Kini, proses pembangunan rumahnya tersebut sudah berjalan sekitar 50 persen. Tampak fondasi rumah sudah berdiri, tapi masih berupa batu bata.
Mujiati menyebutkan, pembangunan rumah itu dikerjakan sendiri oleh anaknya setiap hari, sepulang dari kerja sebagai buruh tani.
"Iya, dikerjakan sendiri oleh anak saya, dicicil sedikit demi sedikit, setiap hari. Agar bisa menghemat biaya," pungkasnya.
Baca juga: Penjual Takut Rugi, Kawasan Kayutangan Heritage Malang Batal Jadi Pasar Takjil
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang, Sadono Irawan membenarkan bahwa dana stimulan perbaikan rumah memang belum turun.
"Januari lalu sudah dibahas petunjuk teknisnya, dan kini sekitar 1.020 rumah rusak berat akibat gempa bumi posisinya berada di sekretaris utama BNPB dan memasuki proses verifikasi APIP (Aparat Pengawasan Intern Pemerintah)," ungkapnya saat ditemui, Senin (11/4/2022).
Kemudian, sekitar 10 hari lalu, Sadono menyebutkan, BPBD Kabupaten Malang mengirimkan proposal kedua untuk rumah yang rusak ringan dan sedang.
Sebab, perlu adanya proses verifikasi ulang lantaran diketahui terdapat warga sudah membangun secara swadaya.
Baca juga: Melihat Tradisi Khataman Kitab Kuning di Ponpes Raudlatul Ulum Malang Selama Ramadhan
"Kondisi ini menjadi pertimbangan lagi. Rencana awal yang diberikan dalam bentuk banguan berubah menjadi bantuan tunai, dan mayoritas dari korban menghendaki tunai. Saat ini kami menunggu jawaban dari BNPB," tuturnya.
Proses pencairan dana stimulan di Kabupaten Malang, menurut Sadono, memang lebih lambat, karena jumlah warga terdampak gempa bumi yang rumahnya mengalami kerusakan di Kabupaten Malang lebih banyak dibanding kabupaten/kota lain.
Hal itu menjadi kendala tersendiri sehingga membuat proses verifikasi lama. Ditambah dengan banyaknya masalah ketidaksesuaian data administrasi kependudukan.
"Jumlah kerusakan rumah di Blitar hanya seribuan dan kita ada 8.900 lebih terverifikasi," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.