BLITAR, KOMPAS.com - Kepala Kepolisian Resor Blitar Kota AKBP Argowiyono mengatakan, polisi turun tangan terkait aktivitas tambang pasir yang ditolak warga di Desa Kedawung, Kecamatan Nglegok, Blitar, Jawa Timur.
Argo mengatakan, penambangan pasir yang merambah area permukiman warga di RT 5/RW 8 itu tidak memiliki izin alias ilegal.
Baca juga: Penambangan Pasir Mulai Rambah Permukiman, Warga Geruduk Kantor Desa di Blitar
"Proses hukum terus berjalan. Saat ini sedang dilakukan pemeriksaan oleh tim Satgas dari Polda atas kegiatan penambangan tersebut," ujar Argo saat dikonfirmasi wartawan, Jumat (20/5/2022).
Selain tidak memiliki izin, penambang juga beraktivitas di tanah milik warga. Hal itu memancing protes warga desa.
Argo menyebut, aktivitas penambangan yang membuat ratusan warga menggeruduk Kantor Desa Kedawung itu baru berlangsung dua hari.
Namun, ujarnya, karena penambangan berlangsung di area pemukiman warga maka langsung memancing reaksi penolakan dari warga.
"Kami langsung ke lokasi setelah mendapatkan informasi dari warga dan langsung kita hentikan. Sekarang sudah tidak ada aktivitas lagi. Peralatan dan lokasi kita police line," ujarnya.
Argo menegaskan, proses hukum terus berlanjut. Namun, kasus itu ditangani tim penyidik dari Polda Jawa Timur yang membidangi kasus pertambangan.
Namun, dia menolak membeberkan detail pemeriksaan termasuk identitas dan jumlah penambang yang sedang diperiksa.
"Pemeriksaan, penegakan hukum oleh Satgas dari Polda, kita hanya lakukan asistensi," ujarnya.
Desa Kedawung merupakan salah satu dari tiga desa di Kecamatan Nglegok yang terletak di kaki Gunung Kelud yang menjadi lokasi penambangan pasir.
Selain di Kecamatan Nglegok, aktivitas penambangan pasir juga banyak dilakukan di Kecamatan Gandusari, Garum, Wlingi, Ponggok, dan Udanawun.
Baca juga: 3 Kamera ETLE Mulai Diterapkan, Polisi Juga Uji Coba Mobil INCAR di Kota Blitar
Wilayah tersebut merupakan pemasok pasir terbesar di Jawa Timur selain Lumajang. Penambangan terutama dilakukand i sepanjang aliran lahar Gunung Kelud.
Maraknya aktivitas penambangan tersebut telah berlangsung selama belasan tahun atau lebih di tengah ketidakpastian masalah perizinan dan pengendalian. Di sisi lain, tambang pasir menjadi sumber mata pencarian bagi ribuan warga di sekitar lokasi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.