Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bayi 2 Bulan dan Bocah 7 Tahun di Sumbar dan Jatim Meninggal Diduga Hepatitis Akut, Gejalanya Sama

Kompas.com - 09/05/2022, 17:40 WIB
David Oliver Purba

Editor

KOMPAS.com - Bayi dua bulan dan bocah tujuh tahun meninggal diduga terjangkit hepatitis akut.

Dua bayi berusia dua bulan dan bocah tujuh tahun itu masing-masing berasal dari Kabupaten Solok, Sumatera Barat dan Tulungagung, Jawa Timur.

Bayi 2 bulan di Solok meninggal

Bayi berumur dua bulan asal Kabupaten Solok, Sumatera Barat, meninggal setelah sebelumnya sempat dirawat dari puskesmas ke RS Hermina Padang.

Baca juga: Bayi 2 Bulan di Sumbar Meninggal Diduga karena Hepatitis Misterius

Bayi tersebut meninggal pada 2 Mei 2022.

Baca juga: Bocah 7 Tahun yang Meninggal Diduga Hepatitis Akut Sempat Lebaran ke Luar Kota, Dibawa ke RS dalam Kondisi Nyaris Koma

"Gejalanya mirip dengan hepatitis misterius itu. Dia seperti hepatitis A, tapi ternyata tidak cocok pemeriksaan laboratoriumnya dengan hepatitis A sehingga kita menyebutnya sebagai hepatitis unknown etiology,” kata Kepala Dinas Kesehatan Sumbar Lila Yanwar kepada wartawan di Gubernuran Sumbar, Senin (9/5/2022).

Lila menjelaskan, kasus tersebut masih dalam status suspek karena membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut.

"Ini kasus suspek, ya, baru diduga. Ada pemeriksaan lain yang harus dilakukan, tapi anaknya keburu meninggal. Dan pemeriksaan itu, baru kita dapat dari Ikatan Dokter Anak Indonesia, baru beberapa hari lalu,” kata Lila.

Gejala

Menurut Lila, gejala hepatitis yang dialami bayi tersebut yaitu penyakit kuning, demam, gangguan pencernaan, diare, dan berakhir dengan pendarahan saluran cerna, lalu gangguan hati yang terjadi dalam waktu yang cepat.

 

Petugas telah melakukan penelusuran status kesehatan anak tersebut mulai dari riwayat perjalanan hingga kondisi rumah.

Antisipasi

Sebagai langkah antisipasi, petugas kesehatan Sumbar sudah memberikan imbauan kepada dinas kesehatan kabupaten dan kota serta rumah sakit agar segera melaporkan jika ditemukan kasus serupa.

Kasus di Tulungagung

Peristiwa serupa juga terjadi di Tulungagung, Jawa Timur, di mana bocah perempuan berusia 7 tahun, meninggal dunia diduga terserang virus hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya.

Korban meninggal dunia setelah menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Iskak Tulungagung pada Jumat (6/5/2022).

Menurut pihak RSUD dr Iskak, anak tersebut diterima pada Jumat pagi dengan kondisi sudah memburuk dan tidak sadarkan diri.

Hingga akhirnya pada Jumat (9/5/2022) sore, pasien meninggal dunia.

“Ketika diterima di Rumah Sakit (RSUD dr Iskak), kondisi buruk, mendekati koma,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Tulungagung, dokter Kasil Rokhmat, di sela kegiatan halalbihalal di Puskesmas Sumbergempol Tulungagung, Senin (9/5/2022).

Gejala

Sebelum dirujuk ke rumah sakit, bocah tujuh tahun itu menderita sakit beberapa hari, dengan gejala menyerupai serangan virus hepatitis.

Tubuh korban menguning, mual, disertai diare, dan demam.

“Pasien memiliki tanda kekuningan pada kulit, mata yang mengindikasikan hepatitis,” ujar  Kasil.

Setelah mengetahui gejala yang dimiliki korban, tim dari dinas kesehatan melakukan tracing yang menyasar tetangga sekitar, keluarga, serta kontak erat korban.

Dari hasil tracing tersebut, ditemukan tanda sakit demam pada adik korban. Namun, setelah dilakukan perawatan dan pemeriksaan, hasilnya negatif.

Dari hasil penelusuran tim dari Dinas Kesehatan Tulungagung, juga diketahui bahwa korban sempat melakukan perjalanan ke luar kota.

Hari pertama Hari Raya Idul Fitri yakni Senin (2/5/2022), korban merayakan Lebaran bersama keluarganya.

