Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat Tradisi Khataman Kitab Kuning di Ponpes Raudlatul Ulum Malang Selama Ramadhan

Kompas.com - 10/04/2022, 10:22 WIB
Imron Hakiki,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

 

Sementara itu, salah satu Dewan Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatul Ulum I, KH Nasihuddin Khozin menyampaikan, Pondok Pesantren Raudlatul Ulum I itu mempunyai sejarah panjang, hingga diminati santri dari berbagai daerah.

Pondok Pesantren itu pertama kali didirikan seorang kiai yang berasal dari Kabupaten Sampang, Jawa Timur, KH Yahya Sabrowi pada 1959.

Namun, jauh sebelum tahun tersebut, tepatnya sebelum masa kemerdekaan, KH Yahya Sabrowi telah menggagas kegiatan pendidikan agama tersebut bagi warga sekitar.

"Gagasan itu dimulainya dengan mengajar pemuda-pemuda di kawasan Desa Ganjaran ini," tuturnya.

Pada 1948, Yahya Sabrawi merintis lembaga pendidikan berbasis pondok pesantren yang dinamakan Raudlatul Ulum.

"Namun, ketika terjadi agresi militer, tokoh-tokoh, KH Yahya Sabrawi sempat mengungsi ke Madura selama dua tahun. Setelah memasuki tahun ketiga beliau pulang ke Malang dan mulai mempersiapkan rencana mendirikan lembaga pendidikan agama lagi," kata Nasihuddin saat ditemui, Kamis (7/4/2022).

Selama kembali ke Malang, KH Yahya Sabrawi tetap bertekad untuk mendirikan pondok pesantren, meski dengan kemampuan finansial dan fasilitas ala kadarnya.

"Baru pada 1959, mulailah dibangun bangunan-bangunan gubuk-gubuk sebagai tempat tinggal santri. Tahun itulah kemudian dijadikan penanda berdirinya Pondok Pesantren Raudlatul Ulum I," terangnya.

Baca juga: Sejuknya Suasana Ramadhan di Ponpes Darun Najah, Mengaji hingga Tradisi Mayoran

Memasuki 1970-an, Pondok Raudhatul Ulum I mulai membangun pendidikan formal yang mula-mula dari jenjang tsanawiyah, aliyah, lalu ibtidaiyah.

"Gagasan pendidikan formal di pesantren ini merupakan yang pertama dibanding pondok pesantren lain di Kabupaten Malang. Hingga akhirnya, seiring berjalannya waktu beliau juga mendirikan perguruan tinggi," terangnya.

Seiring berjalannya waktu, keberadaan Pondok Pesantren Raudlatul Ulum I tersiar ke berbagai daerah melalui santri dan alumninya. Hingga, jumlah santri yang belajar agama ke sana pun lambat laun semakin banyak.

Kini, Pondok Pesantren Raudlatul Ulum sudah memiliki cabang berjumlah enam lembaga di Desa Ganjaran, Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang, Jawa Timur.

"Cabang-cabang itu semuanya dikelola oleh saudara kandung dan saudara ipar KH Yahya Sabrawi," ujarnya.

Salah satu ikon yang masih tersisa di Pondok Pesantren Raudlatul Ulum I itu, yakni bangunan kamar tempat tinggal santri tidak mengalami perubahan sejak dulu.

"Jumlah kamar tetap sama sebanyak 54 kamar. Saat ini, kami sedang proses pembangunan menambah kamar santri," jelasnya.

Santri jebolan pondok pesantren banyak yang menjadi tokoh di berbagai bidang. Salah satu tokoh alumni pondok pesantren itu yaitu Bupati Malang, HM Sanusi.

"Selain itu, banyak juga alumni yang menjadi tokoh agama di daerah masing-masing. Bahkan ada juga yang berhasil mendirikan Pondok Pesantren dengan nama yang sama, yakni Raudlatul Ulum," jelas Nasihuddin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sambil Gemetar, Siti Ceritakan Detik-detik Warungnya Ditabrak Truk di Malang

Sambil Gemetar, Siti Ceritakan Detik-detik Warungnya Ditabrak Truk di Malang

Surabaya
Suster yang Menganiaya Anak Selebgram Malang Ditangkap

Suster yang Menganiaya Anak Selebgram Malang Ditangkap

Surabaya
Perampok di Lamongan Sasar 2 Agen Perbankan dalam 2 Hari, Pelaku Diduga Sama

Perampok di Lamongan Sasar 2 Agen Perbankan dalam 2 Hari, Pelaku Diduga Sama

Surabaya
Oknum Perwira Polisi di Banyuwangi Positif Narkoba, Jabatannya Dicopot

Oknum Perwira Polisi di Banyuwangi Positif Narkoba, Jabatannya Dicopot

Surabaya
Pelabuhan Tanjungwangi Banyuwangi Mulai Dipadati Pemudik asal Madura

Pelabuhan Tanjungwangi Banyuwangi Mulai Dipadati Pemudik asal Madura

Surabaya
Dinkes Kota Batu Temukan 2 Jajanan Takjil Diduga Mengandung Boraks

Dinkes Kota Batu Temukan 2 Jajanan Takjil Diduga Mengandung Boraks

Surabaya
Truk Molen Oleng Tabrak Tiang dan 3 Motor di Kota Malang

Truk Molen Oleng Tabrak Tiang dan 3 Motor di Kota Malang

Surabaya
Warga Jember Tewas Tertabrak Kereta di Pelintasan Tanpa Palang Pintu

Warga Jember Tewas Tertabrak Kereta di Pelintasan Tanpa Palang Pintu

Surabaya
978 Pekerja Jasa Transportasi di Kota Batu Terima Insentif Ramadhan Rp 600.000

978 Pekerja Jasa Transportasi di Kota Batu Terima Insentif Ramadhan Rp 600.000

Surabaya
Kasus DBD di Kabupaten Malang Meningkat Capai 905 Orang, 10 di Antaranya Meninggal

Kasus DBD di Kabupaten Malang Meningkat Capai 905 Orang, 10 di Antaranya Meninggal

Surabaya
Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Surabaya
Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Sedang

Surabaya
Bertengkar dengan Istri, Ayah di Situbondo Aniaya Balitanya

Bertengkar dengan Istri, Ayah di Situbondo Aniaya Balitanya

Surabaya
Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Surabaya
Perselingkuhan Istri Kades dengan Sekdes di Tuban yang Berujung Maut

Perselingkuhan Istri Kades dengan Sekdes di Tuban yang Berujung Maut

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com