Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Satgas Penyakit Sapi Dibentuk di Lumajang untuk Tangani Wabah Penyakit Mulut dan Kaki

Kompas.com - 09/05/2022, 19:31 WIB
Miftahul Huda,
Andi Hartik

Tim Redaksi

LUMAJANG, KOMPAS.com - Pemerintah daerah di Lumajang, Jawa Timur, membentuk satuan tugas (Satgas) untuk mengatasi wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada sapi. Satgas itu terdiri dari pihak kepolisian dan Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Lumajang.

Diketahui, di Lumajang, tepatnya di Desa Nguter, Kecamatan Pasirian, terdapat 150 sapi yang terindikasi mengidap penyakit menular tersebut.

Kepala Kepolisian Resor Lumajang AKBP Dewa Putu Eka Darmawan mengatakan, satgas itu akan menangani keluhan warga di Lumajang yang mayoritas beternak sapi.

Baca juga: Ratusan Sapi di Lumajang Lumpuh, Kadis Pertanian: Manusia Bisa Jadi Perantara Penularan

"Saat ini kami bekerja sama dengan dinas terkait dalam hal ini Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Lumajang sesuai arahan dari Kapolda untuk membentuk satgas membantu warga masyarakat," kata Dewa di Lumajang, Senin (9/5/2022).

Dewa mengatakan, pendataan hewan mamalia yang terserang penyakit ini akan segera dituntaskan agar bisa segera ditangani oleh dinas terkait.

Tujuannya, jika sapi sudah sehat, nilai jualnya bisa lebih tinggi sehingga mampu memberikan manfaat ekonomi lebih tinggi terhadap masyarakat.

Baca juga: 150 Sapi di Lumajang Lumpuh Mendadak, Ini Curhat Peternak

"Kita akan melakukan pendataan bersama dengan seluruh jajaran Polsek, camat dan kepala desa, informasinya di kecamatan lain sudah ada nanti kita data dulu," tambahnya.

Dewa menambahkan bahwa konsolidasi antara Polres dan dinas terkait telah dilakukan untuk menangani pagebluk yang terjadi. Sosialisasi tentang perawatan sapi dan kandangnya, kata Dewa, akan mulai gencar dilakukan untuk memutus angka penyebaran penyakit itu.

"Yang jelas Dinas Pertanian akan melakukan konsolidasi dengan menyampaikan perawatan terhadap sapi yang beberapa hari tidak bisa berdiri, lemas sambil menunggu uji sampel labnya," tuturnya.

Namun, sampai hari ini, Dewa mengaku belum bisa memberikan data awal terkait jumlah sapi yang telah terjangkit lantaran proses pendataan masih berlangsung.

Selain itu, hasil uji lab terhadap air liur dan darah yang dikirimkan ke Surabaya juga belum diterimanya sehingga Dewa belum bisa memberikan informasi penyebab dari lumpuhnya sapi di Desa Nguter.

"Nanti kalau sudah ada data lengkapnya baru bisa kami rilis atau nanti pak Bupati yang akan menyampaikan karena satgas baru dibentuk tadi pagi," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

3 Bocah Terseret Ombak di Pantai Damas Trenggalek, 1 Tewas

3 Bocah Terseret Ombak di Pantai Damas Trenggalek, 1 Tewas

Surabaya
PKB dan Gerindra Jalin Koalisi Usung Sosok Kades pada Pilkada Jombang

PKB dan Gerindra Jalin Koalisi Usung Sosok Kades pada Pilkada Jombang

Surabaya
2 Bulan Belanja Masalah, AHY Mengaku Banyak Dapati Mafia Tanah

2 Bulan Belanja Masalah, AHY Mengaku Banyak Dapati Mafia Tanah

Surabaya
Korupsi Dana Desa Rp 360 Juta, Kades di Mojokerto Ditangkap Polisi

Korupsi Dana Desa Rp 360 Juta, Kades di Mojokerto Ditangkap Polisi

Surabaya
Pasutri di Lumajang Tewas Terseret Banjir Lahar Gunung Semeru

Pasutri di Lumajang Tewas Terseret Banjir Lahar Gunung Semeru

Surabaya
Polisi Tangkap 3 Pria Pembuat Sabu Skala Rumahan di Pasuruan

Polisi Tangkap 3 Pria Pembuat Sabu Skala Rumahan di Pasuruan

Surabaya
Libur Lebaran 2024, Kunjungan Wisata ke Gunung Bromo Naik 100 Persen

Libur Lebaran 2024, Kunjungan Wisata ke Gunung Bromo Naik 100 Persen

Surabaya
Jembatan yang Rusak akibat Banjir Lahar Semeru Jadi 10 Unit

Jembatan yang Rusak akibat Banjir Lahar Semeru Jadi 10 Unit

Surabaya
Gara-gara Dicerai Sepihak, TKW Asal Madiun Rusak Rumah Hasil Menabung Selama 9 Tahun

Gara-gara Dicerai Sepihak, TKW Asal Madiun Rusak Rumah Hasil Menabung Selama 9 Tahun

Surabaya
Ayah dan Anak Tenggelam di Sungai Sidoarjo-Gresik Belum Ditemukan, Proses Pencarian Diperluas

Ayah dan Anak Tenggelam di Sungai Sidoarjo-Gresik Belum Ditemukan, Proses Pencarian Diperluas

Surabaya
Pemkab Lumajang Tetapkan Status Tanggap Darurat Bencana Lahar Dingin Semeru

Pemkab Lumajang Tetapkan Status Tanggap Darurat Bencana Lahar Dingin Semeru

Surabaya
Paman di Pamekasan Tega Cabuli Keponakannya di Kantor Kelurahan

Paman di Pamekasan Tega Cabuli Keponakannya di Kantor Kelurahan

Surabaya
Alasan Sakit, Bupati Sidoarjo Mangkir Panggilan Pemeriksaan KPK

Alasan Sakit, Bupati Sidoarjo Mangkir Panggilan Pemeriksaan KPK

Surabaya
Polisi Periksa CCTV di Sekitar Lapangan Basket Alun Alun Magetan, Isa Bajaj Minta Pelaku Kekerasan terhadap Anaknya Bertanggung Jawab

Polisi Periksa CCTV di Sekitar Lapangan Basket Alun Alun Magetan, Isa Bajaj Minta Pelaku Kekerasan terhadap Anaknya Bertanggung Jawab

Surabaya
Sengketa Pilpres 2024, Khofifah Yakin MK Menangkan Prabowo-Gibran

Sengketa Pilpres 2024, Khofifah Yakin MK Menangkan Prabowo-Gibran

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com