 WIB
Hamzah Arfah,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

LAMONGAN, KOMPAS.com - Bupati Lamongan Yuhronur Efendi mengimbau masyarakat tak khawatir mengonsumsi daging sapi di tengah merebaknya wabah penyakit mulut dan kuku.

Meski, PMK telah ditemukan di 16 kecamatan di Lamongan, Jawa Timur.

Baca juga: Wisata Bahari Lamongan di Lamongan, Wahana, Harga Tiket, dan Jam Buka

Untuk memberikan contoh dan menepis keraguan masyarakat mengonsumsi daging di tengah wabah PMK, Yuhronur menyantap soto kikil saat membuka Kontes Hewan Peliharaan dan Posyandu Kucing di Alun-alun Lamongan, Minggu (22/5/2022).

"Ini saya baru saja makan soto kikil. Masyarakat tak perlu khawatir. Dengan pengolahan yang tepat yakni, memasak daging di atas suhu minimal 100 derajat celcius dan dalam waktu yang cukup lama, daging sapi aman dikonsumsi,” ujar Yuhronur di Lamongan, Minggu.

Yuhronur menjelaskan, tindakan itu dilakukan untuk memberi contoh agar masyarakat tak khawatir mengonsumsi daging sapi.

Menurut Yuhronur, dengan pengolahan yang tepat, daging dari ternak yang terinfeksi PMK bisa dikonsumsi.

Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Lamongan Mochammad Wahyudi menambahkan, daging sapi terjangkit PMK memang masih dapat dikonsumsi oleh manusia dengan beberapa catatan.

Salah satunya, daging tersebut berasal dari ternak sapi terjangkit PMK yang dilakukan penyembelihan sebelum sapi tersebut mati atau mengalami gejala akut yang tidak memungkinkan daging layak dikonsumsi manusia.

“Sampai dengan saat ini, belum ada bukti kuat bahwa virus penyebab PMK dapat menular pada manusia. Namun ada potongan hewan yang tidak boleh dikonsumsi apabila terinfeksi PMK, antara lain kaki dan organ dalam atau jeroan, mulut, bibir dan lidah,” tutur Wahyudi.

Menurut catatan Dinas Peternakan dan Kesehatan Lamongan hingga 21 Mei 2022, sebanyak 461 ekor ternak sapi yang tersebar di 16 kecamatan terjangkit PMK. Dari jumlah tersebut, sebanyak 94 ekor sapi di antaranya mulai pulih atau sembuh.

Meski begitu, Pemkab Lamongan tetap berupaya mempercepat penanganan hingga melokalisasi ternak sapi yang terjangkit. Upaya ini untuk mengendalikan dan mengeliminasi penyebaran virus penyebab PMK di Lamongan.

Wahyudi menambahkan, Pemkab Lamongan juga memberikan antibiotik, vitamin, dan penyemprotan cairan disinfektan di kandang ternak.

Baca juga: Pria di Lamongan yang Aniaya Selingkuhannya karena Ajakan Menikahnya Ditolak Ditangkap

Selain itu, Pemkab Lamongan juga melokalisasi hingga menutup dua pasar hewan hingga berkoordinasi dengan Polres Lamongan untuk mengontrol keluar masuk sapi dari daerah lain.

"Kami juga bekerja sama dengan Fakultas Kesehatan Hewan Universitas Airlangga (FKH Unair Surabaya), untuk memberikan edukasi dan contoh penanganan kasus PMK di lapangan. Termasuk untuk mengeliminasi, jangan sampai PMK menyebar ke ternak lain seperti domba dan kambing," kata Wahyudi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Surabaya
Perselingkuhan Istri Kades dengan Sekdes di Tuban yang Berujung Maut

Perselingkuhan Istri Kades dengan Sekdes di Tuban yang Berujung Maut

Surabaya
Paskah, Gereja Katolik Katedral Surabaya Siapkan Kuota 5.000 Jemaat

Paskah, Gereja Katolik Katedral Surabaya Siapkan Kuota 5.000 Jemaat

Surabaya
Penyebab Sekjen PDI-P Hasto Dilaporkan ke Polresta Banyuwangi

Penyebab Sekjen PDI-P Hasto Dilaporkan ke Polresta Banyuwangi

Surabaya
Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Lamongan untuk Lebaran 2024

Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Lamongan untuk Lebaran 2024

Surabaya
Gunung Semeru Luncurkan Awan Panas, Warga Diminta Tak Beraktivitas di Besuk Kobokan

Gunung Semeru Luncurkan Awan Panas, Warga Diminta Tak Beraktivitas di Besuk Kobokan

Surabaya
Pakar Pendidikan Nilai Kampus Sebenarnya Bisa Antisipasi TPPO Modus 'Ferienjob'

Pakar Pendidikan Nilai Kampus Sebenarnya Bisa Antisipasi TPPO Modus "Ferienjob"

Surabaya
Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Mojokerto untuk Lebaran 2024

Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Mojokerto untuk Lebaran 2024

Surabaya
Kasus Pembunuhan Sekdes di Tuban, dalam Sidang, Istri Pelaku Akui Selingkuh dengan Korban

Kasus Pembunuhan Sekdes di Tuban, dalam Sidang, Istri Pelaku Akui Selingkuh dengan Korban

Surabaya
Harga Daging Sapi di Banyuwangi Stabil Jelang Lebaran 2024

Harga Daging Sapi di Banyuwangi Stabil Jelang Lebaran 2024

Surabaya
Polisi Trenggalek Sita Pikap Ronda Sahur dan Akan Kembalikan usai Lebaran

Polisi Trenggalek Sita Pikap Ronda Sahur dan Akan Kembalikan usai Lebaran

Surabaya
Stigma Ganda Ibu Tunggal di Balik Kisah Pemuda Autis Sendirian Temani Jasad Ibunda Berhari-hari

Stigma Ganda Ibu Tunggal di Balik Kisah Pemuda Autis Sendirian Temani Jasad Ibunda Berhari-hari

Surabaya
Ribuan Warga di Malang Antre Tukar Uang, Ada yang dari Pukul 4 Subuh

Ribuan Warga di Malang Antre Tukar Uang, Ada yang dari Pukul 4 Subuh

Surabaya
Produksi Beras di Madiun Meningkat, Triwulan Pertama Capai 41.815 Ton

Produksi Beras di Madiun Meningkat, Triwulan Pertama Capai 41.815 Ton

Surabaya
Titik Rawan Macet 38 Kabupaten Kota di Jatim 2024 Versi Polda

Titik Rawan Macet 38 Kabupaten Kota di Jatim 2024 Versi Polda

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com