SURABAYA, KOMPAS.com - Kasus suspect jaundice (kuning) akut yang bisa jadi berkorelasi dengan hepatitis akut, ditemukan di Jawa Timur.
Tercatat ada 114 kasus suspect jaundice akut yang ditemukan di 18 kota/kabupaten di Jawa Timur.
Baca juga: Waspadai Hepatitis Akut, 114 Orang di Jatim Suspect Jaundice Akut, Ini Imbauan Dinkes
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur Erwin Astha Triyono mengatakan masyarakat harus menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), terutama anak-anak.
Selain itu, ada beberapa tempat yang sebaiknya dihindari untuk mencegah penularan.
"Untuk sementara agar tidak berenang dulu di kolam renang umum, tidak bermain di playground, serta hindari menyentuh hand railing, knop pintu, dinding yang sering dipegang orang," ucap Erwin di Surabaya, Kamis (5/5/2022).
Baca juga: Antisipasi Penyebaran Hepatitis Akut, Ini Upaya Dinkes Surabaya
Dia juga mengimbau agar masyarakat memastikan makanan dalam keadaan bersih dan matang penuh saat dikonsumsi.
Selain itu, masyarakat diminta selalu menggunakan alat makan sendiri.
Kemudian memakai masker, menjaga jarak, serta menghindari kontak dengan orang sakit.
"Untuk mencegah dan mengendalikan penularan hepatitis akut yang tidak diketahui penyebabnya di Jawa Timur, kami mengimbau masyarakat untuk lebih berhati-hati namun tetap tenang," kata Erwin.
Baca juga: Prakiraan Cuaca di Surabaya Hari Ini, 6 Mei 2022 : Pagi hingga Malam Cerah Berawan
Sebagai bentuk pencegahan, Erwin juga meminta masyarakat mewaspadai gejala dari penyakit ini.
Gejala klinisnya antara lain peningkatan enzim hati, sindrom hepatitis akut, dan gejala gastrointestinal (nyeri abdomen, diare dan muntah-muntah).
"Sebagian besar kasus tidak ditemukan adanya gejala demam," kata dia.
Jika merasakan gejala tersebut, maka dapat memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat agar segera bisa dilakukan observasi dan tindakan.
Baca juga: Tiket Kereta Api Arus Balik Lebaran di Daop 8 Surabaya Terjual 70 Persen
Untuk mengendalikan penyebaran hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya ini, Dinkes Jatim telah melakukan koordinasi dengan kabupaten/kota dan jejaring Dinas Kesehatan, rumah sakit dan puskesmas serta membangun dan memperkuat jejaring kerja surveilans dengan lintas program dan lintas sektor (info IDAI dan PPHI, Patelki/Lab, dll).
"Dinkes Jatim juga terus memantau dan melaporkan kasus suspect hepatitis akut di SKDR, dengan gejala yang ditandai dengan kulit dan sklera berwarna ikterik atau kuning dan urin berwarna gelap yang timbul secara mendadak," tutur dia.
Baca juga: Alun-alun Surabaya dan 39 Taman Dibuka Selama Libur Lebaran
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya Nanik Sukristina mengatakan, sampai saat ini di Kota Surabaya belum ada laporan terkait penemuan kasus hepatitis akut.
Meski begitu, sejak tanggal 28 April 2022, melalui surat edaran, pihaknya telah meminta setiap fasilitas pelayanan kesehatan (Fasyankes) meningkatkan upaya dan kesiapsiagaan mewaspadai potensi kasus tersebut.
"Surat Edaran itu menindaklanjuti SE Kemenkes RI No HK 02/C/2515/2022 tentang Kewaspadaan terhadap Penemuan Kasus Hepatitis Akut yang Tidak Diketahui Etiologinya pada tanggal 27 April 2022," kata Nanik saat dihubungi, Kamis (5/5/2022).
Dinkes Surabaya meminta setiap rumah sakit melakukan pengamatan semua kasus sindrom jaundice (kuning) akut yang bisa jadi berkorelasi dengan hepatitis akut, dan menangani sesuai SOP serta pemeriksaan laboratorium.
"Kemudian, melakukan Hospital Record Review (HRR) terhadap hepatitis akut yang tidak diketahui etiologinya sejak tanggal 1 Januari 2022 dan melaporkan segera jika ada penemuan kasus potensial sesuai indikasi kasus tersebut," jelas Nanik.
Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Surabaya, Ghinan Salman | Editor: Pythag Kurniati)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.