Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Temuan Batu Relief dari Era Majapahit di Blitar Dipindahkan ke Museum Penataran

Kompas.com - 20/05/2022, 16:35 WIB
Asip Agus Hasani,
Priska Sari Pratiwi

Tim Redaksi

BLITAR, KOMPAS.com - Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur memindahkan tiga batu berelief dari area perkebunan Candi Sewu di Desa Penataran, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar, Jawa Timur ke Museum Penataran.

Pemindahan benda cagar budaya itu dilakukan pada Rabu (18/5/2023) setelah sebelumnya ditemukan secara tak sengaja oleh seorang pencari rumput.

BPCB Jawa Timur telah melakukan survei lapangan dan memutuskan untuk memindahkan ketiganya ke Museum Penataran di kompleks Candi Penataran dalam rangka penyelamatan dan pelestarian.

Baca juga: Penambangan Pasir di Desa Kedawung Blitar Diprotes Warga, Polisi: Langsung Dihentikan

Arkeolog BPCB Jawa Timur Nonuk Kristiana menyebut, tiga batu andesit berbentuk balok dengan panjang salah satu sisi lebih dari 1 meter itu merupakan benda cagar budaya yang bernilai tinggi.

"Lokasi ditemukannya tiga benda cagar budaya ini memiliki kelembaban yang tinggi, berada di dekat rumpun bambu. Lebih aman dipindahkan ke museum," ujar Nonuk kepada Kompas.com, Jumat (20/5/2022).

Salah satu sisi dari tiga balok batu itu terdapat pahatan relief yang masing-masing berbeda dengan yang lain.

Pada balok batu berdimensi 150 cm x 37 cm x 27 cm, terdapat pahatan angka tahun 1.301 Saka atau 1.379 Masehi.

Angka tahun yang ditulis dalam aksara dan bahasa Jawa Kuna itu diapit pahatan gambar lembu yang saling berhadapan.

Baca juga: Penambangan Pasir Mulai Rambah Permukiman, Warga Geruduk Kantor Desa di Blitar

Pada balok batu kedua yang berukuran 105 cm x 33 cm x 20 cm, terdapat pahatan Surya Majapahit dan hiasan pelipit pada salah satu sisinya.

Balok ketiga di area perkebunan Candi Sewu berukuran 136 cm x 30 cm x 20 cm dengan salah satu sisinya terdapat pahatan hiasan sulur dan pelipit.

Sehari kemudian, Kamis (19/5/2022), Tim BPCB Jawa Timur juga memindahkan balok batu polos dari aliran sungai di Desa Kemloko, masih di Kecamatan Nglegok, dengan berdimensi 127 cm x 55 cm x 30 cm yang diduga berfungsi sebagai batu altar atau tempat meletakkan sesaji. 

Gambar lembu dan angka tahun

Di antara empat benda cagar budaya tersebut, Nonuk menyebut balok batu dengan angka tahun yang diapit gambar dua lembu merupakan yang paling unik dan bernilai sejarah.

"Secara umum semuanya bernilai tinggi. Namun angka tahun selalu istimewa karena memberikan informasi pasti tahun pembuatan. Karena di sisi lain kita menghadapi lebih banyak lagi benda cagar budaya yang belum dapat kita pastikan tahun pembuatannya," ujar Nonuk.

Angka 1.301 Tahun Saka, kata Nonuk, menjadi 1.379 Tahun Masehi jika dikonversikan.

Berdasarkan angka tahun itu, ujarnya, berarti pembuatan relief pada batu tersebut juga yang lainnya, dilakukan pada masa Raja Hayam Wuruk di era keemasan Kerajaan Majapahit yang berkuasa pada kurun 1.350-1.389 Masehi.

Baca juga: BPCB Jatim Pindahkan 4 Benda Cagar Budaya dari Abad Ke-14 di Blitar

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perselingkuhan Istri Kades dengan Sekdes di Tuban yang Berujung Maut

Perselingkuhan Istri Kades dengan Sekdes di Tuban yang Berujung Maut

Surabaya
Paskah, Gereja Katolik Katedral Surabaya Siapkan Kuota 5.000 Jemaat

Paskah, Gereja Katolik Katedral Surabaya Siapkan Kuota 5.000 Jemaat

Surabaya
Penyebab Sekjen PDI-P Hasto Dilaporkan ke Polresta Banyuwangi

Penyebab Sekjen PDI-P Hasto Dilaporkan ke Polresta Banyuwangi

Surabaya
Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Lamongan untuk Lebaran 2024

Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Lamongan untuk Lebaran 2024

Surabaya
Gunung Semeru Luncurkan Awan Panas, Warga Diminta Tak Beraktivitas di Besuk Kobokan

Gunung Semeru Luncurkan Awan Panas, Warga Diminta Tak Beraktivitas di Besuk Kobokan

Surabaya
Pakar Pendidikan Nilai Kampus Sebenarnya Bisa Antisipasi TPPO Modus 'Ferienjob'

Pakar Pendidikan Nilai Kampus Sebenarnya Bisa Antisipasi TPPO Modus "Ferienjob"

Surabaya
Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Mojokerto untuk Lebaran 2024

Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Mojokerto untuk Lebaran 2024

Surabaya
Kasus Pembunuhan Sekdes di Tuban, dalam Sidang, Istri Pelaku Akui Selingkuh dengan Korban

Kasus Pembunuhan Sekdes di Tuban, dalam Sidang, Istri Pelaku Akui Selingkuh dengan Korban

Surabaya
Harga Daging Sapi di Banyuwangi Stabil Jelang Lebaran 2024

Harga Daging Sapi di Banyuwangi Stabil Jelang Lebaran 2024

Surabaya
Polisi Trenggalek Sita Pikap Ronda Sahur dan Akan Kembalikan usai Lebaran

Polisi Trenggalek Sita Pikap Ronda Sahur dan Akan Kembalikan usai Lebaran

Surabaya
Stigma Ganda Ibu Tunggal di Balik Kisah Pemuda Autis Sendirian Temani Jasad Ibunda Berhari-hari

Stigma Ganda Ibu Tunggal di Balik Kisah Pemuda Autis Sendirian Temani Jasad Ibunda Berhari-hari

Surabaya
Ribuan Warga di Malang Antre Tukar Uang, Ada yang dari Pukul 4 Subuh

Ribuan Warga di Malang Antre Tukar Uang, Ada yang dari Pukul 4 Subuh

Surabaya
Produksi Beras di Madiun Meningkat, Triwulan Pertama Capai 41.815 Ton

Produksi Beras di Madiun Meningkat, Triwulan Pertama Capai 41.815 Ton

Surabaya
Titik Rawan Macet 38 Kabupaten Kota di Jatim 2024 Versi Polda

Titik Rawan Macet 38 Kabupaten Kota di Jatim 2024 Versi Polda

Surabaya
Pemkab Banyuwangi Sidak Pasar dan RPH Pastikan Daging Aman Dikonsumsi

Pemkab Banyuwangi Sidak Pasar dan RPH Pastikan Daging Aman Dikonsumsi

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com