Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Reog Kalah dari Jamu dalam Usulan ke UNESCO, Bupati Ponorogo Ajukan Nota Protes ke Nadiem

Kompas.com - 12/04/2022, 19:30 WIB
Muhlis Al Alawi,
Priska Sari Pratiwi

Tim Redaksi

PONOROGO, KOMPAS.com,- Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko mengajukan nota protes keberatan kepada Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Makarim pada Senin (11/4/2022) setelah Reog Ponorogo kalah dengan jamu dalam pengusulan warisan budaya tak benda ke UNESCO.

“Kami sudah ajukan nota protes kepada Mas Menteri Nadiem Makarim kemarin. Nota itu berisi keberatan (reog kalah dengan jamu). Nota protes tertulis itu kami kirim melalui surat,” ujar Sugiri saat dihubungi Kompas.com, Selasa (12/4/2022) sore.

Pria yang akrab disapa Kang Giri itu menuturkan, beberapa poin nota protes itu di antaranya agar Kemendikbudristek transparan terkait hasil penilaian yang menjadi rujukan mengambil keputusan.

Baca juga: Seniman Reog Ponorogo Protes Klaim Malaysia: Pak Jokowi, Jangan Hanya Diam

“Mas Menteri Nadiem harus transparan mengambil keputusan termasuk mengedepankan hasil penilaian tim penilai yang menjadi rujukan mengambil keputusan,” kata Kang Giri.

Selain itu, keputusan yang diambil tidak boleh keluar dari koridor arahan Intangible Cultural Heritage (ICH) UNESCO.

Sesuai arahan ICH UNESCO, usulan yang menjadi prioritas adalah kesenian yang terancam punah.

Sementara untuk kelengkapan mengenai sejarah reog, ia menyatakan sudah melengkapinya. Bahkan sejak akhir Maret lalu dokumen dan video sudah dikirim ke Kemendikbudristek.

“Kalau kami yang diajukan (diprioritaskan) biasanya ada asistensi terkait apa saja yang harus dilengkapi. Untuk langkah awal sudah kami serahkan ke Kemendikbudristek dan Direktorat Perlindungan Budaya,” tuturnya.

Baca juga: Kekecewaan Bupati Ponorogo pada Menteri Nadiem soal Reog Ponorogo dan Klaim Malaysia

Kang Giri mengaku bersemangat lantaran nota protes yang disampaikan juga didukung seluruh komunitas seniman reog yang ada di seluruh nusantara dan luar negeri.

Dengan demikian, hal itu semestinya membuat Nadiem berpikir kembali agar kesenian reog menjadi prioritas utama diajukan sebagai warisan budaya tak benda ke UNESCO.

“Dengan nota protes dan pergerakan komunitas reog seluruh Indonesia ini saya pikir cukup membuat Mas Menteri Nadiem mengkaji dan berpikir jernih. Masa sih usulan rakyat kecil yang komunal dan adiluhung dikalahkan korporasi,” jelas Kang Giri.

Menurutnya, jamu saat ini kondisinya sudah mapan. Untuk itu, diakui atau tidak oleh UNESCO tidak akan mengurangi eksistensi jamu di Indonesia.

Baca juga: Asal-usul Reog Ponorogo yang Diklaim Malaysia, Ada sejak Masa Kerajaan Majapahit

Sebelumnya, Bupati Ponorogo mengaku kecewa karena Nadiem tak mengusulkan reog Ponorogo sebagai wisata budaya tak benda ke UNESCO.

“Kami kaget dengan keputusan Mendikbudristek, Nadiem Makarim yang secara nyata lebih memilih jamu dibandingkan dengan memilih kesenian adiluhung reog Ponorogo untuk diusulkan ke dalam daftar ICH UNESCO. Ini bukti bahwa pemerintah abai terhadap pelestarian dan pemajuan kebudayaan asli rakyat Indonesia,” ujarnya pada Jumat (8/4/2022). 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

DPC PDI-P Jember Buka Pendaftaran Bacabup Bacawabup Pilkada 2024

DPC PDI-P Jember Buka Pendaftaran Bacabup Bacawabup Pilkada 2024

Surabaya
3 Dusun di Lumajang Terisolasi Imbas Jembatan Putus akibat Banjir Lahar Semeru

3 Dusun di Lumajang Terisolasi Imbas Jembatan Putus akibat Banjir Lahar Semeru

Surabaya
UPDATE Banjir dan Longsor Lumajang, 3 Meninggal dan 17 Jembatan Rusak

UPDATE Banjir dan Longsor Lumajang, 3 Meninggal dan 17 Jembatan Rusak

Surabaya
Petasan Meledak Jelang Pernikahan di Bangkalan, Calon Pengantin Kritis

Petasan Meledak Jelang Pernikahan di Bangkalan, Calon Pengantin Kritis

Surabaya
Ledakan Petasan di Bangkalan Terdengar Keras, Warga: Dikira Bom

Ledakan Petasan di Bangkalan Terdengar Keras, Warga: Dikira Bom

Surabaya
Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Surabaya
Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Surabaya
Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Surabaya
Ledakan Petasan di Bangkalan Terdengar hingga Radius 2 Kilometer

Ledakan Petasan di Bangkalan Terdengar hingga Radius 2 Kilometer

Surabaya
Rumah Ambruk di Bangkalan Akibat Petasan Meledak, 1 Orang Meninggal dan 2 Kritis

Rumah Ambruk di Bangkalan Akibat Petasan Meledak, 1 Orang Meninggal dan 2 Kritis

Surabaya
Arus Balik di Pelabuhan Jangkar Situbondo Didominasi Kalangan Santri

Arus Balik di Pelabuhan Jangkar Situbondo Didominasi Kalangan Santri

Surabaya
3 Bocah Terseret Ombak di Pantai Damas Trenggalek, 1 Tewas

3 Bocah Terseret Ombak di Pantai Damas Trenggalek, 1 Tewas

Surabaya
PKB dan Gerindra Jalin Koalisi Usung Sosok Kades pada Pilkada Jombang

PKB dan Gerindra Jalin Koalisi Usung Sosok Kades pada Pilkada Jombang

Surabaya
2 Bulan Belanja Masalah, AHY Mengaku Banyak Dapati Mafia Tanah

2 Bulan Belanja Masalah, AHY Mengaku Banyak Dapati Mafia Tanah

Surabaya
Korupsi Dana Desa Rp 360 Juta, Kades di Mojokerto Ditangkap Polisi

Korupsi Dana Desa Rp 360 Juta, Kades di Mojokerto Ditangkap Polisi

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com