Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dari Solo ke Surabaya, Ini Sejarah Grup Lawak Aneka Ria Srimulat (1)

Kompas.com - 21/05/2022, 07:07 WIB
Rachmawati

Editor

Teguh mahir bermain alat musik khususnya gitar. Sementara Srimulat mahir dalam bernyanyi keroncong maupun pop jawa.

Baca juga: Teuku Rifnu Wikana Optimistis Srimulat: Hil yang Mustahal Bisa Hadirkan Tawa di Bioskop

Gema Malam Srimulat adalah kelompok kesenian tradisional yang menyuguhkan gabungan lawak dan nyanyian, khususnya lagu keroncong serta lagu Jawa.

Lalu mereka mendapatkan personel baru yakni anggota Dagelan Mataram yakni Bandempo dan Ranudikromo. Format pertunjukan mereka pun berubah menjadi perpaduan antara lawak, nyanyian dan lakon yang disesuaikan dengan selera masyarakat.

Dagelam Mataram sendiri mulai dikenal sekitar tahun 1925 di Yogyakarta dan dicetuskan oleh Ki Jayeng Kedung alias Ki Gunopradonggo. Dagelan Mataram biasanya ditampilkan di awal dan akhir pertunjukan ketoprak.

Pada tahun 1957, Gema Malam Srimulat berganti nama menjadi Aneka Ria Srimulat.

Baca juga: Tessy Puas dengan Akting Erick Estrada di Film Srimulat: Hil Yang Mustahal

Sebelum mengubah nama menjadi Aneka Ria Srimulat secara permanen, nama grup itu berubah-ubah. Bahkan mereka pernah menggunakan nama Srimulat Review.

Pementasan mereka pun dibagi dua yakni pentas secara permanen di Taman Sriwedari Solo dan pementasan keliling di pasar malam serta pusat keramaian di sekitar Solo.

Dua jenis pementasan tersebut dilakukan selama 10 tahun. Karena tak memungkinkan untuk terus keliling, mereka membuat pementasan permanen di hari Sabtu dan Minggu. Namun hal tersebut tak menguntungkan.

Mereka kembali melakukan pementasan keliling hingga ke Jember, Malang, Blitar, kediri, Madiun, Semarang, Pati, Kudus, Pekalingan sampai ke Pasar Manggarai Jakarta.

Pada tahun 1960, Aneka Ria Srimulat diminta untuk manggung di THR Surabaya secara rutin oleh Pemkot Surabaya. Akhirnya mereka pun menetap di Surabaya pada tahun 1961.

Baca juga: Taman Sriwedari: Sejarah, Isi, dan Kronologi Sengketa

Teguh dan Srimulat, selaku pimpinan Aneka Ria Srimulat menetap di THR Surabaya sejak 19 Mei 1961.

Ada beberapa pertimbangan, antara lain karena pementasan berkeliling sulit dilakukan saat hujan. Termasuk bagi personel yang sudah berkeluarga dan memiliki anak.

Serta pertimbangan pendidikan anak-anak anggota grup tersebut yang tidak maksimal jika harus terus berkelilimg. Perpindahan Aneka Ria Srimulat dari Surabaya ke Solo membuat grup di Solo bubar.

Namun tak dapat dipungkiri, setelah menetap di Surabaya, kesuksesan personel Aneka Ria Srimulat semakin melejit.

Baca juga: Perjalanan Grup Lawak Aneka Ria Srimulat di Surabaya, Tampil di THR Setiap Malam (2)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ledakan Petasan di Bangkalan Terdengar hingga Radius 2 Kilometer

Ledakan Petasan di Bangkalan Terdengar hingga Radius 2 Kilometer

Surabaya
Rumah Ambruk di Bangkalan Akibat Petasan Meledak, 1 Orang Meninggal dan 2 Kritis

Rumah Ambruk di Bangkalan Akibat Petasan Meledak, 1 Orang Meninggal dan 2 Kritis

Surabaya
Arus Balik di Pelabuhan Jangkar Situbondo Didominasi Kalangan Santri

Arus Balik di Pelabuhan Jangkar Situbondo Didominasi Kalangan Santri

Surabaya
3 Bocah Terseret Ombak di Pantai Damas Trenggalek, 1 Tewas

3 Bocah Terseret Ombak di Pantai Damas Trenggalek, 1 Tewas

Surabaya
PKB dan Gerindra Jalin Koalisi Usung Sosok Kades pada Pilkada Jombang

PKB dan Gerindra Jalin Koalisi Usung Sosok Kades pada Pilkada Jombang

Surabaya
2 Bulan Belanja Masalah, AHY Mengaku Banyak Dapati Mafia Tanah

2 Bulan Belanja Masalah, AHY Mengaku Banyak Dapati Mafia Tanah

Surabaya
Korupsi Dana Desa Rp 360 Juta, Kades di Mojokerto Ditangkap Polisi

Korupsi Dana Desa Rp 360 Juta, Kades di Mojokerto Ditangkap Polisi

Surabaya
Pasutri di Lumajang Tewas Terseret Banjir Lahar Gunung Semeru

Pasutri di Lumajang Tewas Terseret Banjir Lahar Gunung Semeru

Surabaya
Polisi Tangkap 3 Pria Pembuat Sabu Skala Rumahan di Pasuruan

Polisi Tangkap 3 Pria Pembuat Sabu Skala Rumahan di Pasuruan

Surabaya
Libur Lebaran 2024, Kunjungan Wisata ke Gunung Bromo Naik 100 Persen

Libur Lebaran 2024, Kunjungan Wisata ke Gunung Bromo Naik 100 Persen

Surabaya
Jembatan yang Rusak akibat Banjir Lahar Semeru Jadi 10 Unit

Jembatan yang Rusak akibat Banjir Lahar Semeru Jadi 10 Unit

Surabaya
Gara-gara Dicerai Sepihak, TKW Asal Madiun Rusak Rumah Hasil Menabung Selama 9 Tahun

Gara-gara Dicerai Sepihak, TKW Asal Madiun Rusak Rumah Hasil Menabung Selama 9 Tahun

Surabaya
Ayah dan Anak Tenggelam di Sungai Sidoarjo-Gresik Belum Ditemukan, Proses Pencarian Diperluas

Ayah dan Anak Tenggelam di Sungai Sidoarjo-Gresik Belum Ditemukan, Proses Pencarian Diperluas

Surabaya
Pemkab Lumajang Tetapkan Status Tanggap Darurat Bencana Lahar Dingin Semeru

Pemkab Lumajang Tetapkan Status Tanggap Darurat Bencana Lahar Dingin Semeru

Surabaya
Paman di Pamekasan Tega Cabuli Keponakannya di Kantor Kelurahan

Paman di Pamekasan Tega Cabuli Keponakannya di Kantor Kelurahan

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com