Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Potret Rentannya PMI Lansia, Jenazah Wakiah Pulang Setelah 25 Tahun Tak Bisa Dihubungi

Kompas.com - 14/05/2022, 06:51 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ahmad Su'udi ,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Kisah pilu Wakiah (57) Pekerja Migran Indonesia asal Desa Watukebo, Kecamatan Wongsorejo, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, mencerminkan rentannya keselamatan para Pekerja Migran Indonesia (PMI) lanjut usia (lansia).

Wakiah sampai rumahnya dari Malaysia dalam kondisi meninggal dunia, Rabu (11/5/2022), setelah 25 tahun tak bisa dihubungi keluarganya.

Baca juga: Terpengaruh Wabah PMK, Harga Sapi di Tingkat Peternak di Banyuwangi Melonjak

Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Banyuwangi, Agung Subastian mengatakan, informasi kondisi Wakiah, mulanya datang dari Malaysia.

Komunitas pekerja migran di Malaysia bernama Serantau menemukan Wakiah di rumah sakit dengan diagnosis stroke akut. Mereka lalu membantu komunikasi ke keluarga melalui DPC SBMI Banyuwangi.

"Kami disambungkan pemerintah desa kepada keluarga, informasi perkembangan terkait penanganan di Malaysia. Apabila mungkin perlu pengobatan lanjutan, kami minta dilakukan pengobatan lanjutan di Indonesia saja, karena stroke ya," kata Agung, Jumat (13/5/2022).

Baca juga: Hilang Kontak dengan Anaknya PMI di Arab Saudi 19 Tahun, Ibu di Cianjur Ini Minta Bantuan

Namun akhirnya pekerja rumah tangga (PRT) itu meninggal dunia di rumah sakit, hingga penanganan yang dilakukan selanjutnya berupa pemulangan jenazah ke Tanah Air.

Komunitas Serantau menghimpun donasi dari sesama pekerja migran dan majikan Wakiah untuk biaya pemulangan jenazahnya.

Baca juga: Mudik Naik Sampan dari Bali ke Banyuwangi, Hermanto Terjatuh ke Laut, 7 Hari Masih Dinyatakan Hilang

Ilustrasi lansia.
Unsplash/Danie Franco Ilustrasi lansia.
Agung mengatakan, pekerja migran usia lansia kerap kesulitan mengakses saluran komunikasi untuk menghubungi keluarga di rumah.

Penyebabnya mereka tidak terampil menggunakan gawai, tidak memiliki nomor telepon keluarga, dilarang majikan, atau memang tak ada keluarga kandung lagi di rumah.

"Pernah juga kejadian memang tidak diberi akses komunikasi oleh bos atau majiknnya untuk PRT. Akhirnya lama putus kontak dengan keluarga," ucap Agung lagi.

Dia mengatakan, sebenarnya pemerintah telah menyiapkan saluran-saluran pelayanan untuk pekerja migran melalui aplikasi daring seperti Peduli WNI.

Baca juga: Belasan PMI Ilegal dari Malaysia Diamankan di Perairan Asahan Sumut

Namun pekerja migran lansia yang tidak terampil menggunakan gawai kesulitan mengaksesnya, terlebih yang tinggal di pinggiran negara tempatnya bekerja.

Sehingga menurut Agung, pekerja migran usia lansia memerlukan perhatian yang lebih besar lagi karena lebih rentan menghadapi berbagai masalah.

Selama ini, kata dia, solidaritas sesama pekerja migran juga berperan besar dalam membantu teman seprofesi mereka yang sakit, meninggal dunia, atau menghadapi masalah lainnya.

"Jumlah pekerja migran usia lansia, kami tidak tahu data detailnya, karena masih banyak kawan-kawan pekerja migran yang tidak terdata, rata-rata tidak berdokumen. Kalau yang pengaduan ke kami, yang sakit parah dan meninggal rata-rata para lansia," kata Agung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Anak Isa Bajaj Diduga Jadi Korban Tindak Kekerasan di Alun-Alun Magetan

Anak Isa Bajaj Diduga Jadi Korban Tindak Kekerasan di Alun-Alun Magetan

Surabaya
Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Surabaya
Simpan dan Racik Bahan Peledak untuk Petasan, 6 Orang di Sidoarjo Ditangkap

Simpan dan Racik Bahan Peledak untuk Petasan, 6 Orang di Sidoarjo Ditangkap

Surabaya
Kendaraan Roda 2 Dominasi Arus Balik ke Bali, Capai 8.125 Unit

Kendaraan Roda 2 Dominasi Arus Balik ke Bali, Capai 8.125 Unit

Surabaya
WNA Filipina Ditemukan Meninggal di Kamar Apartemen Surabaya

WNA Filipina Ditemukan Meninggal di Kamar Apartemen Surabaya

Surabaya
Banjir Lahar Gunung Semeru, Jembatan Gondoruso Putus

Banjir Lahar Gunung Semeru, Jembatan Gondoruso Putus

Surabaya
Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Surabaya
Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Surabaya
Arak-arak Bondowoso: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Arak-arak Bondowoso: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Surabaya
20 Warga Banyuwangi Positif Chikungunya, 40 Orang Suspek

20 Warga Banyuwangi Positif Chikungunya, 40 Orang Suspek

Surabaya
Banjir Lahar Semeru di Lumajang, Ratusan Warga Mengungsi

Banjir Lahar Semeru di Lumajang, Ratusan Warga Mengungsi

Surabaya
11 Orang Ditangkap dalam Penggerebekan Narkoba di Jalan Kunti Surabaya

11 Orang Ditangkap dalam Penggerebekan Narkoba di Jalan Kunti Surabaya

Surabaya
Polres Situbondo Akan Panggil Petugas ASDP Buntut Penangkapan Calo di Pelabuhan Jangkar

Polres Situbondo Akan Panggil Petugas ASDP Buntut Penangkapan Calo di Pelabuhan Jangkar

Surabaya
Ambulans Pengangkut Rombongan Pegawai Hendak Halal Bihalal Terguling di Tulungagung

Ambulans Pengangkut Rombongan Pegawai Hendak Halal Bihalal Terguling di Tulungagung

Surabaya
Bupati Sidoarjo Tak Hadiri Halal Bihalal Kepala Daerah di Surabaya

Bupati Sidoarjo Tak Hadiri Halal Bihalal Kepala Daerah di Surabaya

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com