SURABAYA, KOMPAS.com - Raut wajah AMS (48) diliputi kebingungan saat menceritakan kondisi anaknya yang berinisial S (17).
S menjadi salah satu korban ambrolnya perosotan di Kenjeran Park, Sabtu (5/5/2022) lalu.
Sekitar enam hari kemudian atau Rabu (11/5/2022), dokter RSUD dr Soetomo Surabaya memberi tahu bahwa anaknya mengalami cacat permanen.
"Anak saya yang satu ini dikasih kabar cacat permanen karena kedua bagian kakinya yang bermasalah, Insya Allah harus pakai kursi roda," kata AMS lirih, saat ditemui di RSUD, Jumat (13/5/2022).
Baca juga: Prakiraan Cuaca di Surabaya Hari Ini, 13 Mei 2022 : Siang dan Malam Hujan Ringan
AMS mengaku tak menyangka musibah tersebut membuat kondisi fisik anaknya berubah.
Dia mengaku bingung dan resah dengan masa depan putrinya.
S tahun ini akan lulus dari Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan bakal masuk ke SMA.
Dengan kondisi fisik yang berbeda dari sebelumnya, kata AMS, anaknya tentunya akan memerlukan adaptasi baru, terutama mentalnya.
Baca juga: Perawatan Perosotan Kenjeran Park Surabaya Terakhir Dilakukan pada 2019
"Musibah ini cukup menguras perasaan dan hati saya, saya hanya memikirkan anak saya ini, bagaimana dengan mentalnya, saya khawatir sekali," ucap dia.
Dia pun memikirkan mengenai pendidikan sang anak.
"Bagaimana hak pendidikan anak saya nanti, dengan ibadah bekerjanya. Semoga hal ini menjadi hikmah kepada keluarga kami," papar dia.
Baca juga: Buntut Perosotan Ambrol, Pengelolaan Kenjeran Park Akan Dievaluasi
Kebingungan itu membuat AMS belum berani memberitahukan kondisi tersebut pada sang anak.
Hingga kini, S yang masih dirawat di RSUD dr. Soetomo Surabaya belum mengetahui keadaannya.
"Belum, belum kami kasih tahu," cetus dia.
Baca juga: Olah TKP Perosotan Ambrol di Kenjeran Park, Labfor Polda Jatim Bawa Potongan Fiber, Besi dan Baut
AMS mengaku dalam peristiwa ambrolnya perosotan tersebut, tiga anaknya menjadi korban dan harus mendapatkan perawatan di RSUD dr. Soetomo.
Dari tiga anaknya itu, Z putra bungsunya yang masih duduk di Sekolah Dasar sudah diizinkan pulang oleh pihak rumah sakit.
Kondisi Z sudah stabil namun tangannya patah, sedangkan SA dikabarkan oleh dokter kaki kirinya juga patah.
"SA untuk menggerakan kakinya harus butuh alat bantu," terang dia.
Melihat situasi dan kondisi anaknya, AMS mengaku telah memberi tahu pihak manajemen Kenpark.
Baca juga: Olah TKP Perosotan Ambrol di Kenjeran Park, Labfor Polda Jatim Bawa Potongan Fiber, Besi dan Baut
Sementara itu, Direktur RSUD dr. Soetomo Surabaya, dr Joni Wahyudi mengaku bahwa dari delapan pasien yang menjadi korban perosotan ambrol, diketahui ada satu orang yang mengalami cacat permanen.
"Iya betul," katanya singkat.
Sedangkan secara terpisah, Lurah Kali Kedinding Anggo Himawan mengatakan bahwa dari tiga bersaudara yang menjadi korban insiden tersebut, satu di antaranya telah dipulangkan.
"Iya saudaranya yang laki-laki itu Z sudah pulang sejak Selasa," kata Anggo saat dikonfirmasi via telepon selulernya.
Baca juga: 16.862 Warga Jatim Berangkat Haji Tahun Ini, Khofifah Siapkan Fasilitas Vaksin Kedua dan Booster
Dua saudara Z masih berada di RSUD dr.Soetomo. "Tinggal dua kakaknya yang cewek masih di sana, kebetulan saya juga sudah jenguk juga," ucap dia.
Dijelaskan oleh Anggo bahwa dalam insiden tersebut tercatat ada lima warganya yang menajdi korban yaitu tiga anak bersaudara itu dan dua anak lainnya.
"Semuanya ada lima, baru tiga orang yang pulang, yaitu Z dan N yang dirawat di RSUD Dr. Seotomo, sama R yang dirawat di RSUD dr. Soewandi," papar dia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.