Selanjutnya korban merasa mual, muntah, sakit perut, dan demam. Mengetahui anaknya sakit, orangtua memberinya obat penurun panas.

“Pasien sakit selama lima hari, pas Lebaran pertama korban mengalami sakit dan dikasih parasetamol,” ujar Kasil.

Karena merasa kondisi membaik, korban diajak berlebaran keluar kota, dan setibanya di rumah, korban kembali sakit.

Korban dibawa berobat ke spesialis dokter anak di Tulungagung. Selanjutnya muntahnya berkurang, tetapi korban mengalami gelisah.

Bocah tersebut lalu dibawa berobat ke salah satu rumah sakit swasta di Tulungagung, hingga akhirnya dirujuk ke RSUD dr Iskak Tulungagung.

Ketika diterima di RSUD dr Iskak, kondisi korban memburuk.

Kasil menjelaskan, yang biasa terdeteksi adalah virus hepatitis pada umumnya atau yang kerap disebut penyakit kuning.

Virus hepatitis tersebut bisa menyerang anak-anak maupun dewasa.

Namun, berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium sementara, tidak ditemukan jenis virus hepatitis yang menyerang pasien tersebut.

Guna mengetahui secara pasti, pihak Dinas Kesehatan Tulungagung telah mengirim sampel berupa darah dan feses korban ke Surabaya untuk dilakukan uji laboratorium.

Tanda hepatitis

Dia mengimbau masyarakat agar waspada dan segera membawa anggota keluarga ke rumah sakit apabila ditemukan gejala yang identik dengan hepatitis.

Adapun tanda-tanda hepatitis pada anak yang harus diperhatikan adalah mual, muntah, dan disertai diare.

Selain itu, tinja berwarna pekat, bagian kulit dan mata berwarna kuning, serta urine berwarna pekat. (Penulis Kontributor Padang Perdana Putra, Kontributor Trenggalek Slamet Widodo| Editor Khairina, Pythag Kurniati)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ledakan Petasan di Bangkalan Terdengar Keras, Warga: Dikira Bom

Ledakan Petasan di Bangkalan Terdengar Keras, Warga: Dikira Bom

Surabaya
Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Surabaya
Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Surabaya
Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Surabaya
Ledakan Petasan di Bangkalan Terdengar hingga Radius 2 Kilometer

Ledakan Petasan di Bangkalan Terdengar hingga Radius 2 Kilometer

Surabaya
Rumah Ambruk di Bangkalan Akibat Petasan Meledak, 1 Orang Meninggal dan 2 Kritis

Rumah Ambruk di Bangkalan Akibat Petasan Meledak, 1 Orang Meninggal dan 2 Kritis

Surabaya
Arus Balik di Pelabuhan Jangkar Situbondo Didominasi Kalangan Santri

Arus Balik di Pelabuhan Jangkar Situbondo Didominasi Kalangan Santri

Surabaya
3 Bocah Terseret Ombak di Pantai Damas Trenggalek, 1 Tewas

3 Bocah Terseret Ombak di Pantai Damas Trenggalek, 1 Tewas

Surabaya
PKB dan Gerindra Jalin Koalisi Usung Sosok Kades pada Pilkada Jombang

PKB dan Gerindra Jalin Koalisi Usung Sosok Kades pada Pilkada Jombang

Surabaya
2 Bulan Belanja Masalah, AHY Mengaku Banyak Dapati Mafia Tanah

2 Bulan Belanja Masalah, AHY Mengaku Banyak Dapati Mafia Tanah

Surabaya
Korupsi Dana Desa Rp 360 Juta, Kades di Mojokerto Ditangkap Polisi

Korupsi Dana Desa Rp 360 Juta, Kades di Mojokerto Ditangkap Polisi

Surabaya
Pasutri di Lumajang Tewas Terseret Banjir Lahar Gunung Semeru

Pasutri di Lumajang Tewas Terseret Banjir Lahar Gunung Semeru

Surabaya
Polisi Tangkap 3 Pria Pembuat Sabu Skala Rumahan di Pasuruan

Polisi Tangkap 3 Pria Pembuat Sabu Skala Rumahan di Pasuruan

Surabaya
Libur Lebaran 2024, Kunjungan Wisata ke Gunung Bromo Naik 100 Persen

Libur Lebaran 2024, Kunjungan Wisata ke Gunung Bromo Naik 100 Persen

Surabaya
Jembatan yang Rusak akibat Banjir Lahar Semeru Jadi 10 Unit

Jembatan yang Rusak akibat Banjir Lahar Semeru Jadi 10 Unit

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com