MAGETAN , KOMPAS.com – Presiden reog Kabupaten Magetan Budiono meminta seluruh seniman reog di Indonesia hingga internasional menghormati Kabupaten Ponorogo sebagai kota kelahiran reog.
Budono mengajak seluruh seniman melihat kembali sejarah yang menyertai reog. Menurutnya, reog tak bisa dipisahkan dengan Kabupaten Ponorogo.
Baca juga: Seniman Reog Ponorogo Protes Klaim Malaysia: Pak Jokowi, Jangan Hanya Diam
“Sejarah reog tidak lepas dari kaitannya dengan Ponorogo sebagai tempat lahirnya. Mari kita menghormati Ponorogo sebagai kota kelahiran reog,” kata Budiono saat ditemui di rumahnya, Senin (11/4/2022).
Budiono telah lebih dari 10 tahun memberikan les gratis bagi remaja di Kabupaten Magetan yang ingin mempelajari soal reog. Ia mengakui, reog tak hanya ada di Indonesia, tetapi juga berkembang di negara lain.
Reog, kata dia, juga berkembang di Malaysia, yang belakangan ingin mengajukan reog sebagai warisan budaya tak benda ke UNESCO.
“Mau dikembangkan di mana saja monggo, tetapi mari kita lihat sejarah lahirnya reog tersebut. Adanya reog di sejumlah negara karena dibawa oleh warga Indonesia,” imbuhnya.
Budiono mengatakan, seluruh bagian pemain reog tak lepas dari sejarah Kelana Sewandono. Kelana yang merupakan Raja Bantarangin harus mempersembahkan kesenian yang belum pernah ada sebagai syarat melamar putri kerajaan di Kediri, Dewi Sanggalangit.
Kelana harus mengalahkan Singo Barong dengan pecut saman. Sebelumnya, Singo Barong telah mengalahkan pasukan berkuda sang mahapatih dari Bantarangin.
“Semua unsur yang ada di reog itu kan rangkaian sebuah cerita yang membuat reog itu ada,” ucapnya.
Pentas sebagai bentuk protes
Untuk memprotes upaya Malaysia mengajukan reog sebagai warisan budaya tak benda ke UNESCO, Budiono dan ratusan seniman reog di Magetan akan menggelar pentas.
Protes melalui pertunjukan seni menurutnya harus direspons oleh Pemerintah Indonesia dengan upaya mengusulkan reog sebagai warisan budaya tak benda ke UNESCO.
“Kita mendesak pemerintah untuk mengusulkan, bukan oleh negara lain,” pungkasnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.