KOMPAS.com - Seniman Reog Ponorogo tengah dilanda waswas.
Pasalnya, pemerintah Malaysia hendak mendaftarkan kesenian tersebut sebagai warisan budaya takbenda (WBTB) ke Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa atau UNESCO.
Salah satu seniman Reog Ponorogo, Heru Purnomo, menumpahkan keluh kesahnya.
Di tengah jeritan seniman yang sulit pentas di masa pandemi Covid-19, kabar soal kesenian Reog yang hendak diklaim Malaysia membuat para penggiat seni Reog khawatir.
“Kami selama pandemi Covid-19 merasakan betul kesulitan itu. Para seniman menjerit karena kesulitan melakukan pentas," ujarnya, Jumat (8/4/2022).
Baca juga: Bupati Kaget Nadiem Makarim Pilih Usulkan Jamu Dibandingkan Reog Ponorogo ke UNESCO
Heru mengaku merasa kaget dengan sikap Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim yang lebih memilih jamu ketimbang Reog Ponorogo untuk didaftarkan sebagai WBTB ke UNESCO.
“Kami terus terang kaget dengan keputusan Mendikbudristek yang mengabaikan suara wong cilik,” ucapnya.
Oleh karena itu, Heru meminta agar Nadiem merevisi keputusan tersebut.
"Negara tidak hadir untuk rakyat. Kami minta Menteri merevisi keputusannya dan mengusulkan Reog ke UNESCO sebagai bukti keberpihakan pada wong cilik," ungkapnya.
Menurut Heru, jika Reog Ponorogo masuk ke daftar Intangible Cultural Heritage (ICH) UNESCO, diharapkan akan mendapat pengakuan dunia.
Hal tersebut, kata Heru, diharapkan mampu memulihkan sektor pariwisata di Indonesia yang sempat terdampak pandemi Covid-19.
Baca juga: Kesenian Adiluhung Reog Ponorogo Dikalahkan oleh Jamu
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.